Kiara hanya berdiam diri di ruang rawatnya saat ini. Wajahnya masih terlihat pucat. Bahkan Kiara masih merasa sesak sesekali. Dari tadi dia tidak menghiraukan kehadiran dari mamanya. Kiara merasa kalau kehadiran mamanya hanyalah sebuah bentuk dari sebuah rasa bersalah. Tidak benar-benar ingin di sini karena menyayangi Kiara. Bahkan Kiara tidak memakan buah yang sudah di kupas oleh mamanya dan di letakan dekat Kiara. Kiara lebih memilih memandang keluar dari jendela kamarnya.
Renata sendiri hanya bisa menghela napas melihat kelakukan Kiara. Dari tadi Kiara tidak mengacuhkannya sama sekali. Bahkan tanya Renata tidak dijawab. Kiara tidak mau membuka mulutnya. Tidak seperti saat Kiara bersama Arin. Kalau bersamanya Kiara selalu lebih memilih menutup mulut. Hanya saja Renata tidak bisa menyerah semudah itu. Dia tau semua yang telah dia perbuat selama ini memang tidak gampang untuk dimaafkan. Renata memilih untuk mencoba lagi. Mencoba berinteraksi dengan Kiara.
Dia mengelus kepala Kiara pelan. Sepertinya Kiara sedikit tersentak dengan perlakuan itu tapi gadis itu tetap diam. Tidak mengelak atau menepis tangan Renata seperti sebelumnya.
“Kamu mau makan sesuatu? Biar mama belikan di luar. Kamu pasti bosan dengan makanan rumah sakit”
Kiara tidak menjawab. Dia lebih memilih untuk berbaring, kemudian menghadap ke sisi yang berlawanan dengan tempat Renata saat ini. Saat itulah terdengar bunyi ketukan pintu. Tidak lama setelah itu Arin masuk dengan Pram. Yang membuat Renata kaget adalah orang yang ikut bersama mereka. Polisi.
“Mereka mau bicara sama Kiara” bisik Arin ke telinga Renata.
“Selamat siang. Maaf kalau kedatangan kami menganggu. Hanya saja kami memerlukan keterangan dari saudara Kiara”
Kiara yang mendengar namanya di sebut, langsung membalikan badan. Dia tidak kalah terkejut melihat kedatangan kedua polisi yang saat ini ada di hadapannya. Polisi yang sama saat dia sadar di rumah sakit setelah kecelakaan. Apa jangan-jangan mereka masih mengusut kasus kecelakaan itu?
“Ada hal yang ingin kami pastikan pada saudari Kiara”
Salah satu dari polisi itu mengeluarkan sebuah rekaman yang ditunjukan pada Kiara. Bahkan Kiara tidak ingat kalau apa yang terjadi di rekaman itu terjadi sesaat setelah kecelakaan itu.
“Kami hanya ingin memastikan apa saudara Kiara bisa mengklarifikasi wajah pelaku? Rekaman ini di berikan oleh salah satu saksi yang kebetulan ada ditempat kejadian”
Kiara mencoba mengingat-ngingat. Hanya saja dia tidak mengingat satupun bagian dari rekaman kecelakaan yang saat ini diperlihatkan kepadanya. Yang dia ingat dia hanya bertengkar dengan Sandra di dalam mobil, setelah itu dia kehilangan kendali sehingga masuk jurang. Hanya saja melihat seseorang di sana membuat Kiara shock. Verry pernah mengatakan kalau kecelakaan yang menimpa Kiara itu sebuah kasus percobaan pembunuhan. Hanya saja dia tidak percaya. Tapi melihat rekaman ini dia sadar kalau cowok itu tidak berbohong sama sekali.
“Itu... itu Xafero” ucap Kiara susah payah sambil menelan ludah. Semakin shock ketika melihat pasangan kejahatan Xafero.
“Dan... Papa”
Tidak hanya Kiara yang terlihat shock. Namun juga Renata. Rasanya saat ini kenyataan menghantam Kiara dengan kuat. Dia tidak pernah tau kalau kejadian itu seperti ini. Bahkan cowok itu tidak segan-segan melukai Kiara yang sudah terluka parah ketika berusaha menyelamatkan diri juga berusaha menyelamatkan Sandra. Rasanya kepala Kiara sakit luar biasa. Apalagi tiba-tiba potongan kejadian-kejadian itu mulai bermunculan di kepalanya. Rasanya dadanya benar-benar sesak saat ini. Dia tidak tau kalau ternyata kecelakaan itu sudah dirancang sedemikian rupa. Bahkan pelaku sebenarnya orang yang sangat dekat dengan Kiara.
Kiara mencoba menenangkan dirinya sendiri. Kenyataan ini benar-benar menghancurkan Kiara. Rasanya saat ini dia ingin mati saja. Renata yang juga melihat rekaman itu tidak berkata apa-apa. Renata hanya bisa menggenggam tangan Kiara memberi kekuatan. Dia merasa sakit melihat Kiara diperlakukan seburuk itu. Bahkan oleh orang yang mengaku sebagai ayah dari Kiara sendiri. Mantan suaminya.
“Kami sudah menangkap kedua pelaku. Setelah bukti-bukti lengkap mereka akan segera menjalani persidangan”
Mereka kemudian bertanya beberapa hal yang dirasa mereka perlu kepada Kiara yang hanya bisa dijawab oleh gadis itu seadanya. Arin dan Pram yang melihat tau betapa terpukulnya Kiara saat ini. Bahkan Renata sendiri hanya bisa menatap Kiara dengan pandangan sedih.
“Kami pamit dulu. Terima kasih atas kerja sama saudari Kiara”
Kedua polisi tersebut berlalu. Kiara dan Renata hanya bisa saling mematung. Tidak lama kemudian Renata menarik Kiara dalam pelukannya. Dia benar-benar merasa sangat bersalah sudah membiarkan hal itu terjadi pada Kiara.
“Maafin mama Kiara. Maaf mama membiarkan kamu mengalami kejadian seburuk itu”
Kiara tidak bisa apa-apa selain menangis. Hatinya terasa sangat sakit. Kini dia ingat dengan kejadian kecelakaan itu. Kini dia ingat alasan dari kejadian itu. Kejadian yang sengaja dirancang untuk merenggut nyawanya tapi malah merenggut nyawa Sandra. Kejadian yang membuat Kiara mengalami kehilangan yang sangat besar. Tidak hanya Sandra tapi sebagian dari ingatannya. Kejadian yang dirancang oleh orang yang dia pikir peduli padanya. Rasanya saat ini dia benar-benar ingin lenyap dari dunia. Saat ini Kiara benar-benar berharap kalau bumi menelannya saja. Mungkin karena itu juga pandangan Kiara berubah gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless
Teen FictionKiara tidak tau hidupnya akan serumit ini. Dia sudah berusaha menjalani semuanya dengan normal. Bahkan keputusan yang membuatnya pindah sekolah dan pindah tempat tinggal tidak berarti apa-apa. Sepertinya takdir tidak mengijinkannya bahagia. Semua m...