biarkan waktu yang menjawab.
***Bolehkah Aku Mencintai?***
.
.
.
.
.Prilly Point Of View
"Anggi" panggilku pada gadis itu saat Ia tengah sibuk berperang dengan peralatan dapurnya.
"Masih lama gak? Gue mau ke kampus nih!" ucapku lagi.
"Bentarrr! dikit lagi" aku memutuskan untuk duduk di sofa menunggu gadis itu selesai memasak. biasanya setiap pagi Anggilah yang memasak.
"Gue berangkat duluan!, lo mau bareng?" ucapku lalu mengambil tas selempang berwarna biru dongker dan beberapa buku di atas meja.
"Gak deh, gue mau ketemu Rian bentar, Lo nanti kerja jam berapa?" Rian itu adalah sahabat Anggi.
"jam 6 kaya biasa" jawabku, dia menganggukan kepalanya mengerti.
***Bolehkah aku mencintai?***
Kuliahku akan dimulai 1 jam lagi dan aku belum juga melihat satupun angkutan umum yang lewat, tidak biasanya jalan sesepi ini. Aku terus celingak celinguk mencari apapun yang bisa aku pakai untuk ke kampus.
Aku tidak bisa menunggu seperti ini, bisa - bisa aku telat ke kampus. Aku memutuskan untuk berjalan menuju kampus, siapa tahu selama perjalanan aku menemukan angkutan umum.
Byur!!!
Aku menghentikan langkahku saat cipratan air dari kubangan air mengenai wajahku. Aku menatap tajam pengendara motor yang berhenti tidak jauh dariku. Aku bisa melihat pengendara itu menoleh sekilas kearahku lalu kembali mengendarai motornya tanpa sedikit pun bertanggungjawab atas ulahnya.
Aku menggeram kesal, benar benar hari ini sial sekali.
Setelah cukup lama, akhirnya aku sampai di kampusku 30 menit sebelum kuliahku dimulai. Bersyukur aku menemukan tukang ojek tadi.
Setelah membayar ongkos pada tukang ojek yang mengantarku, aku langsung masuk ke dalam kampusku.
Saat melewati parkiran motor aku melihat sebuah motor terparkir, aku merasa tidak asing dengan motor itu. mataku memicing melihat ban motor itu yang berisi lumpur dan percikan air disekitar badan motor itu.
"Neara?, lo ngapain, bentar lagi kan kelas lo mulai" tanya Anggi padaku, Bahkan Anggi saja sudah sampai di kampus bersamaan dengan Rian. Jika tahu akan seperti ini aku lebih baik menunggu mereka tadi.
Aku tidak menjawab, mataku masih menatap tajam motor didepanku ini. Aku yakin orang yang mengendarai motor ini juga berkuliah di tempat yang sama denganku.
"Kenapa sih Ra?" tanya Rian, dia juga sahabatku, hanya saja aku lebih dekat dengan Anggi, aku mengenal Rian saat masuk kuliah itu pun Anggi yang mengenalkan kami. Rian mengetahui semua cerita hidupku.
Walau Anggi dan Rian tidak mengatakannya aku tahu bahwa mereka sebenarnya saling menyimpan rasa.
"Gapapa kok, kita kekelas sekarang udah telat 5 menit nih" Anggi mengangguk, kita pamit lebih dulu pada Rian, baru kami pergi kekelas.
Hari ini sepertinya dewi fortuna sedang berpihak padaku, karena dosen dikelas belum datang dan itu artinya aku dan Anggi tidak akan disuruh mengerjakan tugas yang menumpuk oleh si dosen killer.
Berselang 10 menit dosen pun memasuki kelas, aku yang sedang mendesign baju di buku gambar kesayanganku merasa heran, biasanya mereka akan mengumpat pelan karena dosen kesayangan mereka ternyata masuk, tapi sekarang aku tidak mendengar umpatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bolehkah Aku Mencintai(?)✅
Romance(SUDAH DI REVISI) Tidak ada yang tahu bagaimana kehidupan kedepannya akan berjalan. Mencari kehidupan yang sempurna layaknya sebuah usaha mengambil air di sungai dengan wadah yang berlubang. Mustahil dan tidak akan pernah terjadi. Menjadi dewasa ter...