- 4 -

350 25 0
                                    

            KITA TIDAK SELALU pergi ke Manorwood untuk bersenang-senang, pria itu mengajak ku ke tempat lain bersama beberapa temannya, selalu berbeda, namun hanya 1 atau 2 orang yang konstan sama, antara gadis yang waktu dulu memberikan ku undang...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KITA TIDAK SELALU pergi ke Manorwood untuk bersenang-senang, pria itu mengajak ku ke tempat lain bersama beberapa temannya, selalu berbeda, namun hanya 1 atau 2 orang yang konstan sama, antara gadis yang waktu dulu memberikan ku undangan ke Manorwood atau teman masa kecil pria itu.
Setiap kali ia membawa ku pergi, dia selalu membuat ku merasa spesial. Tidak, bukan spesial seperti memperlakukan ku sebagai pacar atau memanjakan ku, dia tidak melakukan itu, melainkan, dia membuat ku merasa spesial dengan cara tidak memaksa ku untuk mengikuti tempo bersenang-senangnya, yang ku akui sangat hardcore. Aku tidak bisa mengikuti temponya itu, aku baru di dunia ini, aku tidak pernah memiliki koneksi terhadap dunia seperti ini, dan pria itu tahu secara pasti betapa barunya diri ku. Memang, sebelumnya aku pernah mencoba, tapi tidak pernah sampai benar-benar seperti ini.
Tapi harus ku akui, ini sangat menyenangkan.

°°°°§§°°°°

"Aku merasa bersalah mengajarkan mu merokok" ucap pria itu tertawa pelan
"Kau tidak mengajarkan ku" balas ku mengingat saat pertama ku mencoba rokok yang sebenarnya
"Jadi selama ini kau bermain polos di depan ku?" Ia melirik ku dengan tatapan jahil
"Aku harus, aku memiliki reputasi untuk dijaga" balas ku tak mau kalah
"Oh! Reputasi, huh?" Aku menyukai tawa pria itu. Sangat bebas, tanpa terdengar ada beban baginya "dan reputasi apakah itu?" Pria itu menantang ku
"Reputasi gadis polos dan baik-baik" balas ku bangga, sementara pria itu hanya tertawa
"Jadi kau suka rokok itu?" Tanyanya setelah beberapa saat terdiam menikmati musik yang mengalun kasar
"Yeah, ini manis, seperti aromanya" balas ku mengagguk
"Jangan kau kecanduan dengannya" ucapnya memperingati ku, namun lebih seperti sebuah candaan
"Aku tahu batas ku" balas ku yakin
"Suatu hari kau akan melupakan batas itu" kali ini ia terdengar lebih serius, namun saat aku menatap wajahnya, yang aku lihat hanya ekspresi bercanda "mari pesan minuman lain"

°°°°§§°°°°

Setiap detiknya, aku selalu memikirkannya. Kau mungkin berpikir kalau aku terobsesi dengannya saat ini, kau seharusnya tahu bagaimana aku sebelumnya, sebelum aku menghabiskan banyak waktu dengannya. Pikiran ku lebih kacau dari saat ini, aku membuat banyak imajinasi dalam kepala ku, skenario dari A sampai dengan Z dan kembali lagi ke A tentang diri ku bersamanya. Kalau kau mengatakan saat ini aku terobsesi dengan pria itu saat ini, bagaimana dengan aku yang sebelumya? Setidaknya, saat ini kepala ku mengulang memori yang terjadi sebelumnya, bukan sebuah imajinasi gila dan aneh yang ku buat-buat dalam kepala yang penuh dengan hal ambigu ini.
Aku sudah menceritakan apa yang bisa aku ceritakan pada Clair, itu juga membantu ku sedikit tentang perasaan hati ku untuk pria itu, setidaknya sekarang aku bisa meluapkan pikiran ku tentang pria itu pada seseorang tanpa harus menutup-nutupi identitasnya.
Clair, yang bersikap sebagai teman yang netral, menerima semua curahan hati ku, kadang memberikan sedikit opininya agar aku tidak jatuh dalam lubang yang ku gali sendiri. Karena itulah gunanya teman, itu yang selalu ia katakan setelah aku menyadari opininya adalah hal yang ku butuhkan saat itu.
Lalu aku melakukan kesalahan dengan menceritakan hal-hal yang sebenarnya ingin ku lakukan bersama pria itu kepada seorang teman yang ku pikir bisa dipercaya menyimpan curahan pikiran ku. Dia tidak menyimpannya sendiri. Aku tidak tahu apa yang terjadi, bagaimana kronologisnya, tapi yang aku tahu, Shawna berakhir tahu tentang hal yang aku curahkan pada teman ku ini, dan sekarang Clair pun tahu. Tidak masalah, itu adalah sesautu yang dulu. Sekarang adalah sekarang.
Dan itulah yang akhirnya membawa kita pada hari ini.
"Nikmati akhir minggu kalian sebelum pembantaian, guys" canda ku berdiri dari kursi ku saat aku melihat sosok pria itu mengajak ku untuk pergi
"Tidak lucu, Taylor, aku tidak bisa gagal lagi" eluh Clair sedih
"Sorry, Clair..." ucap ku meringis "aku harus segera pergi" menarik tas punggung ku, aku berjalan cepat mengejar pria itu yang sudah berjalan di depan
"Hei, jangan berjalan terlalu cepat" ucap ku berusaha mengejarnya, namun alih-alih melambat, ia malah mempercepat langkahnya "dude..." dan aku mendengarnya tertawa, tapi memang ia memperlambat langkahnya
"Sudah sebuah kebiasaan berjalan cepat bagi ku," balasnya santai "kau sudah siap untuk ujian mu, Princess?" Dia menoleh kepada ku, menghirup rokok yang sudah saja ia bakar dalam waktu beberapa detik setelah keluar gedung kampus
"Dalam waktu dekat" balas ku ragu
"Kau tidak ingin fail bukan? Maka belajar lah" ucapnya sambil membuka pintu mobilnya "tapi jangan kau berani-berani belajar saat kita sedang bersenang-senang" ancamnya menunduk ke dalam mobil
"Kita akan kemana?" Tanya ku mencondongkan badan ke arahnya sejak ia belum masuk mobil dan masih menghabiskan rokoknya di luar
"Ada tempat baru" balasnya singkat "kau akan menyukainya, tenang saja"
"Siapa yang akan bergabung?" Tanya ku lagi
"Orang-orang yang biasa," balasnya sambil memasuki mobilnya "kenapa? Kau ada tidak nyaman dengan seseorang?" Tanyanya sambil mencolokkan HPnya ke speaker
"Tidak, hanya ingin tahu seberapa besar kelompok kita kali ini" balas ku menunduk menatap HP ku
"Kau tidak harus ikut" ucapnya setelah musik mulai mengalun "kau ingin ikut dengan ku atau tidak?" Aku bisa merasakan tatapan matanya menatap ku
"Ummm" gumam ku mempertimbangkan "apa aku harus turun dari mobil mu kalau aku tidak ingin ikut?" Aku mengangkat kepala ku menatapnya
"Uhh... ya, jelas" ucapnya tertawa menyindir
"Okay, aku ikut dengan mu" putus ku menggumam
"Good girl." balasnya senang lalu membawa mobilnya pergi

°°°°§§°°°°

"Have a cig, you'll feel better" dada ku terasa hangat, aku baru saja meminum sisa cairan dalam botol whiskey yang mereka beli "percaya pada ku" pria itu lalu mengulurkan kotak rokoknya beserta pematik
"Okay" aku mengambil benda-benda yang ia ulurkan dan mengambil 1 batang dari kotak rokoknya dan membakarnya, menghirupnya dalam, dan merasakan pengaruhnya
"Merasa lebih baik?" Pria itu menyeringai di sisi ku
"Sedikit" balas ku pelan, dan pria itu tertawa di sisi ku "apa?"
"Aku tidak percaya kau benar-benar menegak habis isi botolnya" balasnya masih dengan sisa-sisa tawa
"Itu tidak sebanyak itu juga" balas ku membela diri
"Oh, itu masih cukup banyak, Princess," pria itu meyakinkan ku lalu mengambil satu batang rokok untuk dirinya sendiri. Itu adalah batang ke-6nya sejak pertama kali sampai di sini, saat perjalanan kemari, dia sudah menghabiskan 2 "kau akan pulang mabuk malam ini" lanjutnya sebelum membakar batang rokoknya "kepala mu sudah mulai ringan?" Aku menggeleng "kau sudah mulai belajar" ucapnya bangga "more drinks, people!" Sahutnya dan diikuti sorakan teman-temannya menyetujui
Dia tidak salah. Malam itu, aku memang pulang dalam kondisi yang cukup mabuk. Hal baik ia cukup bertanggung jawab dengan mengantarkan ku sampai rumah.

Escape ManorwoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang