Thirty Three◾Menyesakkan!

11.2K 674 11
                                    

Author POV

Seketika mood Oliv langsung down ketika mengetahui bahwa gadis itu adalah orang yang pertama kali Alen temui 'secara lembut dan baik tanpa sikap dinginnya'.

"Kenapa harus gadis itu?" Oliv masih duduk memeluk kedua kakinya menikmati angin senja di atas rooftop sekolah itu. Oliv masih enggan untuk pulang.

Di samping gadis itu, sudah tergeletak kotak makan siang yang retak karena dihempas dengan kuat oleh tangan kekar itu.

Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar. Mencoba mengatur emosinya yang sebenarnya sangat ingin meluap.

Namun, rasa sayang dan rasa ingin menjaga Alen dari dalam diri gadis ini berhasil mengalahkan emosinya.

Ingin sekali gadis ini berteriak dari atas sini, dan menangis sekeras-kerasnya seperti dirinya pada waktu kecil.

Oliv hanya menyembunyikan wajahnya ke dalam ringkukan tangan dan kakinya. Membiarkan rambutnya yang tergerai sekarang tertiup angin hingga japit hello kitty yang di pakainya ikut jatuh karena saking halusnya rambut gadis ini.

Terdengar suara seseorang melangkahkan kakinya mendekati Oliv. Namun, Oliv belum menyadarinya.

Seseorang itu mengambil japit yang terjatuh jatuh di belakang Oliv dan memasukkan japit itu ke dalam sakunya.

"Berdiri. Gak usah sok sedih. Ayo ikut gua!" Bentak seseorang itu yang membuat Oliv terkejut dan menoleh.

"Alen?" Oliv benar-benar terkejut dan langsung berdiri. Mungkinkag Alen sudah mengingat semuanya?

"Ayo ikut gua sekarang!" Bentak Alen yang membuat Oliv hampir berjingkat.

Ternyata sembuhnya Alen masih menjadi angan-angan Oliv semata.

"Kemana?" Oliv bertanya kepada Alen dengan lembut.

"Ikut gua! Gak usah banyak tanya! Kita jalan!" Bentak Alen yang masih kasar kepada Oliv.

Oliv hanya mengikuti Alen dari belakang.

Oliv mencoba mensejajarkan langkah kakinya dengan Alen namun sama sekali tak berhasil. Sepertinya Alen sengaja memang menghindarinya. Namun, mengapa sekarang Alen mengajak gadis ini pergi? Sangat membingungkan.

Langkah kaki mereka tidak saling beriringan seperti dahulu.

Angin menghempas rambut Oliv yang masih tergerai. Oliv melirik ke arah toko aksesoris yang sangat besar dan mewah.

Oliv menebak bahwa Alen akan masuk ke dalam toko tersebut. Dan ternyata benar!

Oliv masih mengikuti langkah Alen menuju ke etalase silver yang di dalamnya berisi banyak macam kalung berbagai bentuk yang diukir sangat cantik.

Oliv juga ikut melirik beberapa kalung indah disana dan menyuding beberapa di antaranya dengan telunjuknya. Namun, Alen mengabaikan Oliv dan lebih asyik sendiri.

Oliv memandang Alen sekilas yang malah sibuk sendiri dengan pilihannya.

Sekarang, Oliv melangkah ke arah kaca yang besar. Kaca di dalam toko aksesoris itu. Menatap diri gadis itu di dalam kaca.

Dirinya masih benar-benar utuh. Namun, sepertinya keadaan fisik dan hatinya sangat bertolak belakang.

Oliv masih sibuk membenarkan seragam dan dasinya untuk beberapa saat. Mencoba menjadi seperti orang yang tegar dan tersenyum.

Tiba-tiba dari arah belakang, seseorang mengalungkan sebuah kalung berliontin bintang di leher gadis itu yang membuat gadis itu terkejut seketika.

Alen yang mengalungkan kalung itu dengan lembut di leher Oliv dan menatanya dengan lembut. Oliv bisa melihat Alen dari kaca yang masih tetap terpasang di hadapannya.

Silhouette [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang