20

26 3 0
                                    

All Of Me

Maaf kalau ndak banyak dialog atau ngebosenin😣, entar di part selanjutnya😂

Happy Reading
.
.
.
.

Kirana bukannya tak ada kerjaan datang ke kampus, berhubung memang dirinya sudah liburan ujian beberapa waktu lalu.

Ia hanya datang ke kampus, dan berada di perpustakaan layaknya patung yang tak kunjung membuka buku yang sudah tepat berada di depannya.

Dirinya masih tak bergeming, matanya terus menatap ponsel yang berada di atas meja,

Layarnya masih hitam dan tak ada tanda-tanda ingin berbunyi atau memang ponselnya tak berniat mengeluarkan bunyi seperti dering telepon masuk atau getaran ponsel karena ada pesan masuk.

Atau langsung intinya saja, ia sedang beragumen dengan pikiran dan perasaannya.

Gapura tak ada kabar sampai sekarang.

Kirana bahkan terlalu malu pada dirinya sendiri bahwa ia sedang mencari—maksudnya menanti—maksudnya merindukan—tunggu!

Rindu?!

Apapun itu, Gapura sampai sekarang tak memunculkan batang-hidungnya barang jejak kakinya saja tak pernah terlihat.

Masa bodoh apakah ia bisa melihat jejak kakinya yang memang tak terlihat.

Kirana mendengus kasar pada akhirnya, sudah cukup argumen barusan.

Tangannya langsung menyambar ponsel dan bersiap untuk mengetik pesan, tapi melemas setelahnya.

Mau jadi apa dia dengan mengirim pesan duluan kepada pria itu?

Pria yang belum sepenuhnya ia kenal.

Namun jarinya kembali bersiap untuk mengetik, tapi melemas kembali.

Ini menyusahkan.

Tanpa pikir panjang ia sudah mengetik pesan singkat, masa bodoh pria itu membaca atau tidak, atau mungkin langsung dihapus, atau mungkin Gapura akan tertawa sampai termehek-mehek karena dirinya mengirim pesan kepadanya dan mengakui bahwa Gapura adalah temannya.

Teman.

Jarinya berhenti mengetik pesan, lagi-lagi ragu hanya ingin menekan tombol send.

Haruskah dirinya yang mencari Gapura?

Untuk kali ini saja, biarkan pertahanan Kirana sebagai seorang perempuan yang anti terhadap cowok runtuh sedikit, mungkin sebagian, atau seluruhnya.

Tiba-tiba ia tersentak kaget ketika mendengar suara buku-buku yang berjatuhan di ujung rak buku sana, lalu merasa jarinya menekan sesuatu....

T.I.D.A.K

Seketika matanya melebar tak percaya dengan apa yang barusan ia tekan.

Pesan terkirim?!

Demi apapun itu Kirana ingin berteriak namun keadaan yang benar-benar tak memungkinkan, ia hanya menutup bibir dengan tangan kiri sambil menatap tak percaya.

Dan argumen kembali terjadi.

Bisa saja Gapura mematikan nada dering ponselnya, jadi pesannya tak akan dibaca.

Bisa saja Gapura tak membawa ponsel, tapi setelah pulang dari kerjanya ia pasti melihat dan membaca pesan masuk.

Bisa saja Gapura langsung menghapus begitu tahu dirinya mengirim pesan kepadanya.

Bisa saja Gapura memasang ekspresi: nih-orang-ngirim-sms-ke-gue?

Bisa saja Gapura tersenyum lebar dan tertawa sampai termehek-mehek.

Kemungkinan Bisa saja mungkin berubah menjadi Bisa.

Kirana hampir gila dengan argumen ini.

Daripada ia hampir kehilangan akal sehatnya karena melamun, lebih baik ia pergi ke kantin untung-untung untuk perutnya yang sudah berbunyi.

Berbunyi sewajarnya dan tak seperti suara sendawanya waktu itu.

To : Gapura
Gue, mau ketemu sama lo, Ra

***


Kirana berdiri termenung di halte bis, sembari menunggu bis datang dan menikmati angin yang berhembus kencang sekarang, cuaca sedang mendung dan mungkin akan segera hujan nantinya.

Sengaja tak dijemput supir karena ia tak ingin dijemput.

Setidaknya ia sudah dewasa dan rasa malunya akan semakin tinggi jika masih harus dijemput, tapi itu memang perintah ayahnya.

Karena masih libur kuliah, ia sampai terdiam beberapa saat sambil memikirkan kemana tujuan selanjutnya setelah ini dan waktu masih menunjukkan pukul dua siang,

Apa ia harus ke kafe ibunya?

Sayangnya ia tak ingin membuat repot, dan tentu saja tak ingin lagi disuruh bermain piano di sana.

Dan berkali-kali pula ia mendengar suara klakson mobil yang memang sudah menganggu dirinya berpikir, dan suara itu berasal dari mobil sedan hitam yang berada di samping halte.

Demi apapun itu, tuh orang nggak capek apa bunyiin klakson kayak kurang kerjaan?!

Seketika orang yang berada di dalam mobil itu keluar, seorang pria tinggi berambut hitam dengan setelan jeans dan kaos lengan pendek merah berdiri membelakanginya dari arah jauh.

Dan sekelebat Kirana seperti melihat bayangan seseorang yang tak asing di matanya, namun ia tak terlalu peduli dan kembali terfokus menunggu bis.

Sampai tak sadar jika pria itu malah berjalan ke arahnya sembari tersenyum.

Dan wajah tampannya semakin terlihat dengan pakaiannya yang sederhana di siang mendung ini.

Hingga pria itu semakin dekat dan sekarang sudah tepat berada di samping Kirana yang masih menatap ke depan, dan bersamaan ketika wajah pria itu berubah menjadi serius, Kirana menoleh ke samping kiri.

Matanya melebar.

Perutnya bergelitik.

Dan jantungnya yang tiba-tiba berdetak tak normal.

“Gapura,”

Pria itu masih diam menatap Kirana, mata hitamnya seakan langsung membuat gadis itu tak bisa bergerak sekaligus terkejut bukan main.

Dan sekarang pikirannya kembali ke pesan singkat yang ia kirim ke pria ini.

Jangan-jangan Gapura datang ke sini dan berkata dengan nada tak suka: bisa-nggak-jangan-ganggu-gue?

Jangan-jangan Gapura datang ke sini dan berkata dengan nada tak sukanya lagi: maaf-gue-nggak-pingin-diganggu-dulu.

Atau jangan-jangan Gapura datang ke sini dan berkata dengan nada tak sukannya sekali lagi : apa-menurut-lo-kita-sekarang-teman?

Semua kata-kata yang ia pikirkan dan mungkin memang akan dilontarkan oleh pria itu ternyata salah besar.

Tanpa bicara atau melakukan hanya sekedar berkata hai! Gapura langsung menarik tangan Kirana dan membawanya masuk ke dalam mobil,

“Eh! Lo mau bawa gue ke mana? Gapura!” ucap Kirana menolak tarikkan tangan pria itu,

Sedangkan orang-orang yang berada di sekitar tengah melihatnya dengan bingung karena melihat seorang anak menteri yang tiba-tiba diculik dari halte,

Dan tatapan kagum sekaligus iri dari para wanita-gadis-yang melihat ada pria tampan tengah menculik seorang anak menteri dari halte.

UnKnow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang