Three◾Perpustakaan

28K 1.7K 66
                                    

Author POV

Jam istirahat adalah salah satu jam yang membuat para siswa bahagia dan merasakan kemerdekaan mereka yang sesungguhnya.

Setelah bel berbunyi, Oliv segera mengajak kedua sahabatnya untuk membeli bakso di kantin langganan mereka bertiga. Bakso Bu Mina.

"Ayolah. Gue laper banget. Pelajaran fisika barusan bikin gue pusing tau." Gerutu Oliv.

"Lo sih orangnya aneh emang. Bilang pusing,tapi nanti ujian dapet nilai di atas rata-rata. Lah gue?" Sindir Vio.

"Terpuruk lah kita,Vi." Tambah Chaca yang mulai terbahak-bahak dengan kata-katanya sendiri.

Setelah sampai di warung bakso Bu Mina, Vio segera memesan bakso untuk kedua sahabatnya. Tak lupa porsi jumbo untuk dirinya sendiri.

"Masi aja lo makan porsi jumbo,ga bosen gemuk lo?" Sindir Chaca.

"Gak lah. Gemuk gemuk gini gue juga menarik." Balas Vio dengan penuh kepercayaan diri.

"So ewh."

Tak lama kemudian, bakso pesanan mereka datang. Mereka bertiga segera mencomot bakso yang ada di hadapan mereka dengan lahap. Namun entah mengapa tiba-tiba hati Oliv seperti tidak merasa tenang. Why?

Oliv mulai menenangkan diri. Dengan tatapan mata yang tenang, Oliv mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh isi kantin. Dan tepat. Pandangannya berhenti di pojok kantin dekat koperasi siswa.

"Anjir." Umpat Oliv tiba-tiba.

"Woi lo nape! Di hadapan makanan ga boleh ngumpat!" Teriak Vio tak terkendali.

"Cha, tolong lo noleh belakang,itu Alen?" Bisik Oliv dengan horror. "Kenapa dia ngeliatin gue sampe segitunya?"

Chaca yang mulai penasaran,sedikit memutar kepalanya 180° untuk mencoba melihat ke arah belakangnya. Dan benar. Itu Alen yang sedang menatap lekat-lekat Oliv.

"Iya tuh Alen yang sedang natap mata lo. Please, dia baru dua hari di sekolah ini dan lo udah dapetin dia. Gils!" Bisik Chaca kepada Oliv dengan penuh ketegasan.

"Dapetin hati gimana maksud lo ha? Gue bener-bener ngerasa gak nyaman dipandangin kaya gitu. Lo bisa makan lebih cepet gak,Vi? Gue pengen cepet-cepet pergi dari sini. Kita ke perpus aja yuk. Cari referensi buku buat makalah biologi yang dikumpulin minggu depan." Ajak Oliv kepada kedua sahabatnya.

"Yuk. Tapi gue ambil chargeran dulu ya di kelas. Mending wifi di perpus lancar, jadi kalo baterai gue habis tiba tiba saat streamingan video abang manurios kan, gak asik hehe." Jawab Chaca dengan alay.

"Gue juga mau ke kelas dulu,Liv. HP gue ada di laci." Senyum Vio dengan wajah sok imutnya.

"Kalian berdua bestie ga sih,mulai ragu gue_- cepet ke perpus oke!" Tatapan sinis Oliv yang dibalas dengan anggukan oleh kedua sahabatnya.

---------------------

Sesampainya di perpus, Oliv mulai mengedarkan pandangannya kepada rak-rak buku yang tinggi dan berjajar rapi.

Ia mulai menghampiri salah satu rak buku tinggi yang berisikan seluruhnya buku fiksi ilmiah. Buku-buku yang sangat tebal,namun Oliv sangat suka membacanya.

"Buku biru itu. Kayaknya menarik. Gue pengen baca yang itu." Ucap Oliv pada dirinya sendiri karena kebetulan perpus sedang sepi. Hanya ada beberapa anak yang memasang headset di telinganya, itupun jaraknya lumayan jauh dari Oliv mengingat perpus itu sangat luas.

"Ah ada tangga. Gue angkat dulu coba." Oliv segera mengangkat tangga itu menuju ke arah rak buku tinggi yang ia inginkan.

Ia mulai menaiki satu tangga, dua tangga, tiga tangga dan menurut Oliv ini masih sangat aman.

Silhouette [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang