Author POV
Setahun berlalu, sejak semua keadaan itu meluluhlantahkan persahabatan Oliv dengan Chaca. Persahabatan yang mereka bentuk dari kecil.
Sekarang Chaca dan Alen sudah duduk di kelas 12.
Semenjak Oliv keluar dari sekolah itu, Chaca menjadi seorang yang amat pendiam. Sampai tidak ada yang menjudge Chaca lagi di sekolahnya.
Setiap Alen ingin menemui Chaca, Chaca selalu menghindari Alen. Memiliki banyak alasan untuk menjauh dari Alen dan sama sekali tidak ingin menatap Alen.
Saat Ujian Nasional berlangsung pun, Chaca selalu menatap melas bangku Oliv yang sengaja dikosongkan oleh guru-guru di sana untuk menghormati Oliv sebagai anak pemilik yayasan sekolah.
Alen yang masih menjadi siswa di sana, mengerjakan ujian tersebut dengan tenang.
Saat tiba hari kelulusan, Valentino Zios adalah peraih nilai ujian tertinggi satu sekolah. Namanya benar-benar berada paling atas dan nilai Ujian Nasional yang diperolehnya hampir tergolong bisa dibilang 'Perfect'. Namun, wajah pria ini masih saja tetap dingin dan terlihat biasa saja.
Hingga malam inilah puncak dari kesenangan kelas 12 SMA.
Acara promnite sekolah yang sengaja diadakan di halaman sekolah SMA Xioios yang sangat luas dan mewah itu.
Beberapa reporter dan dokumenter sedia memotret apa-apa saja yang terjadi di sana untuk menjadi salah satu dokumentasi SMA Xioios.
Para gadis mengenakan gaun kebanggaan yang sudah mereka siapkan sejak lama. Para pria pun tidak ingin kalah dalam masalah berdandan dan mencocokkan warna jas yang mereka pakai dengan kemejanya. Benar-benar malam yang istimewa. Unfortunately, Oliv tidak mengikuti acara promnite sekolah ini karena keberadaannya yang begitu amat jauh itu. Keberadaannya yang dianggap hilang secara tiba-tiba oleh semua orang.
Alen sebenarnya sangat tidak ingin datang ke acara promnite itu.
Namun, di dalam hati pria ini masih gigih ingin mengungkapkan semuanya. Semua yang ada di dalam benak hatinya.
Setelah sampai di tempat promnite itu, Alen mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Mencari seseorang. Sudah tidak ada waktu lagi untuk basa-basi menurutnya. Semuanya harus dikatakan sekarang atau tidak akan pernah dikatakan sama sekali.
Setelah melihat seseorang yang dimaksud, Alen segera berjalan mendekatinya dan menarik tangan gadis itu dengan paksa menjauhi kerumunan yang semakin lama semakin penuh dan sangat bising.
Gadis yang tangannya sedang diterkam Alen ini benar-benar meronta ingin dilepaskan, namun Alen masih saja menariknya dengan paksa. Ungkapan di dalam hati Alen benar-benar sudah tidak bisa ditunda lagi.
"Lepasin gue, Alen! Lepasin gue! Gue gak pengen ketemu lo!" Teriak gadis yang masih meronta ini.
"Diam! Gua udah gak bisa nahan lagi buat bicara sama lo!" Nada Alen sedikit membentak.
"Lepasin gue! Gue gak mau bicara sama lo! Gue gak mau!" Gadis ini masih sangat teguh dengan pendiriannya.
"Cha! Kenapa lo gak pernah kasih kesempatan gua buat ngomong ke lo! Kenapa!" Alen membentak gadis di hadapannya sekarang. Posisi mereka sudah lumayan jauh dari kerumunan siswa-siswi SMA Xioios yang sedang asyik berpesta.
"Gue gak perlu dengerin apapun yang ingin lo jelasin ke gue Alen! Lo mau ngomong apa lagi!" Bentak Chaca balik yang membuat Alen geram. Karena Alen tak kunjung mendapatkan jawabannya.
"Gua tau! Gua udah ngancurin persahabatan lo sama Oliv! Dan sorry. Sorry itu semua gara-gara gua!" Penjelasan Alen ini jelas membuat Chaca membelalakkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silhouette [COMPLETED]
Teen FictionHighest ranking#43 IN TEEN FICTION (240617) "Eh, kok ada sih cowok yang super duper datar seperti dia. Heran gue. Belagaknya aneh gitu. Banyak amat yang jadi fans dia ya? Menurut gue dia biasa aja tuh." Oliv. "Oh." Alen. Ketika remaja yang amat tamp...