Forty One◾Berteman

11.7K 673 14
                                    

Author POV

Sejak seminggu kejadian kecelakaan Alen.

Dan, sejak tiga hari yang lalu, Oliv memulai kehidupannya yang baru di sini. Berlin, Germany.

Meninggalkan Indonesia dengan tujuan untuk menuntut pendidikan. Walaupun di Indonesia, ia masih kelas 11 dan akan naik ke kelas 12. Namun, dengan kepandaian gadis ini, Oliv bisa dengan mudah masuk ke Universitas tempat pada direktur besar perusahaan mengudi ilmu dan memajukan perusahaan mereka masing-masing.

Sepertinya Oliv memerlukan bakat ini, karena hanya dialah satu-satunya pewaris perusahaan besar ayahnya. Brandon.

Haha. Sebenarnya bukan itu saja alasan gadis yang sedang duduk di cafe itu meninggalkan Indonesia.

Mencoba melupakan semuanya yang begitu menyakitkan. Ya, itu adalah alasan keduanya.

Mencintai seseorang yang membuatnya tidak menjadi dirinya sendiri itu sangatlah menyakitkan. Oliv sama sekali tidak bisa membebaskan dirinya dari perasaan itu.

Melihat keadaan Alen yang hanya amnesia, namun seperti sia-sia memperjuangkannya di saat-saat seperti ini. Karena hal itu akan membuat Oliv semakin menurut dan semakin iba saja.

Sangat jauh dengan asal-muasal kepribadian Oliv yang sebenarnya adalah gadis sangat ramai dan sangat ceria.

Oliv yang beberapa tahun ke depan akan menetap di sini, masih menyesuaikan dengan udara Germany yang masih tergolong lebih dingin dari hawa di Indonesia.

Gadis yang memakai jaket tebal hangat berbulu ini sedang menikmati coffee yang sudah tersedia di depannya.

Lamunan gadis ini melayang kemana-mana.

Hingga kehadiran seseorang mengejutkan Oliv.

"Hei, Oliv." Sapa seseorang yang sekarang sudah duduk di depan gadis itu.

Seketika Oliv membelalakkan mata.

"What are u doing here? Dari kapan lo di sini? Alen mana?" Tanya seseorang itu.

"Jane?" Kejut Oliv.

"Iya Oliv. Ini gue Jane." Senyum Jane. "I'm so sorry Oliv. Gue nyesel pernah ngelakuin semua itu ke lo."

Jane berbeda sekali. Ada apa ini?

"Gue bener-bener nyesel Oliv. Gue serius." Wajah Jane memang sangat menunjukkan penyesalan. "Gue sekarang tau kok. Cinta lo dan Alen tumbuh secara alami. Nggak seperti cinta gue dan Alen yang ada karena paksaan orang tua. Gue udah ikhlasin Alen buat lo kok."

Oliv masih menatap Jane tidak mengerti.

"Lo pasti bingung kan dengan perubahan gue. Haha. Gue gak berubah Oliv. Inilah gue. Gue hanya nggak suka waktu itu tiba-tiba di Indonesia Alen punya kekasih baru. Ya, pastilah posisi gue lo ngerti kan." Jane menjelaskan semua itu dengan wajah yang sungguh-sungguh. "Gue sekarang tau Oliv, Cinta itu masalah menjaga dan dijaga. Cinta itu tentang bertahan dan dipertahanin. Dan gue tau Alen menjaga cinta lo dan Lo juga sebaliknya. Gue sadar semua itu saat gue sampai di Inggris karena Alen nyuruh gue pulang. Dia bener-bener takut kehilangan lo waktu itu. Jadi gue bener-bener minta maaf."

"Terus lo kok bisa di sini?" Tanya Oliv yang sedikit menyimpang dari apa yang dibicarakan Jane.

"Gue langsung ambil jurusan kuliah. Sama direktur-direktur. Persiapan buat perusahaan Papa gue yang hampir bangkrut." Senyum Jane yang terlihat masam.

"Sama dong. Gue juga sekolah di tempat yang sama." Senyum Oliv membuat Jane lega.

"Lo maafin gue Liv?" Tanya Jane yang membuat Oliv menatap Jane dalam.

Silhouette [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang