Keping 26

18 1 0
                                    

Virgo langsung meninggalkan kampusnya begitu mendapat telfon dari Mich. Virgo tidak peduli kalau dia masih ada kuliah setelah ini. Keadaan Kiara lebih penting. Bahkan Virgo memacu mobilnya diatas kecepatan rata-rata. Dia tau kalau sudah seperti ini keadaan Kiara pasti sangat buruk. Sayangnya Virgo malah terjebak kemacetan. Membuat cowok itu memukul setirnya kesal. Virgo sampai di rumah sakit yang dikatakan Mich lebih lama dari waktu yang seharusnya. Di sana tidak hanya terlihat Mich, tapi juga ada bundanya, Kiana serta mama si kembar. Virgo sendriri tidak peduli dengan ketidak hadiran bokap adiknya itu.

“Gimana keadaanya?” tanyanya langsung pada Mich. Karena cowok itu yang membawa adiknya ke sini.

“Belum tau. Dokter masih di dalam”

Kesal, marah, sedih. Itu yang dirasakan Virgo saat ini. Dia merasa sangat bersalah pada Kiara. Apalagi kalau bukan tentang masalah menyembunyikan yang sebenarnya dari gadis itu. dan melihat mama Kiara membuat Virgo emosi seketika.

“Ini semua gara-gara kalian” ucap Virgo penuh amarah.

“Virgo, jangan bicara seperti itu!” pinta Arin. Namun Virgo tidak mempedulikan ucapan bundanya itu. Amarahnya menuntut pelampiasan.

“Kenapa bunda? Ini semua memang salah mereka. Apa selama ini mereka peduli sama Kiara? Nggak kan. Mereka bahkan nggak tau gimana keadaan Kiara saat kecelakaan tujuh tahun lalu. Kiara hampir mati bunda. Dia koma sebulan lebih dan mereka nggak peduli. Mereka malah ninggalin Kiara dengan cerita bohong” teriak Virgo. Kiana hanya bisa terdiam dengan kata-kata Virgo. Dia tidak tau kalau Kiara semenderita itu.

“Apa mereka tau kalau paru-paru Kiara nggak berfungsi normal? Nggak. Bahkan mereka nggak pernah mau tau tentang Kiara. Mereka bertindak seolah Kiara nggak penting sama sekali. Dan gimana bisa Virgo nggak bicara seperti ini? Dia adik aku bunda. Aku nggak terima mereka nyakitin Kiara sampai seperti ini. Virgo nggak mau Kiara mencoba bunuh diri lagi seperti saat dia tau kematian Sandra karena kecelakaan itu. Kecelakaan yang emang sengaja buat ngebunuh dia hampir empat bulan lalu. Bahkan bunda lihat sekarang Om Pras aja nggak peduli kalau saat ini Kiara di rumah sakit. Mereka nggak pantes jadi orang tua Kiara. Mereka nggak pantes dapat panggilan seterhormat itu” amarah Virgo.

Arin paham dengan perasaan Virgo. Dia juga nggak ingin melihat keadaan Kiara seperti ini. Hanya saja Arin juga tau nggak hanya mereka yang merasakan hal seperti ini. Dibanding mereka ada yang lebih menderita lagi dengan keadaan Kiara saat ini. Kembaran gadis itu. Kiana.

Kiana hanya bisa diam sambil membekap mulutnya menahan nangis. Dia merasa sangat sakit mengetahui Kiara menjalani hidup seperti itu. Sedangkan Renata hanya terdiam dengan amarah Virgo. Dia tidak menyangka Kiara akan mengalami hidup seperti itu karena ulahnya dan mantan suaminya. Apalagi saat Virgo mengatakan Kiara pernah mencoba bunuh diri dan juga percobaan pembunuhan yang dialami gadis itu. Renata tidak menyangka Kiara akan mengalami hal semengerikan itu dalam hidupnya. Renata benar-benar merasa sangat bersalah.

Virgo masih ingin memaki. Rasanya dia belum puas. Masih banyak hal yang ingin dia katakan. Tapi kehadiran seorang dokter yang keluar dari ruangan yang dari tadi mereka tunggu, menghentikan semua ucapan kasar Virgo. Virgo dan Arin mengenal dokter itu. Selama ini dia yang merawat Kiara saat paru-parunya kambuh.

“Bagaimana keadaannya, Dok?” tanya Arin langsung.

“Keadaanya belum stabil. Saat ini Kiara masih membutuhkan alat bantu pernapasan. Anda bisa ikut saya? Ada yang harus saya bicarakan”

Arin mengangguk. Dia meminta Renata untuk ikut dengannya. Bagaimanapun dia orang tua Kiara. Jadi menurut Arin, wanita itu harus tau keadaan Kiara sebenarnya. Virgo sepertinya tidak setuju. Tapi tidak bisa apa-apa. Mereka juga dipesankan oleh Dokter yang bernama Riko itu untuk menjenguk Kiara setelah nanti dipindahkan ke ruang rawat. Semuanya mengangguk. Terpaksa patuh dengan perintah dokter muda tersebut.

HopelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang