Ada rahasia di antara bait-bait malam; tentang rembulan yang mendengar doaku, dan bintang yang mengantar harapanku. Semuanya menyelipkan namamu.
Tapi tak perlulah kau tahu.
***
Rena mendengar pintu kamarnya diketuk disusul suara ibu, "Ren, kok belum tidur?"
Ibunya pasti melihat lampu kamar yang masih menyala. Ia turun pelan-pelan dari kursi yang semula dinaikinya untuk mengambil kotak dari atas lemari. "Iya, bentar lagi," jawabnya. "Masih asik baca."
Bohong sedikit tidak masalah, kan?
"Jangan tidur malem-malem." Suara langkah kaki ibunya menjauh. Rena menghela napas lega, namun jantungnya masih berdebar-debar. Kotak di tangannyalah penyebabnya. Sudah bertahun-tahun ia menahan diri untuk tidak membukanya, tetapi malam ini; ia mengaku kalah. Perkataan Raffa yang sederhana namun membebani terngiang lagi di telinganya, "Kenapa gak main lagi, Ren?"
Jemarinya bergetar ketika membuka kotak tersebut. Di dalamnya terdapat bertumpuk-tumpuk buku, foto, dan beberapa piagam serta sertifikat. Dunianya yang dulu; dunia yang sudah ia tinggalkan, seakan dikemas dalam sebuah kotak usang yang kini menggenggam begitu banyak memori.
Satu foto yang terselip di antara tumpukan itu membuatnya terdiam.
'Hope', begitu yang tertulis di balik foto tersebut.
Rena tersenyum sendu.
Ia ingat hari ketika foto itu diambil. Ia dan Raffa sedang berjalan menuju taman, ketika seekor burung gereja dengan sayap terkulai sedang dikerumuni oleh anak-anak dari komplek sebelah. Singkat cerita, Raffa bersikukuh untuk membawa burung itu ke dokter hewan. Ia memberi nama burung itu 'Hope'. Hingga beberapa hari kemudian, burung itu sembuh, lalu terbang pergi.
"Kamu gak sedih, Raf?" tanya Rena begitu Raffa cerita burungnya sudah pergi jauh.
Raffa hanya menggedikan bahu dan tersenyum kecil. "Burung itu harus dibiarkan bebas, Ren. Karena dengan begitu dia bisa bahagia. Sedihnya aku nggak ada apa-apanya."
Raffa menulis lagu pertamanya menceritakan tentang burung tersebut, yang kemudian ia beri judul Fly Away.
"It's dark and you're afraid,
It's hurt and you're broken,
But you've got wings
To fly
So fly, fly, fly away...
I'm here to catch
When you're falling
I'm here to fix
When you're broken
So fly, fly, fly away...
You've got wings
So fly, fly, fly away..."
Rena mengingat setiap nada dan liriknya sebaik ia mengingat bagaimana Raffa tersenyum ketika menyanyikannya. Lagu itu menjadi lagu pertama yang berhasil Rena mainkan dengan piano. Lagu pertama yang membawanya ke dunia musik.
Hanya untuk ia tinggalkan kemudian.
Karena ketika Raffa pergi, Rena kehilangan passion-nya untuk bermain musik.
Lalu Raffa kembali, apa yang harus ia lakukan?
***
"Mau kemana?" Gilang hampir terjengkang ketika mendapati Dimas sudah berdiri di hadapannya ketika ia membuka pintu. Ruang inapnya malam itu terasa lebih dingin dan kosong. Memang, ruangan itu sesungguhnya selalu kosong. Seperti ada sesuatu yang hilang. Sesuatu yang tidak terpenuhi. Mungkin sesuatu itu adalah kehadiran Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
R untuk Raffa
Teen FictionAda tiga hal yang paling Rena sukai: hujan, teh, dan Raffa. Karena menurutnya, tiga hal itu tidak akan pernah mengkhianati. Tapi malam itu, di bulan November keempat belasnya, Rena sadar. Bahwa fana adalah satu kata yang tepat untuk mendeskripsika...