Forty◾Terus Berdenging

11.5K 665 30
                                    

Author POV

Tiba-tiba,

Seseorang membalikkan tubuh Alen dan..

BUG

BUG

Menonjok pipi Alen berkali-kali.

"MAKSUD APA LO BANGSAT!" Teriak Alen yang penuh dengan rasa emosi. Tetapi entah mengapa tubuhnya menjadi lemas dan tak berdaya. Tangan pria ini memang mengepal, namun tidak membalas pukulan ini dengan perlakuan apapun.

BUG

Seseorang itu seperti masih sangat napsu memukul Alen. Hingga wajah tampan Alen sekarang hampir saja babak belur.

Alen masih saja diam dan menerima pukulan itu. Ketika Alen mencoba mengangkat tangannya, serasa jantungnya itu sangat sesak dan sakit. Kenapa Alen menjadi selemah ini.

"HENTIKAN! Uhuk..uhuk!" Ucap Alen ini sambil terbatuk-batuk. Tubunya masih terbaring di atas paving belakang sekolah. "Salah gua apa bangsat!" Alen mengusapi darah yang mengalir melewati bibirnya.

"Akhirnya gua di sini bisa nge-hajar lo! Brengsek!" Amarah seseorang ini. Alen terlihat memasang muka bingungnya.

"APA SALAH GUA SHIT! JELASIN!" Alen mulai mengangkat nada bicaranya.

"NYOLOT LO? MAU GUA TONJOK HA!" Saat seseorang ini mengepalkan tangannya lagi, dada Alen entah mengapa seperti nyeri. Sakit sekali.

Hanya mereka berdua yang berada di belakang sekolah itu.

Seseorang itu mulai tenang, namun tatapannya masih menyeringai. Membiarkan jari-jemarinya masuk ke dalam saku celananya.

Hening. Alen memberikan tatapan dinginnya yang sedia menghalau tatapan menyeringai seseorang di hadapannya yang semakin misterius.

"Daren! Maksud lo apa dateng-dateng nonjokin gua!" Alen membentak Daren. Ya, Darenlah yang tiba-tiba datang dan memukul Alen.

Daren hanya menunjukkan senyum sinis. "Jujur gua bahagia banget bisa nonjok lo hari ini. Nggak ditunda-tunda besok atau tahun depan."

"Maksud lo apa! Gua masih nggak ngerti!"

"Jelas aja lo gak akan paham. Lo kan sekarang udah menjadi Alen yang bodoh." Kekeh Daren namun dengan tatapan yang menyeringai. "Karena ini semua gara-gara lo! Ini semua karena kebodohan lo!"

"Apa maksud lo bilang gua bodoh!" Alen mulai mengepalkan tangannya.

"Gara-gara lo, Oliv bakalan out dari sekolah ini!" Teriak Daren menyuding wajah Alen.

"Kenapa gara-gara gua!" Alen masih tidak mengerti.

"Susah ya jelasin sama orang bodoh kaya lo! Tega banget lo pacaran sama Oliv tapi dateng-dateng dengan pikiran bodoh lo itu, lo pacarin sahabatnya!" Daren benar-benar membela Oliv. Sekarang Daren sudah menarik kerah seragam Alen dan membentaknya dengan nada tidak santai. "Gua udah relain sepenuhnya Oliv ke lo agar Oliv bisa bahagia. Tapi lo ternyata lebih brengsek dari gua dungu." Ucap Daren tenang dan membanting kerah Alen dengan penuh emosi. "Kalo emang lo gak bisa jagain Oliv lagi, mending lo pergi jauh-jauh deh dari hidup Oliv! Gua yakin cewek secantik Oliv akan dapetin yang lebih baik dari lo!"

Alen yang melihat langkah Daren yang semakin menjauh malah semakin merasa pusing dan bingung. Dadanya sedikit sesak saat Daren mengatakan bahwa Oliv akan menemukan lelaki yang lebih baik.

"Kenapa cewek itu out dari sekolah ini, gua yang harus disalahin? Gua deketin sahabatnya? Siapa? Bukannya dia cuma cewek kurang ajar yang berani nyosorin gua di rumah sakit! Apa ini sebenarnya! Tolong kasih tau gua! Kayaknya punya banyak salah banget gua sama tuh cewek!" Teriak Alen mengacak rambutnya. Yang jelas kepala Alen sekarang benar-benar pusing. Seolah-olah bumi memutar pria ini dengan paksa.

Silhouette [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang