Happy Reading❤️
Dilarang copas🍃Jangan lupa vote dan comment ya🎀
Kamu seperti awan dilangit. Bayangkan jika awan itu pergi. Langit akan terlihat monoton, tak ada pergerakan Seperti aku akan terasa hampa tanpa kehadiran awan itu, yaitu kamu.
--
Jakarta, 15.40 pm
Ali. Pria itu tengah menemani Anggi untuk melakukan pemeriksaan terhadap kandungannya, semakin hari perut gadis itu semakin membesar. Dan bukan tidak mungkin akan sangat sulit menutupi kehamilan gadis ini nantinya."Sudah selesai?" Anggi mengangguk dengan senyum di bibirnya, tidak lama dia memeluk Ali secara spontan. Dan itu cukup membuat Ali terkejut.
"Terima kasih. Terima kasih dan terima kasih. Karena berkat bantuan kamu, anak aku tetap bisa bertahan dalam keadaan sehat" gumam Anggi namun dapat didengar oleh Ali. Dan pria itu tersenyum tipis lalu mengangguk tanpa menjawab pertanyaan Anggi.
Diujung koridor rumah sakit, Anggi menatap penuh rasa bersalah juga rasa Entahlah mungkin rasa puas.
Karena mata hazel itu telah melihat apa yang Anggi dan Ali lakukan."Maaf Ra"
--
Selama satu bulan ini Neara sangat jarang melihat Ali, walau dirinya adalah sekretaris pria itu, tapi sangat sulit bertemu dengannya belakangan ini.
Saat berpapasan pun biasanya mereka hanya sekedar melontarkan senyum simpul sebagai bentuk komunikasi antara atasan dengan sekretarisnya.
"Ini memang kemauanku menjauhinya bukan? Harusnya kamu senang, Ra dia memilih menjauh lebih dulu sebelum kamu berhasil menjauhinya" batin Neara serasa terusik saat beberapa jam lalu matanya menangkap dua sosok insan yang berpelukan di lorong rumah sakit. Sepertinya mereka terlihat sangat bahagia. Dan lagi, ia melihat tatapan mata aneh dari Anggi untuknya.
"Awww..." Pekik Neara saat merasakan sakit dikeningnya ketika ia menabrak dada bidang seseorang. Akibat memikirkan mereka membuat dirinya menjadi tidak fokus dan menabrak seperti ini.
"Kamu baik-baik saja?" Suara lembut itu mampu membuat Neara mendongak untuk melihat siapa yang ditabraknya, mata hazel yang indah itu bertemu dengan tatapan elang milik Ali. Pria yang ditabraknya.
Tatapan keduanya seakan terkunci untuk beberapa detik. Menikmati saat jantung mereka berdegup tak beraturan merasakan desiran aneh saat dua pasang mata itu bertemu.
Neara lebih dulu mengakhiri kontak mata dengan Ali.
"Maaf tuan saya tidak sengaja. Kalau gitu saya permisi" ucap Neara sembari menunduk rasa hormat. Ia pergi lebih dulu tapi belum selangkah sebuah tangan mencegahnya.
"Bisa kita bicara sebentar?" Pinta Ali, suaranya serak terdengar memohon. Kenapa Neara baru sadar bahwa Ali terlihat lebih kurus sekarang, bahkan sekitar dagunya mulai ditumbuhi rambut rambut halus yang biasanya selalu dicukur rapi oleh pria itu.
"Tapi tuan, saya.." Ucap Neara gugup
"Ku mohon hanya sebentar. Aku janji" Ali menggenggam tangan Neara dengan lembut. Seakan tidak ingin menyakiti gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bolehkah Aku Mencintai(?)✅
Romance(SUDAH DI REVISI) Tidak ada yang tahu bagaimana kehidupan kedepannya akan berjalan. Mencari kehidupan yang sempurna layaknya sebuah usaha mengambil air di sungai dengan wadah yang berlubang. Mustahil dan tidak akan pernah terjadi. Menjadi dewasa ter...