Author POV
Hari berganti. Sekarang pukul 09.35 WIB.
Oliv sangat senang kedatangan hari ini. Karena dokter mulai melepas perban-perban yang melekat di luka Oliv. Bahkan luka-luka itu sudah hampir tak berbekas. Rumah sakit ini memang salah satu rumah sakit yang berkualitas di Jakarta. Satu hari rawat inap di rumah sakit ini bisa berpuluh-puluh juta.
"Nah sudah." Senyum bu dokter. "Oliv sudah baikan. Hari ini Oliv sudah bisa pulang."
Wajah Oliv semakin berseri-seri mendengar apa yang dikatakan oleh bu dokter. "Alen dengar,gue udah boleh pulang!" Cerianya sambil menatap Alen penuh arti.
"Tetep jaga kesehatan ya cantik. Semoga kamu nggak akan dapat kasus seperti ini lagi." Senyum bu dokter kepada Oliv tanda memberi semangat. "Ya sudah saya permisi dulu." Pamit wanita cantik itu.
Oliv mengangguk, "Terimakasih bu dokter."
Setelah bu dokter beranjak pergi,Oliv segera memeluk Alen yang masih berdiri di samping ranjangnya. "Makasih ya Alen. Lo udah nemenin gue selama gue ada di rumah sakit ini. Lo jagain gue,lo ngrawat gue selama mama gue pergi."
Alen memeluk balik Oliv dan mengelus rambutnya. "Udah kewajiban gua."
Oliv tersenyum lembut di pelukan Alen. Dan harum tubuh Alen tiba-tiba menyadarkannya,hal ini membuat Oliv menjadi salah tingkah.
Oliv segera melepas pelukannya dengan Alen dan menahan pipinya yang mulai memerah.
"Kenapa dilepas?" Datar Alen dan mencubit pipi Oliv seakan-akan pria ini tau bahwa Oliv sedang salting.
"Gapapa kok. Ayo pulang!" Semangat gadis ini menutupi betapa saltingnya dia. Astaga. Ngapain tiba-tiba gue meluk dia kaya gitu. Malu ih malu. Batin Oliv.
*
Setelah semua barang-barang dan baju ganti Oliv telah selesai di kemas,Alen segera membantu gadisnya ini untuk turun dari ranjang empuk rumah sakit ini.
"Gue gapapa kok,Alen. Udah gak sakit." Yakin Oliv.
"Gapapa,tetep gua bantu,Oliv. Ga usah sungkan sama gua." Ucap Alen yang segera merangkul Oliv dan membantunya berjalan.
Alen membukakan pintu untuk Oliv layaknya seorang princess yang akan menaiki sebuah limosin. Alen memperlakukan Oliv sangat istimewa. Hingga orang-orang di sekitar mereka benar-benar sangat iri. "Cowoknya ganteng,romantis. Pantes lah. Ceweknya juga cantik kan." desas-desis lirih beberapa orang yang sedang berada di sekitar rumah sakit itu.
"Yei kita pulang!" Teriak Oliv dari dalam mobil. Ia merasa sangat senang.
Alen hanya tersenyum senang melihat gadisnya ini mengungkapkan keceriaannya seperti ini.
"Alen,Open roof mobilnya donggg. Buthek terus di kamar rumah sakit,pengen ngehirup udara segarrrr!" Paksa Oliv memohon kepada Alen.
"Jangan lama-lama ya. Nanti malah masuk angin." Datar Alen yang mulai menekan tombol tanda roof open di mobil sportnya.
Tanpa melewatkan sedetik pun kesempatan,Oliv segera berdiri di atas bangku mobilnya dan membuat kepalanya muncul dari roof mobil sport Alen. "Serrruuu bangeeeettt Alennnn. Kangennn bangetttt udara kaya giniii." Teriak Oliv sambil merentangkan kedua tangannya. Rambutnya yang hitam halus dan wangi itu sengaja gadis itu gerai dan membiarkan angin melewati setiap inchinya.
"Oliv,udah. Turun gih. Nanti masuk angin." Ingat Alen namun Oliv hanya mengabaikannya. Gadis itu malah semakin asyik menikmati udara segar yang lama tak ia dapat. Karena bertepatan,hari ini Jakarta tidak terlalu padat seperti sebelumnya. Dan Alen juga lebih memilih untuk melalui jalan yang berimpitan dengan taman-taman di Jakarta. Hal ini membuat hanya udara segar yang bisa dihirup oleh hidung Oliv sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silhouette [COMPLETED]
Teen FictionHighest ranking#43 IN TEEN FICTION (240617) "Eh, kok ada sih cowok yang super duper datar seperti dia. Heran gue. Belagaknya aneh gitu. Banyak amat yang jadi fans dia ya? Menurut gue dia biasa aja tuh." Oliv. "Oh." Alen. Ketika remaja yang amat tamp...