Kiana tidak bisa menerima kenyataan tentang apa yang terjadi pada Kiara. Apalagi dalang dari semua kejadian itu adalah papanya sendiri. Mamanya baru saja mengajaknya ke penjara dan bertemu dengan papanya. Kiana lebih dari shock apalagi ketika mengetahui alasan dibalik kejadian itu. Lagi dan lagi karena dirinya Kiara dikorbankan.
“Papa bisa setega itu buat ngorbanin anak papa sendiri? Kenapa kalian nggak bunuh aku aja? Dengan begitu aku nggak perlu ngorbanin adik kembar aku sejauh itu” ucap Kiana marah. Rasanya saat ini dadanya terasa sesak. Karena masalah sandiwara itu saja Kiara tidak mau memaafkan mereka. Sekarang malah ditambah dengan kenyataan seperti ini. Kiana tidak tau harus bicara apa lagi. Kenyataan ini menghantamnya dengan telak. Astaga kehidupan macam apa yang sudah dijalani Kiara karena dirinya?
“Papa melakukannya buat kamu”
Suara itu terdengar tidak terasa bersalah sama sekali. Bahkan terdengar seperti apa yang dia lakukan adalah hal yang wajar.
“Buat aku? Apa papa pikir aku bahagia kalau tau kenyataan yang dihadapi Kiara seburuk itu? Aku pikir selama ini kalian hanya mempunyai sandiwara itu, tapi sekarang? Apa papa bisa bayangin betapa sakitnya Kiara? Betapa terlukanya dia? Nggak hanya di bohongi, dia juga mau dibunuh oleh orang tuanya sendiri. Bahkan aku nggak tau gimana caranya menampakan muka aku lagi di hadapan Kiara. Kenapa papa bisa sejahat itu?”
Kiana tidak bisa menahan air matanya. Dia pergi begitu saja setelahnya. Tidak peduli ketika mamanya memanggil. Sepertinya setelah ini kehidupannya tidak akan sama lagi. Ah ya memang sudah tidak sama. Semenjak dia tau sandiwara yang melukai Kiara. Semenjak perpisahan kedua orang tuanya. Sekarang ditambah dengan kenyataan ini. Kiana saja yang menjadi penyebab bisa merasakan sesakit ini. Apalagi Kiara sebagai korban.
Kiana menghentikan taxi pertama yang lewat. Dia harus bergegas ke rumah sakit. Dia harus minta maaf pada Kiara. Bahkan kalau Kiara ingin membunuhnya saat ini, dia rela. Karena dirinya, Kiara sudah begitu banyak dikorbankan.
Begitu sampai di rumah sakit, Kiara langsung berlari ke ruang rawat Kiara. Hanya saja begitu sampai di sana, dia tidak mendapati Kiara sama sekali. Ruangan itu kosong. Tapi Kiana tau ruangan itu masih ditempati. Dia masih melihat barang-barang Kiara di atas nakas. Juga sepiring buah-buahan. Kiana mencari Kiara di kamar mandi hanya saja tidak ada. Begitu keluar dari sana, dia melihat selang inpus Kiara yang berdarah. Tidak hanya itu terdapat secarik kertas.
Aku pergi. Jangan cari aku.
Hanya itu. Kiana menggenggam kertas itu erat. Kiara pasti sakit hati sehingga memilih pergi. Rasanya Kiana ingin mati saja saat ini.
“Maafin aku Ki. Maafin aku”
Kiana terus mengulang kalimat itu. Dia benar-benar merasa sangat bersalah atas apa yang sudah menimpa Kiara.
###
Mich memutuskan untuk ke rumah sakit. Sudah beberapa hari ini dia bolak balik ke sana karena Kiara di rawat. Mich tidak bisa membayangkan bagaimana gadis itu menjalani hidupnya selama ini. Apalagi saat dia mengetahui fakta terbaru dari Virgo tentang kecelakaan yang dialami Kiara. Mich tidak menyangka kalau benar-benar ada manusia sejahat itu. Kiara pasti sangat terluka saat ini. Mich merasa dia harus ada di sisi gadis itu. Karena bagaimanapun dia peduli, bahkan sangat peduli pada Kiara.
Seperti biasa Mich melewati lorong panjang menuju ruang rawat Kiara. Tumben-tumbenan lorong di sekitar kamar Kiara sepi. Padahal biasanya lumayan ramai. Hanya saja begitu sampai di pintu kamar Kiara, Mich malah mendengar suara tangis. Saking paniknya Kiara kenapa-napa, Mich langsung membanting pintu hingga terbuka lebar. Hanya saja yang dia temukan di sana bukanlah Kiara, melainkan yang Mich yakini adalah Kiana. Gadis itu menangis sambil berkali-kali mengatakan maaf.
Kiara tidak terlihat disemua tempat dikamar itu yang membuat Mich khawatir seketika. Dia langsung mendekati Kiana. Dia tau pasti telah terjadi sesuatu.
“Lo kenapa? Mana Kiara?”
Bukannya menjawab, tangis Kiana malah semakin menjadi-jadi. Mich tidak tega melihat perempuan menangis. Kata mamanya kalau ada perempuan didepannya yang menangis dia harus menenangkannya. Dan cara paling ampuh adalah dengan memeluk. Mau tidak mau Mich terpaksa melakukannya. Apalagi perempuan didepannya ini adalah kembaran Kiara.
“Lo tenang oke. Sekarang ceritain apa yang sebenarnya terjadi? Mana Kiara?”
Kiana tidak menjawab apa-apa. Dia hanya menyerahkan kertas yang dia temukan sambil sesekali masih terisak. Rasanya dunia runtuh seketika bagi Mich. Tanpa pikir panjang dia berlari ke luar dari kamar Kiara. Siapa tau dia masih bisa menemukan Kiara di sekitar rumah sakit. Hanya saja berapa cepatpun Mich menyusuri rumah sakit dia tidak menemukan Kiara sama sekali. Apalagi rumah sakit ini sangat luas.
“Sial” umpat Mich.
Dia sangat khawatir saat ini. Kondisi kesehatan Kiara bisa memburuk kapan saja saat ini. Belum lagi kondisi psikis gadis itu yang pastinya terguncang saat ini. Mich sangat takut kalau Kiara melakukan hal-hal bodoh yang bisa berakibat fatal.
Tau kalau usahanya tidak akan membuahkan hasil, Mich balik ke kamar Kiara. Sambil berjalan dia menghubungi Virgo. Sesekali terdengar umpatan Virgo. Sepertinya temannya itu sama khawtirnya dengan dirinya saat ini.
Kiana masih ada di kamar Kiara seperti apa yang Mich tinggalkan tadi. Masih menangis.
“Berapa lama lo nyampe disini dan Kiara nggak ada?” tanya Mich.
Kiana mendongakan kepalanya menatap Mich. Sepertinya cowok itu sangat mengkhawatirkan Kiara. Kiana dapat melihat dimata cowok itu dia sangat peduli pada Kiara.
“Satu jam”
“Dan lo udah coba hubungin dia dan ngasih tau keluarga lo?”
Kiana hanya menggeleng sebagai jawaban. Tentu jawaban Kiana itu membuat Mich memicingkan matanya dan menatap Kiana tajam. Kiara sudah hilang dari sejam yang lalu bahkan bisa lebih dan gadis ini hanya menangis disini tanpa memberitahukan pada siapapun.
“Lo tau Kiara pergi dengan ninggalin catatan kayak gitu dan lo nggak ngelakuin apa-apa selain nangis?” ucap Mich marah. Kali ini dia tidak bisa menahan dirinya sendiri.
“Lo sadar nggak sih gimana keadaan Kiara sekarang?”
Mich benar-benar tidak bisa mempercayai semua ini. Gadis yang mengaku sebagai kembaran Kiara ini tidak melakukan apa-apa. Seharusnya dia mencoba menghubungi Kiara, mencoba menghubungi semua orang yang berkaitan dengan Kiara siapa tau Kiara lari ke tempat salah satu dari mereka. Seharusnya Kiana menghubungi keluarga mereka sehingga kondisi bisa lebih terkendali. Sekarang siapa yang bisa menjamin kalau Kiara baik-baik saja?
“Gue bakal coba cari dia. Lo hubungin keluarga lo yang lain siapa tau Kiara ke salah satu dari mereka. Kalau perlu lo hubungin semua teman-teman dia!” perintah Mich. Setelah itu cowok itu pergi dari hadapan Kiana. Mich berharap dimanapun Kiara saat ini, gadis itu baik-baik saja. Karena kalau sampai terjadi sesuatu pada Kiara, dia bisa gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless
Teen FictionKiara tidak tau hidupnya akan serumit ini. Dia sudah berusaha menjalani semuanya dengan normal. Bahkan keputusan yang membuatnya pindah sekolah dan pindah tempat tinggal tidak berarti apa-apa. Sepertinya takdir tidak mengijinkannya bahagia. Semua m...