Kiana menghempas tasnya ke atas kasur ketika sampai di rumah. Dia tak bisa melupakan semua kemarahan yang ditumpahkan Kiara. Dia mengerti perasaan itu. Bagaimanapun mereka kembar. Kiana menghela napas berat. Hidup seperti ini sungguh berat untuknya. Saking seriusnya memikirkan semua itu, dia sampai tak sadar ada yang memasuki kamarnya tanpa ijin.
“Ada apa sayang? Sepertinya kamu mikirnya serius sekali. Bagaimana sekolahnya?”
Kiana langsung membalikan badannya mendengar suara itu. Dia melihat seorang wanita tersenyum lembut padanya. Senyum yang selalu dapat menentramkan hatinya, namun kini ditambah rasa sakit. Wanita cantik ini adalah mamanya. Melihat betapa cantiknya mamanya ini, orang-orang pasti tak akan percaya kalau itu mamanya. Mereka terlihat lebih seperti kakak dan adik.
“Aku ketemu Kiara disekolah”
Mendengar nama itu di sebut-sebut, mama Kiana yang bermana Renata itu tersentak kaget. Seolah-olah dia baru saja diingatkan kalau dia punya anak yang bernama Kiara. Anak yang bertahun- tahun tak pernah dilihatnya. Walau Kiana dan Kiara sangat mirip, dia juga ingin tau bagaimana pertumbuhan anaknya yang satu itu. Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia bahagia? Tapi Renata juga sadar, ketika mengetahui semua ini Kiara tak akan baik-baik saja. Seperti malam itu contohnya. Kiara tak mau mendengarkan penjelasan apa-apa dari mereka. Namun bukannya melakukan sesuatu untuk meminta maaf pada Kiara, dia malah mengabaikannya.
“Bagaimana keadaanya? Apa dia baik-baik saja?”
Suaranya terdengar bergetar. Ada perasaan menyesal ketika mendengar nama itu di dalam hatinya.
“Dia nggak baik-baik aja Ma. Setelah tau semua ini apa Mama pikir dia akan baik-baik aja? Dia sangat marah. Dia nggak mau sama sekali ngomong sama Kiana. Dia benci sama Kiana dan ini semua karena Mama dan Papa”
Akhirnya tangis Kiana pecah. Perasaanya sendiri juga tidak jelas. Perasaanya campur aduk. Dia kangen sekali pada adiknya itu. Tapi Kiara menjauhinya.
“Maafin mama ya sayang. Mama minta maaf”
Ucapnya lembut sambil memeluk Kiana. Dia tak tau ekspresi apa yang ditunjukan Kiara waktu itu. Marah, sedih, kangen atau mungkin lainnya. Ekspresi Kiara tak terbaca olehnya.
“Tolong, Ma, tolong bawa Kiara balik. Kiana kangen sama dia. Tolong jelasin semuanya sama Kiara”
“Maafkan mama sayang. Ini semua kesalahan mama. Tapi mama janji akan berusaha bicara dengan Kiara” janji Renata pada putrinya itu.
Renata menghela napas sejenak. Dia ingat kejadian malam itu. Kejadian dimana Kiana koleps saat mereka sampai di rumah. Sedangkan Kiara tak ada di semua tempat. Dia meninggalkan Kiana sendirian. Dia tau anak itu pasti pergi main basket lagi. Ketika Kiara pulang dia tak bisa mengendalikan amarahnya dan malah memukul Kiara padahal anak itu tak tau apa-apa. Bahkan dia dan mantan suaminya juga hanya membiarkan Kiara yang tak pulang malam itu. Padahal pengurus rumah beberapa kali menelfon mereka mengatakan kalau Kiara belum pulang-pulang juga. Mereka lebih memikirkan keadaan Kiana. Setelah itu kecelakaan itu terjadi. Kiara terluka parah tapi mereka tidak terlalu menanggapi. Bahkan mereka memutuskan untuk pergi malam itu juga tanpa memikirkan Kiara, tanpa menghawatirkannya sama sekali, dan malah meninggalkannya dengan cerita bohong. Dan lebih parah lagi, dia bahkan tak pernah memikirkan Kiara selama ini. Setelah Kiana menyebut-nyebut nama itu berulang kali barulah dia memikirkannya. Dan itu baru beberapa minggu ini. Ketika Kiana mendesak dan memutuskan balik ke Indonesia.
“Maafkan Mama ya” ucapnya sambil mempererat pelukannya pada Kiana.
Tak hanya kepada Kiana dia harus minta maaf, tapi terlebih pada Kiara. Namun apa Kiara mau untuk memaafkan mereka?

KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless
Teen FictionKiara tidak tau hidupnya akan serumit ini. Dia sudah berusaha menjalani semuanya dengan normal. Bahkan keputusan yang membuatnya pindah sekolah dan pindah tempat tinggal tidak berarti apa-apa. Sepertinya takdir tidak mengijinkannya bahagia. Semua m...