Thirteen◾Kotak Kado Merah

21K 1.1K 14
                                    

Author POV

Setelah Alen menidurkan Oliv,ia pun bergegas pulang. Mencoba mengecheck beberapa dokumen proyek perusahaan yang sudah tergeletak di atas nakas sebelah tempat tidurnya.

Namun,Alen hanya membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dan mencoba melihat beberapa notif yang masuk ke ponsel goldnya itu.

Setelah beberapa lama scroll down,scroll up,Alen malah menghubungi orang kepercayaannya untuk melakukan sesuatu.

Setelah mendapat jawaban 'iya',Alen segera menutup panggilan itu dan meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia tak perduli lagi ada notif apa yang akan muncul di ponselnya. Ia hanya memikirkan Oliv sekarang.

*

06.24 WIB,Pagi yang cerah untuk Margaretha Olivia Brandon. Pagi yang baru. Ia merasa lebih baik pagi ini. Kakinya pun sudah tidak sakit seperti hari sebelumnya. Luka-lukanya juga sudah tidak membekas.

Pagi hari yang tak sama seperti sebelumnya. Oliv mengedarkan tangannya ke segala arah kasurnya namun tak menemukan ponselnya.

"Oiya! Kan masih dibawa guru BK. Lupa gue anjir." Gerutunya. Bahkan saat ia mengatakan itu,Oliv belum membuka mata sepenuhnya.

Ia malah sibuk menggeliatkan badannya ke arah sana dan ke arah sini mengelilingi queen bed size nya yang masih penuh dengan balon dan bunga-bunga.

DUK

Suara kaki Oliv yang sudah menendang sesuatu yang membuat benda itu jatuh dari ranjang empuknya. Apa itu?

Yang pasti hal itu membuat mata Oliv terbuka seutuhnya.

Oliv mencoba mengintip ke bawah tempat tidurnya.

"Kotak apa itu?" Pertanyaan yang pertama keluar dari mulut Oliv.

"Kenapa ada pita?" Pertanyaan kedua.

"Isinya apa?" Pertanyaan ketiga.

"Dari siapa?" Pertanyaan keempat.

"Coba buka gak ya?" Pertanyaan kelima. Ebuset banyak amat pertanyaan di pikiran Oliv. Abisnya kotak berwarna merah berpita pink ini muncul tiba-tiba secara misterius sih.

Oliv melepaskan pita dari kotak itu pelan-pelan dan membukanya.

Hal pertama yang Oliv lihat adalah ponsel rosegoldnya kembali. Hal kedua yang Oliv lihat adalah gaun putih selutut berbahan brocade yang sangat mewah dan elegan. Hal ketiga yang Oliv lihat adalah heels sekitar 10 cm berwarna putih yang senada dengan gaun putih selutut berbahan brocade di atasnya. Hal keempat yang Oliv lihat adalah sebuah memo kecil bertuliskan, 'nanti jam 7 malem gua jemput'.

"Alen ya? Ini dari Alen? Astaga. Ngapain coba pagi-pagi ngasih ginian. Suka banget mikir ya tuh orang." Pikir Oliv bingung. "Kira-kira apa ya? Masa iya baru jadian ga ada sehari,gue udah diajak kondangan,kan gue bukan emak-emak,Please. Terus ngapain dia beliin gue gaun baru kaya gini coba? Aneh gak sih tuh orang,kok gue ya yang jadi mikir. Ah yang penting ponsel gue balik deh gue udah bangga. Coba nanti gue chat juga deh Alennya. Yang penting buka ig dulu. Hahaiii." Riang Oliv. Oliv tak memikirkan bagaimana bisa ponsel itu dengan mudah didapatkan Alen karena apa sih yang nggak seorang Valentino Zios bisa?

Oliv segera men-scroll instagramnya. Dan hanya itu yang membuat Oliv berteriak-teriak sampai sekarang.

"Ebuset gilak. Kapan ya gue sharing foto Alen di ig gue? Captionnya? astaga! Yang comment? Astojim! Kapan gue ngasih tau Alen password ig gue? Apa gue pernah ngelindur di rumah sakit?" Pikir gadis itu yang masih memakai piyama tidurnya. "What the hell! Gue baru inget! Kan gue pernah main ig di ponsel Alen. Pasti lupa gue log out. Benar-benar teranjir. Untung aja udah jadi pacar gue. Kalo bukan pacar gue,udah gue amuk tuh,gue cakar-cakar muka dia yang sok cool itu." Sebal Oliv sambil meremas-remas boneka yang ada di hadapannya.

Silhouette [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang