Twenty Seven◾Berjuang-2

12.9K 787 13
                                    

Author POV

"Hallo sayang." Sapa seseorang dari vidcall itu.

"Jane? Apa-apaan ini?"

Ternyata Jane. Alen benar-benar terkejut.

"Hey. Honey. Don't worry. Jangan terkejut seperti itu. Gue punya sesuatu buat lo, sayang."

"Apa?" Tanya Alen dengan cepat. "Apa yang lo maksud?"

"Uh honey. Dari dulu gak pernah berubah ya. Sukanya tetep terburu-buru. Sabar dong. Mending lihat wajah cantik Jane dulu." Goda Jane.

"Bangsat. Lo mau gua lebih marah lagi ha? Brengsek!" Umpat Alen menghadap layar ponselnya.

Alen sedikit berpikir. Kenapa tempat Jane vidcall itu sangat gelap. Jane seperti di suatu tempat yang tidak biasa dikunjunginya. Tapi dimana?

Jane masih tertawa terbahak-bahak. Terlihat pada layar ponsel Alen. Alen merasa sangat gregetan.

"Eh cewek gila! Apa yang lo punya buat gua! Katakan cepat! Gua gak punya waktu banyak buat lo! Atau sekarang gua tutup vidcallnya!" Ancam Alen dengan membentak Jane.

"Uh uh. Baby. Jangan gitu lah sama Jane. Galak banget sih."

"Cepat katakan!" Perasaan Alen mulai tidak enak. Kecemasannya seketika meningkat mendengar Jane terkekeh.

"Haha. Gue punya sesuatu yang paling berharga buat lo. Dan gua akan lenyapin sesuatu itu sekarang juga!" Bentak Jane yang membuat Alen melotot.

Jane segera mengarahkan kamera ponselnya ke suatu tempat.

Seseorang. Yang sedang duduk di atas kursi. Wajahnya ditutupi oleh kain berwarna hitam. Sepertinya seseorang itu meronta-ronta dari dalam kain itu. Seperti ingin berteriak.

"Dressnya? Seperti gua kenal." Pikir Alen sambil menatap seseorang itu pekat.

CPLAK BUG

Terlihat di kamera ponsel Alen sekarang. Seseorang itu mendapat cambukan seorang laki-laki kekar dari arah samping. Hingga lengan kirinya menyala merah.

"Oliv!" Teriak Alen mengarah ke kamera ponselnya. Mata Alen terbelalak lebar. "You're crazy girl Jane! Fuck you! Jangan pernah nyoba nyentuh Oliv! Lo gak akan dapat maaf dari gua Jane!"

Jane tidak menjawab. Di seberang sana, Jane malah tertawa dengan puas. Dan menyuruh pesuruhnya untuk membuka kain hitam yang menutupi wajah seseorang itu.

"Hay girl! Say hallo untuk kekasihmu sekarang!" Bentak Jane di seberang sana dan mengarahkan kamera ponselnya ke wajah Oliv.

Wajah gadis itu sangat lemas dan pucat. Di sekitar bibirnya terdapat banyak darah yang mengalir. Oliv tak dapat berkata apapun karena sekarang mulutnya menggigit kain hitam yang sengaja diikatkan untuk menutupi mulut Oliv.

Oliv terlihat seperti merintih kesakitan karena bekas cambukan itu mulai membekas kemerahan di lengan kirinya. Oliv membuka matanya sayu namun gadis itu seperti enggan untuk memandang kamera ponsel Jane. Gadis itu memilih untuk memalingkan wajahnya.

Namun, dengan paksa dan dengan tangan kasarnya, Jane memalingkan wajah Oliv ke arah Jane. Jane sangat kasar sekali. Entah mengapa Jane sangat membenci Oliv. Ya, karena mungkin Alen bisa sangat mencintai gadis ini. Secepat itu.

"Say hallo ke Alen wanita jalang!" Paksa Jane kepada Oliv. Oliv merintih saat rahang bawahnya itu ditekan terlalu dalam oleh Jane. Rasanya sakit sekali.

"Jane hentikan!" Ancam Alen yang sudah tidak kuat melihat Oliv sangat tersakiti. "Gua bersumpah gak akan pernah maafin lo sekalipun lo sujud di hadapan gua Jane!"

Silhouette [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang