(SUDAH DI REVISI)
Tidak ada yang tahu bagaimana kehidupan kedepannya akan berjalan. Mencari kehidupan yang sempurna layaknya sebuah usaha mengambil air di sungai dengan wadah yang berlubang. Mustahil dan tidak akan pernah terjadi.
Menjadi dewasa ter...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tidak ingin kehilanganmu. Ku mohon.
. . .
Seluruh keluarga Neara dibuat panik dengan menghilangnya gadis itu yang tiba tiba. Apalagi mereka tahu bahwa Neara dibawa oleh Dona.
Daniel sudah mengerahkan anak buahnya untuk mencari kedua putrinya itu.
Drrttttdrrttt!
Daniel merasakan getaran pada ponselnya. Ia mengernyit saat nomor asing menghubunginya, tanpa aba aba Daniel mengangkat telepon itu.
"Selamat siang, apa benar ini dengan keluarga dari nona Neara dan Dona?" Ucap suara itu seberang sana
"Iya benar saya ayahnya" jawab Daniel
"Syukurlah, maaf karena saya harus menyampaikan informasi tidak menyenangkan ini, anak bapak mengalami kecelakaan dan saat ini tengah dirawat dirumah sakit. Kondisi mereka sangat kritis, kami mohon untuk segera datang ke rumah sakit harapan"
Daniel tidak mampu menjawab ucapan dari seseorang diseberang sana, tangan pria paru baya gemetar, jika tidak ada Vanaya yang memegangi tubuh Daniel mungkin pria itu sudah jatuh, Daniel merasa seluruh dunia nya runtuh.
Vanaya yang melihat suami nya seperti itu mendadak merasakan firasat buruk.
"Pah ada apa. Kamu dapat kabar dimana Neara dan Dona kan? Jawab aku"
"Mah.. mereka, mereka kecelakaan dan saat ini kondisinya kritis" jelas Daniel
Vanaya menutup mulutnya tidak percaya, air mata mengalir begitu saja dari manik matanya, ketakutan yang besar benar benar membungkus hati Vanaya saat ini.
"Daniel, kita harus kerumah sakit sekarang ayo!!" Ucap Vanaya, Vanaya sudah menangis histeris, ia benar benar tidak bisa mengendalikan dirinya saat ini, ketakutan akan kehilangan kedua putri nya membuat Vanaya sangat hancur.
Daniel mengangguk ia bersama istrinya diikuti oleh beberapa keluarga segera menuju rumah sakit untuk melihat kondisi kedua putrinya.
Daniel hanya berharap kedua putrinya bisa selamat, Daniel tidak siap jika harus kehilangan mereka. Bahkan tidak akan pernah siap.
