Keping 20

22 2 0
                                    

Tania tadinya ingin membiarkan Kiara dengan gadis yang sangat mirip dengan gadis itu. Tapi setelah beberapa menit dia merasa keputusannya salah. Dia merasa kalau pembicaraan Kiara dengan gadis itu tidak akan berakhir baik. Dia melihat bagaimana kemarahan terpancar di mata Kiara tadi. Kejadian Kiara mengamuk di danau kemaren itu jadi masuk akal bagi Tania. Dia jadi merasa bersalah karena sudah marah-marah pada Kiara kemaren, padahal dia memang tidak tau apa-apa tentang Kiara. Seharusnya saat melihat Kiara pagi itu Tania sudah paham kalau Kiara sedang ada masalah serius.

Dia harus mencari Kiara. Tapi bagaimana caranya dia menemukan Kiara? Masa iya dia harus mencari di semua tempat? Ditambah dengan kenyataan kalau sekolah mereka ini luas banget, bertingkat pula. Tania ingin mencari Kiara ke tempat yang memungkinkan seseorang untuk bertengkar tanpa diketahui oleh seseorang, ketika gadis itu muncul di depannya dengan tampang yang tampak kacau.

"Kiara, lo kenapa?" tanyanya.

Tapi Kiara tidak menjawab dan malah terus berjalan. Melihat arah Kiara berjalan, rasanya Tania bisa menebak kemana gadis itu akan pergi. Tania hanya mengikuti dibelakang. Rasanya dia tidak tega meninggalkan Kiara saat melihat anak itu seperti ini. Dan rasa bersalah yang muncul dihatinya bertambah berkali-kali lipat.

Seperti dugaannya Kiara menuju perpustakaan sekolah. Berniat bertanya tapi melihat Kiara yang langsung merebahkan kepalanya di salah satu meja disudut perpus Tania jadi tidak tega. Cukup lama mereka diam sampai akhirnya Tania tidak tahan untuk tidak bertanya.

"Apa kemarahan lo sama Willi di danau waktu itu berhubungan dengan ini?"

"Lo bisa tinggalin gue sendiri saat ini nggak? Gue nggak mood untuk cerita apa-apa"

Kiara malah mengucapkan kata-kata itu alih-alih menjawab pertanyaan Tania. Tania jadi menelan ludahnya sendiri.

"Tapi, Ki. Gue..."

"Tolong Tan. Gue tau lo masih marah sama gue karena kemaren. Tapi gue lagi nggak mood buat bahas apapun"

Walau bicara seperti itu, tapi Kiara tidak melihat kearah Tania. Tania menghela napasnya kasar. Sepertinya sikapnya kemaren kepada Kiara benar-benar keterlaluan. Seharusnya dia mengerti perasaan Kiara bukannya malah seenaknya marah-marah dan hanya menambah beban Kiara.

"Gue minta maaf karena gue marah kemaren. Seharusnya gue tau kalau lo juga lagi butuh tempat berbagi. Tapi gue malah seenaknya bersikap seperti itu sama lo. Gue minta maaf. Kalo lo mau cerita sesuatu lo bisa dateng ke gue"

Tania meninggalkan Kiara setelah berkata seperti itu. Dia tau memang tidak akan ada gunanya untuk mencoba bicara dengan Kiara saat ini.

HopelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang