Keping 21

18 3 0
                                    

Karena emosinya yang tidak stabil, membuat Kiara mendapatkan banyak teguran saat berlatih basket keesokan harinya. Kiara tidak fokus sama sekali dan melakukan banyak kesalahan yang seharusnya tidak akan dilakukan oleh orang yang sudah sangat paham tentang basket. Karena hal itu juga dia jadi bertengkar dengan Virsa yang memancing emosinya. Padahal Kiara sudah mencoba menahan amarah dengan semua tingkah gadis itu terhadapnya.

Kiara tidak tau kesumat apa yang Virsa punya terhadapnya sampai-sampai gadis itu selalu mencari masalah dengannya disemua tempat saat mereka bertemu. Kalau saja tidak ditahan oleh yang lain, mungkin dia sudah bertengkar hebat dengan Virsa. Tidak hanya perang mulut tapi mungkin juga jambak-jambakan. Hal itu membuatnya di keluarkan dari lapangan. Begitu juga dengan Virsa yang akhirnya duduk di sisi yang berbeda karena diancam tidak akan diturunkan selama pertandingan kalau mereka masih saja bertengkar seperti anak kecil kayak tadi oleh pelatih yang menjabat sebagai guru oleh raga mereka. Bahkan Kiara disuruh menghadap setelah mereka latihan.

“Ya, ada apa pak?”

“Kamu kenapa? Dari tadi permainan kamu kacau sekali. Kamu tidak fokus, bahkan melakukan kesalahan yang tidak perlu. Kalau kamu terus seperti ini, saya tidak bisa menurunkan kamu dipertandingan minggu depan” pelatihnya itu langsung to the point.

Hal yang di suka anak-anak basket dari pelatih basket mereka ini adalah selain karena ganteng dia selalu perhatian pada semua murid. Nggak hanya murid cowok yang dekat dengannya, banyak juga murid cewek. Dan kalau mereka ada masalah guru yang satu ini nggak segan-segan buat membantu mereka. Namun sayangnya, Kiara nggak berpikiran begitu. Untuk saat ini dia tak ingin ada yang sok perhatian padanya begitu. Dia tak ingin ada seorangpun yang ikut campur dalam persoalan ini.

“Nggak. Saya baik-baik aja Pak”

Kemudian langsung saja pergi dari pelatihnya itu tanpa mengindahkan sopan-santun. Kiara segera membereskan barang-barangnya dan memasukan ke dalam tas. Berarti mereka sudah boleh pulang. Kiara melihat jam tangannya yang juga masuk ke dalam tas. Jam itu sudah menunjukan pukul lima sore. Karena itulah dia langsung keluar dari lapangan indor basket SMA Harmoni. Menuju lokernya sebentar untuk mengambil barang yang tadi sengaja dia tinggalkan di sana.

Ketika menutup pintu lokernya kembali, Kiara sedikit terkejut ketika menyadari ada yang berdiri di sampingnya. Tapi buru-buru dia bersikap tak peduli. Dia berjalan menjauh meninggalkan loker yang otomatis akan membuatnya menjauh dari Kiana. Ya gadis itu Kiana. Seharusnya dia sudah pulang dari tadi.

“Kiara... plis aku mau ngomong sama kamu”

Sayangnya Kiara tak peduli. Dia tetap melangkahkan kakinya menjauh. Melihat Kiana hanya akan membuatnya merasakan sakit berkali-kali lipat. Bertemu anak itu hanya akan membangkitkan amarahnya. Namun Kiana tak tau itu. Yang dia butuhkan dia harus bicara dengan Kiara. Hanya itu. Kiana juga berusaha mengimbangi langkah kaki Kiara yang sengaja di buat cepat.

“Kiara aku tau kamu marah sama semua ini. Tapi plis sekali ini dengar aku. Aku mau bicara sama kamu. Aku bener-bener kangen sama kamu!”

Dari nada suaranya, Kiara tau anak itu sedang menahan tangis. Sebenarnya tak hanya Kiana yang merasakan perasaan seperti itu. Kiara juga sangat merindukannya. Tapi sayangnya setelah semua kenyataan ini perasaan Kiara itu hilang tak berbekas. Rasanya dia belum sanggup untuk bertemu dengan Kiana lagi saat ini.

HopelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang