➡Extra Part Silhouette!

22.8K 889 49
                                    

Author POV

"Papa!" Ucap gadis itu saat hendak menaiki pesawat untuk pulang ke Indonesia.

"Sayang!" Papa Brandon memeluk anak gadis kesayangannya itu sangat erat. Seperti memeluk anak yang masih berumur 3 tahun dan baru mengerti huruf abjad. "Papa rindu kamu."

"Pa, Oliv juga rindu banget sama Papa. Kenapa Papa baru nemuin Oliv sekarang sih?" Gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Maaf sayang. Papa janji sekarang Papa akan selalu menyempatkan semua waktu Papa hanya untuk gadis Papa yang sudah siap menjadi pewaris tunggal Brandon ini." Jelas Papa Brandon yang masih memeluk Oliv.

"Janji ya?" Oliv mengacungkan kelingkingnya.

"Janji sayang." Papa Brandon membalas dengan mengacungkan balik kelingkingnya. "Kamu mau pulang kan?"

"Iya, Pa. Tinggal naik aja nih. Beberapa menit lagi berangkat. Udah check in." Oliv terkekeh.

"Gadis Papa yang cantik ini nggak pengen pulang sama Papa ya?" Tawar Papa Brandon.

"Papa naik jet pribadi ya?" Oliv menuding Papanya semangat.

"Tentu saja. Papa ke sini kan memang mau jemput Oliv." Senyum Papa.

Oliv memeluk laki-laki parubaya itu lagi, "Okay, Oliv akan pulang sama Papa aja. Ticket ini ditinggal nggak papa kan Pa?"

"Ya nggak papa lah. Yuk makan es krim dulu sebelum pulang, anak Papa ini masih sangat suka kan dengan es krim?"

"Gak usah ditanya lagi Pa, let's go!" Oliv menjawabnya dengan semangat.

Hari itu, Oliv sibuk bercerita, bercengkrama, melepas kerinduan dengan ayahnya. Sampai Papa Brandon menerima kabar di ponselnya bahwa pesawat yang ditumpangi Oliv kecelakaan.

Beruntung, Oliv tidak jadi menaiki pesawat itu. Dan boom!

Mereka berdua mendapatkan ide untuk memberi kejutan kepada semuanya.

Hingga sampai pada hari ini..

Menikahi Oliv. Hanya dua kata itu saja yang sangat Alen inginkan.

Ingin segera menjadikan Oliv miliknya. Hanya miliknya.

Berbulan madu dengan Oliv.

Alen benar-benar mengistimewakan wanitanya. Wanita yang amat dicintainya.

Seperti tidak mau kehilangan Oliv, Alen selalu memeluk, merangkul, mencium keningnya di setiap keadaan. Tak perduli siapapun yang menoleh. Karena yang Alen perdulikan hanya kebahagiaan Oliv semata.

Laki-laki dingin itu hanya hangat kepada Oliv. Tetapi mematikan jika sampai tau Oliv terluka. Dengan orang-orang di sekitarnya pun, Alen tetap dingin. Sampai semua orang masih percaya bahwa Alen adalah Patung Pancoran yang berjalan di tengah-tengah masyarakat.

Alen benar-benar orang yang penuh dengan kejutan. Sampai Oliv dibuat terkejut dan merasa senang melihat apapun yang dilakukan Alen untuknya.

Oliv yang dulu berpikir bahwa cintanya itu tidak dapat membuatnya menjadi diri sendiri, ternyata adalah sebuah kesalahan besar.

Karena, dirinya sendiri adalah siluet dari Alen yang tercipta dengan nyata.

Melakukan segala hal berdua. Bagaikan amplop dengan lem yang melekat di setiap sudutnya. Alen seperti tidak ingin melepas Oliv dari genggamannya.

Bagi Alen, melihat Oliv yang tertidur pulas di sampingnya adalah anugerah terindah dari Tuhan yang telah diberikan kepada pria itu.

Pria itu sangat bersyukur memiliki Oliv di dalam kehidupannya.

Silhouette [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang