Akan ada saatnya kau sadar;
bahwa apa yang kau genggam
bukanlah yang kau butuhkan***
Raffa melonggarkan dasinya tepat setelah mencapai kamar. Tasnya langsung tergeletak di atas kasur, disusul dengan tubuhnya yang tergeletak tepat di samping. Tangannya terentang, matanya menatap kosong langit-langit kamar. Jemarinya kemudian bergerak, seolah hendak menggapai pelita, kemudian terjatuh lagi dengan lemas. Tenaganya sudah terkuras, begitu juga dengan emosinya. Ia lelah, bukan karena beraktifitas. Tetapi karena merasakan terlalu banyak hal. Amarah, kecewa, ... rindu.
Kenapa harus rindu?
Matanya terpejam erat. Cukup, pikirnya Ia melepas semua dalam satu hela napas. Ia kembali menutup dirinya dengan tameng, menghalau segala perasaan yang tak segan membuatnya runtuh. Ia seakan sedang menyegel dirinya sendiri. Dengan begitu, matanya kembali terbuka, kini disertai dengan senyum getir.
Ia kemudian bangkit dari rebahnya dan meraih ponsel. Pandangannya tertuju pada tanggal yang tertera di layar. Sudah seminggu berlalu. Kini pukul sebelas malam.
Jemarinya bergerak kembali, menjalankan aplikasi chatting.
Tanpa berpikir panjang, Raffa membuka chat room dan mengetik satu pesan.
Raffa: Ren. Sori kalo lagi bobo cantik. Cuma mau nanya, besok free?
Sebelum menekan tombol send, jarinya berhenti. Dengan cepat ia menekan tombol delete dan mengetik ulang,
Raffa: Ren, besok free?
Sent
***
"Kamu gak bawa bekal, Ren?"
Rena menggigit rotinya sambil mengikat rambut. Ibunya sedang berdiri di dapur sambil berkacak pinggang, memperhatikan gerak-gerik anak perempuannya dengan kerut di ujung mata. Parasnya kian tergerus oleh waktu.
"Gak usah, Ma. Nanti Rena jajan di kantin aja," jawabnya. Ia mengikat tali sepatu dan menyambar tas. Dikecupnya pipi ibunya sekilas. Kemudian pamit singkat sebelum melangkah keluar apartemen, masih sambil mengunyah roti.
Sesampainya di bis sekolah, tangan kanannya yang menggenggam ponsel segera membuka notifikasi yang belum dibaca.
Gilang: Ren
Gilang: Kalo ada yg nanyain, bilang udh taken sama Gilang
Gilang: Typo. Mksdnya, kalo ada yang nanyain dasi cadangan lu, blg udh taken sama Gilang
Gilang: Gua mau pinjem soalnya hehe, lupa bawa
Gilang: Jangan kasih pinjem yg lain
Gilang: Sent a sticker
Rena memutar bola matanya dan mengetik balasan,
Rena: Sip, total biaya: satu snickers.
Ia pindah ke chat room berikutnya,
Laras: Udh pagi nih dayang-dayangku. Wake up
Laras: Jgn lupa bawa PR Kimia & dasi buat upacara
KAMU SEDANG MEMBACA
R untuk Raffa
Teen FictionAda tiga hal yang paling Rena sukai: hujan, teh, dan Raffa. Karena menurutnya, tiga hal itu tidak akan pernah mengkhianati. Tapi malam itu, di bulan November keempat belasnya, Rena sadar. Bahwa fana adalah satu kata yang tepat untuk mendeskripsika...