Author POV
Malam telah berganti pagi.
Pukul 06.38 WIB, Oliv sudah memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah.
Oliv bisa sedikit bernafas lega karena disana tidak ada tanda-tanda keberadaan Dira dan Gabriel yang begitu menggilai Alen.
Namun,saat Oliv menginjakkan kakinya melewati lorong kelas 12 yang masih sepi, ia tiba-tiba ditarik oleh seseorang.
"Ikut gue lo!" Ancam Dira sambil menarik dengan keras tangan Oliv melewati pintu itu. Pintu kamar mandi.
Dengan tanpa perasaan,Gabriel membanting tubuh Oliv tepat di tembok sebelah wastafel. Gabriel langsung mengikat tangan Oliv dan membiarkan gadis itu diam tak berkutik.
Tak lupa, Gabriel menghadiahi satu sobek lakban hitam yang ia tempelkan di mulut Oliv. Agar gadis itu tidak bisa berbicara bahkan berteriak.
*DUG.
Dira menhantamkan kepala Oliv dengan tembok. Alhasil, gadis itu merasa sangat pusing sekarang.
"Heh lo! Cewek kampungan! Lo gak puas-puasnya ya jadi penghancur di kehidupan gue! Lo kira lo cantik apa?" Teriak Dira yang masih samar-samar bisa di dengar Oliv. Gabriel hanya diam dan menatap Oliv dengan pandangan kejam.
"Lo ingat? Lo yang PHO-in hubungan gue sama Daren hah! Lo yang bikin Daren mutusin gue! Dia berpaling ke lo! Dan lo sok sokan gak nerima dia karena lo pengen fokus sekolah! Gila ya lo! Sok kecantikan bener. Sekarang? Saat Alen baru saja beberapa hari pindah ke sini,lo udah pake dukun dan mantra-mantra lo itu buat ngegaet dia jadi gebetan lo! Lo jalan sama Alen!" Dira mulai emosi dan menarik kerah baju seragam Oliv dan menampar Oliv berkali-kali. "Nih terima nih! Biar lo gak cantik lagi!"
Dira juga tidak melewatkan saat-saat ia bisa memasukkan kepala Oliv ke dalam wastafel dan menggosok-gosok kasar kepala Oliv dengan air.
Dira tidak pernah mendapat kesempatan sebaik ini kecuali setahun yang lalu. Sekolah masih lumayan sepi untuk melakukan semua ini.
Hingga Oliv merasa sesak nafas bahkan tidak bisa bernafas untuk beberapa detik karena kepalanya dicelupkan seperti kantung teh ke dalam air.
Beberapa kali, Gabriel menghadiahi kaki Oliv dengan beberapa tendangan hingga gadis itu tidak bisa berdiri dengan tegap. "Nih terima nih! Biar gak bisa dance lagi!"
"Ingat ya. Gadis sok-sokan. Gadis sok famous,gadis sok cantik. Gausah sok-sok cari muka sama Alen lagi. Alen milik gue!" Ancam Dira dengan memelototi Oliv yang sudah lemas tak berdaya. Hingga akhirnya Dira membanting tubuh gadis itu ke atas lantai kamar mandi dan meninggalkannya sendirian masih terikat dan mulutnya masih tertutup lakban.
Tubug Oliv benar-benar terkulai lemas. Ia tak bisa menggerakkan kaki dan tangannya. Seragam yang kuluh dan basah. Rambut yang acak-acakan. Dibeberapa bagian tubuhnya juga mengeluarkan darah. Kening, di sekitar mulut dan hidungnya mengeluarkan darah.
Gadis itu tak dapat berteriak sama sekali karena lakban yang menutupi mulutnya.
Rasanya sekarang ia hanya ingin pingsan.
*
Sedangkan di taman dekat kelas Oliv,Alen hanya celingak-celinguk. Mengedarkan pandangannya ke sekitar taman. "Apa dia telat lagi?" Gumamnya.
Alen menghampiri bangku taman yang kosong. Bangku taman di bawah pohon yang cukup rindang. Berada di bawah pohon hijau yang lebat seperti ini seharusnya membuat pikiran dingin dan tenang. Namun, sekarang tidak untuk Alen. Perasaan Alen benar-benar tidak enak. "Apa yang terjadi?"
Beberapa kali, Alen mencoba menghubungi ponsel Oliv yang tertera pada profile line gadis itu. Namun sama sekali tidak ada jawaban.
"Eh,lo temen Oliv?" Alen segera berdiri menghampiri seorang gadis yang kebetulan sedang lewat di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silhouette [COMPLETED]
Teen FictionHighest ranking#43 IN TEEN FICTION (240617) "Eh, kok ada sih cowok yang super duper datar seperti dia. Heran gue. Belagaknya aneh gitu. Banyak amat yang jadi fans dia ya? Menurut gue dia biasa aja tuh." Oliv. "Oh." Alen. Ketika remaja yang amat tamp...