Author POV
Satu hari lagi,terlampaui dalam kehidupan Alen.
Masih sama.
Fans yang sejujurnya juga membuat Alen ilfeel. Alen bukan tipe orang yang suka jika keadaan terlalu bising.
Dan ia akan mencintai sesuatu yang ia sukai terlebih dahulu. Ia akan mencintai sesuatu yang membuat ia mengejarnya.
Ia tak akan mencintai apapun,jika hal itu malah mengejarnya duluan.
Alen bukan tipe orang yang bangga memiliki banyak fans. Banyak penggemar. Diteriaki penggemar disana-sini. Sangat berbeda dengan kepribadian Alen.
Alen adalah pencinta ketenangan.
Sekarang Alen sudah di dalam kantor perusahaan ayahnya. Tentu saja,dialah pewaris tunggal Zios Entertainment. Mulai sejak dia SMP,ayahnya sudah menurunkan bakatnya dalam kehebatan mengolah perusahaan kepada Alen.
Saat Alen masih kelas 10 pun,dengan kecerdasan dan kemahirannya,ia sangat berbakat dalam bidang mengolah perusahaan.
Namun karena masa lalunya,ia harus vacuum beberapa bulan dari sekolahnya.
Papa Alen orang yang sangat baik. Beliau memiliki banyak perusahaan turun-temurun dari keluarga mereka. Dan sekarang Alen adalah pewaris tunggal.
Sedangkan Alen,sangat membenci mamanya untuk sekarang.
"Sayang,Papa ada jadwal meeting di dua tempat. Kamu ke Bandung ya besok." Senyum papa Alen saat menghampiri putranya di ruang kerja.
Kebetulan Alen sedang menandatangani beberapa proyek yang akan bekerja sama dengan perusahaannya beberapa bulan ke depan.
"Sepertinya Alen belum bisa ke Bandung,Pa." Jawab Alen dengan ekspresi datar tanpa menatap wajah ayahnya. Ia hanya terfokus pada dokumen-dokumen yang berada tepat di hadapannya sekarang.
"Kenapa sayang? Ini sangat penting." Paksa Papanya.
"Alen sibuk." Jawab Alen dengan wajah datarnya lagi.
Akhirnya Papanya lebih memilih untuk menyerah. Sebenarnya maksud Papanya disini bukan hanya sekedar meeting,Papa Alen memiliki maksud lain. Akhirnya Papanya berbalik dari kursi besar itu dan berjalan keluar.
Alen sedikit bingung sebenarnya. Kenapa Papanya tiba-tiba memaksa ia untuk pergi ke Bandung.
Tapi sekarang,Alen sama sekali tidak bisa beranjak jauh dari kota ini. Itu benar.
Jujur,Alen terus saja memikirkan gadis itu. Entah mengapa bayangan gadis itu selalu terngiang di kepala Alen yang sudah penuh dengan pekerjaan kantor dan beberapa pelajaran yang harus ia kuasai. Seolah-olah pikiran itu tak bisa Alen lepaskan.
Gadis itu benar-benar tenang. Alen bisa merasakan ketenangannya.
Walaupun saat ia menggerakkan tubuhnya yang sangat seksi itu di depan banyak orang. Gadis itu tetap penuh dengan rasa percaya diri.
Alen juga menginginkan kepercayaan diri seperti yang dimiliki gadis itu.
Margaretha Olivia Brandon. Mengapa sekarang gadis itu dapat membuat laki-laki setampan dan sekaya Alen terkagum.
Alen menarik kursi besarnya. Dan ia sekarang berdiri menatap ke luar jendela kantor perusahaannya. Karena ruangan kerjanya termasuk di lantai teratas,jadi ia dapat memandang seluruh kota Jakarta dari bagian timur sampai bagian barat. Kota Jakarta saat malam memang sangat indah.
Alen memasukkan telapak tangannya ke dalam celana hitam yang ia pakai.
Alen menghembuskan nafasnya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silhouette [COMPLETED]
Teen FictionHighest ranking#43 IN TEEN FICTION (240617) "Eh, kok ada sih cowok yang super duper datar seperti dia. Heran gue. Belagaknya aneh gitu. Banyak amat yang jadi fans dia ya? Menurut gue dia biasa aja tuh." Oliv. "Oh." Alen. Ketika remaja yang amat tamp...