Forty Six◾Tentang Semuanya

13.8K 717 13
                                    

Author POV

"Apa ini, Cha?"

"Dari Alen." Chaca tersenyum. "Sebelum gue ke sini, gue sempet ketemu sama dia. Jangan salah paham. Dia gak bilang apa-apa ke gue. Dia cuma mau ngasih ini ke lo."

Oliv mencoba mengusapi air matanya lagi. Sebuah surat yang ditulis pada kertas berwarna merah muda. Tinta yang berwarna biru memang senada dengan warna kertas yang dipilih.

Oliv membuka surat itu perlahan. Dan membacanya dalam hati. Di dalam surat itu, sudah tertekuk surat berwarna biru yang ditemukan Alen pada buku fiksi tebal berwarna biru. Alen ingat, jika surat di kertas biru, ditulis oleh tangan Oliv. Tulisan tangannya benar-benar sama.

"

Oliv, apa di sana Oliv MASIH mikirin Alen?

Oliv masih gak mau ketemu sama Alen, ya?

Alen datang nemuin Oliv dengan cara yang salah ya?

Tapi, Alen masih berharap.

Itu bukan saat terakhir Alen akan bertemu dengan Olivnya Alen.

Alen menyesal Oliv.

Alen pernah nyia-nyiain Oliv. Alen tau, Alen bukan orang yang baik.

Banyak orang yang lebih baik dari Alen buat Oliv.

Usaha Alen buat jagain Oliv, malah bikin Oliv susah ya?

Alen berani bersumpah kepada Oliv. Alen sama sekali tidak bermaksud melakukan itu kepada orang yang Alen sayang.

Saat jauh dari Oliv, Alen benar-benar menikam setiap kerinduan yang datang.

Membiarkan dada sesak Alen buyar dalam nafas-nafas yang amat tidak bisa Alen kendalikan.

Alen rindu sama Oliv. Sangat.

Alen boleh meluk Oliv sekali aja?

Alen tau.

Untuk menemui Oliv, Alen sudah tidak pantas.

Untuk memberikan surat ini pun, Alen sudah berpikir seribu kali.

Alen merasa gagal. Hanya dalam 1 menit kurang 1 detik. Alen gagal Oliv.

Alen merasa gagal memperjuangkan Oliv.

Alen bodoh.

Alen tidak bisa melihat perjuangan Oliv untuk mempertahankan Alen.

Meskipun, saat itu Alen sedang sakit, Alen tetap merasa bodoh.

Alen begitu banyak berharap untuk bisa membahagiakan Oliv sebaik mungkin.

Alen pantes dapetin ini semua, Oliv.

Alen tau, Alen sangat pantes.

Alen nggak pantes dicintai gadis sebaik dan secantik Oliv.

Alen manusia nggak berguna, Oliv.

Yang Alen bisa hanya menunggu Oliv pulang.

Pulang ke Alen lagi.

"

DEG.

Oliv menitikkan air matanya. "Alen kok bisa nulis surat ini ke gue?"

"Dia bilang, dia baca surat yang gak jadi lo kasih ke dia dulu. Surat yang lo selipin di buku fiksi besar berwarna biru. Inget kan? Dia cuma bilang itu ke gue. Sumpah." Chaca menyakinkan Oliv.

Silhouette [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang