Keping 6

29 2 0
                                    

Gara-gara kejadian siang itu, membuat keadaan Kiara drop pada malam harinya. Tiba-tiba badannya panas yang menyebabkan Kiara demam tinggi. Jelas hal itu membuat Arin dan Pram khawatir. Tadi sewaktu berangkat ke sekolah, Kiara baik-baik saja. Namun sekarang keadaan Kiara berubah buruk, bahkan panasnya terus-terusan naik. Mereka ingin membawa Kiara ke rumah sakit, tapi Kiara menolak. Dia tidak mau ke rumah sakit. Dia benci tempat itu. Karena bersikeras ke Kiara tidak akan ada gunanya. Terpaksa Arin hanya memberi obat pereda panas. Setelah itu menyuruh Kiara istirahat di kamarnya.

Kiara tidak tertidur. Matanya memandang langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Bertemu dengn Verry tadi mengobrak-abrik perasaannya. Padahal Kiara pindah kesini untuk menghindari cowok itu, tapi dia masih berani muncul dihadapan Kiara. Rasanya hatinya seperti ditusuk ribuan jarum. Andai saja dia tidak pernah bertemu dan berurusan dengan cowok sialan itu, hidupnya tidak akan sehancur ini. Pikirannya menerawang kekejadian beberapa bulan lalu. Dimana karena penghianatan cowok itu dia mencelakakan seseorang yang paling dekat dengan hatinya. Kalau saja saat itu dia tidak terpancing emosi kejadian itu tidak akan terjadi. Tapi siapa yang tidak akan marah saat dikhianati oleh orang-orang yang sangat dipercayainya? Begitu juga dengan Kiara.

Very itu mantan pacarnya. Kiara tidak tau kalau cowok itu sangat sangat berengsek. Dia menjadikan Kiara pacarnya, menggoda sahabat Kiara dan berselingkuh dengan beberapa cewek dibelakang Kiara. Kalau saja cowok itu tidak terlibat dengan sahabat dekatnya, Kiara tidak akan terluka separah ini. Tapi seperti kata pepatah, orang terdekat kitalah yang akan paling menyakiti kita. Itulah yang dialami Kiara.

Namun kejadian malam itu menjadi sebuah penyesalan yang sangat besar untuk Kiara. Andai saja malam itu dia bisa mengendalikan emosinya, andai saja malam itu dia tidak membawa mobil dengan kecepatan seperti dalam film fast and furious, andai saja dia tidak merasa sangat disakiti, andai saja dia mempercayai penjelasan sahabatnya, kejadian yang menyebabkan trauma padanya tidak akan terjadi. Andai saja malam itu dia mau mendengarkan penjelasan yang ada dan mencerna semuanya hingga penjelasan itu masuk akal dia tak akan merasa kehilangan Sandra seperti sekarang. Gara-gara cowok itu dia tidak berani menemui orang-orang yang ada di masa lalunya.

Kiara semakin menyesali diri ketika mendapatkan kebenaran dari semua yang terjadi. Pacar Sandra yang membongkarnya pada Kiara. Kalau Verrylah yang terus mencoba mendekati Sandra, padahal cowok itu sudah punya pacar dan cowok itu juga tau kalau Sandra sudah punya pacar tapi Verry seperti tidak peduli. Setelah tau kebenaran itu Kiara hanya menyesali diri sepanjang hari. Dia bagai orang yang berbeda. Dia keliatan selalu murung dan kehilangan senyumnya. Namun setelah semua yang dia lakukan tak ada yang menyalahkannya atas kondisi Sandra. Padahal jelas – jelas dia penyebabnya. Bahkan orang tua Sandra walau sedih dengan keadaan Sandra saat itu, mereka tidak menyalahkan Kiara. Apalagi keadaan Kiara juga sangat buruk saat itu. Hal ini semakin membuat Kiara merasa bersalah dan menyesali dirinya. Dia tak akan pernah bisa menebus kesalahan itu selamanya.

Sampai akhirnya Arin dan Pram memutuskan untuk memindahkan Kiara. Biar Kiara bisa melupakan semua itu dan memulai hidup baru walau tidak akan mudah. Kiara juga sudah mencoba berusaha, namun usahanya hancur begitu saja karena kedatangan Verry. Saat ini Kiara tidak tau lagi bagaimana caranya untuk menghadapi semua ini. Dia tidak tau lagi bagaimana caranya untuk melanjutkan hidup. Mungkin seharusnya dia mati saja. Tapi mengingat kata-kata Virgo saat dia melakukan aksi itu terakhir kali, dia jadi tidak ingin melakukannya. Itu sama saja dengan dia tidak menghargai Sandra. Itu sama saja dengan melarikan diri dari rasa bersalahnya pada Sandra. Kalau dia memang merasa besalah pada Sandra, dia tidak boleh berbuat seperti itu. Dia harusnya menghadapi semuanya. Namun sayangnya itu yang Kiara belum siap.

Air mata Kiara jatuh semakin deras mengingat itu. Dia mencoba menahannya dari tadi ketika bundanya di sini. Namun kali ini rasanya dia tidak tahan lagi. Rasanya dadanya sempit dan sesak. Rasanya sangat sakit.

“Maafin gue, Ndra. Maafin gue”

Kiara hanya bisa mengucapkan itu dengan nada lirih. Kiara juga teringat dengan kenangan-kenangan lain yang membuatnya merasa semakin nelangsa saja. Kenapa hidupnya bisa sekacau ini? Apa dia melakukan sesuatu yang salah? Tanpa di sadarinya air mata Kiara mengalir lagi. Dia hanya membiarkannya. Air mata itu mengalir semakin banyak bahkan sampai membasahi bantal. Dia berusaha menghentikan air matanya itu, namun percuma. Air mata itu terus saja mengalir dengan derasnya. Hatinya terasa sangat sakit. Begitu perih.

HopelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang