Tentang segala yang tidak pernah, yang berakhir bukan karena kalah, melainkan karena terkadang; satu-satunya pilihan terbaik adalah menyerah.
***
Satu bulan setelahnya.
23:58
23:59
00:00
Rena tersenyum, menekan tombol send dan menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Hanya selang beberapa detik, sebuah pesan balasan masuk, membuat senyum Rena semakin lebar seiring ia mengetik,
Rena: Cie tambah tua!!!
Gilang: :(
Ia membayangkan wajah Gilang yang cemberut lalu tertawa.
Gilang: You sound so cute it's unfair
Tawanya otomatis berhenti.
Iya, Rena memang mengirim voice note berisi nyanyian happy birthday untuk Gilang beberapa saat lalu. Iya, Rena tahu suaranya sedang serak karena batuk. Tapi, tidak, Rena sama sekali tidak menduga reaksi Gilang barusan.
Rena: Thanks for lying
Gilang: I'm not lying
Gilang: The only thing I'm lying is
Jemari Rena melayang di antara huruf-huruf keyboard ponselnya, tidak mengetik apa-apa seraya ia menunggu lanjutan perkataan Gilang.
Satu menit, dua menit.
Yang ditunggu tak kunjung datang, hingga ia tidak sadar jatuh tertidur. Dan ketika ia mengecek esok paginya,
Gilang: This message was deleted
***
Why do people fall in love?
Gilang tahu ia tidak seharusnya menoleh. Karena ketika ia menoleh, maka matanya akan menatap Rena. Dan ketika ia menatap Rena, Gilang tidak bisa berpaling lagi. Bahkan ketika gadis itu tertawa—
—dengan laki-laki di sebelahnya, yang bukan dia. Yang bukan Gilang.
"Eh, Lang!" Tawa Rena berhenti, dan mungkin Gilang tidak seharusnya merasa senang. Tetapi kini ia memeperoleh perhatian penuh dari Rena, Gilang akhirnya bisa tersenyum untuk pertama kalinya hari itu.
"Hey, Ren."
Rena berjalan mendekat ke arahnya, meninggalkan Raffa yang kini sibuk dengan buku-buku di loker. Gilang dalam hati berterimakasih karena Raffa setidaknya memberi mereka waktu untuk berdua. Walau mungkin hanya untuk lima menit. Atau tiga menit. Atau bahkan satu menit. Gilang tidak masalah.
"Happy birthday," Rena berkata, "Yah, walau gue udah bilang tadi malem. Hehe. Gue bilang lagi gapapa kan? Happy birthday."
Gilang serta-merta tertawa. "Thanks. Tapi tolong jangan bilang—"
"Selamat tambah tua!" Rena menyela.
KAMU SEDANG MEMBACA
R untuk Raffa
Teen FictionAda tiga hal yang paling Rena sukai: hujan, teh, dan Raffa. Karena menurutnya, tiga hal itu tidak akan pernah mengkhianati. Tapi malam itu, di bulan November keempat belasnya, Rena sadar. Bahwa fana adalah satu kata yang tepat untuk mendeskripsika...