- 7 -

218 20 0
                                    

            MUNGKIN AKU TIDAK seharusnya mengatakan getaran, lebih seperti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MUNGKIN AKU TIDAK seharusnya mengatakan getaran, lebih seperti... arithmia jantung. Memang tidak seburuk saat dulu, tapi tetap buruk
"Apa yang dia lakukan di sini?" Desis pria itu saat melihat gadis itu menarik ku di belakangnya
"Dia ikut dengan kita" balas gadis itu dengan penuh keyakinan
"Whatever" balasnya membuang rokoknya saat masih ada beberapa hisap tertinggal lalu berjalan pergi
Apa dia benar-benar marah pada ku? Tapi mengapa? Apa yang aku lakukan sampai membuatnya mendendam pada ku seperti itu? Apa karena aku mengatakan tidak padanya? Kalau dia tidak pernah ditolak sebelumnya dan dia tidak suka saat aku melakukannya? Ini sangat membingungkan
"No, no, Taylor," gadis itu menarik tangan ku saat aku bergerak menuju pintu belakang mobil pria itu "kau duduk di depan"
"Tapi mengapa?" Tanya ku bingung, tapi gadis itu hanya tersenyum membukakan pintu untuk ku
Setelah aku masuk dan duduk di sana, pria itu melirik ku sekilas namun tidak mengatakan apapun. Kemana pula kita akan pergi sekarang? Ini masih hari Kamis dan besok aku memiliki kelas pagi!
"Kemana kita pergi?" Tanya ku pada siapapun yang akan menjawab
"Tempat menyenangkan" balas gadis itu dari kursi belakang

Selama perjalanan, tidak ada satupun dari kita berbicara, kesunyian diisikan oleh musik pria itu yang berdebum lantang. Pria itu sangat menyukai musik lantang. Sesekali, aku melirik ke arahnya, pria itu mencengkeram kemudi seperti hidupnya bergantung padanya. Oh... betapa aku berharap gadis itu tidak ada dalam mobil dan aku bisa bertanya pada pria itu dengan frontal apa yang aku lakukan sampai menerima perlakuan dinginnya
"Kalian seperti pasangan yang sedang bermasalah" ucap gadis itu, tapi tidak ada satupun dari kita meresponnya "fine, I'll shut up" ucapnya lagi dengan nada malas
Saat akhirnya kita sampai di tempat tujuan kita, gadis itu keluar dari mobil lebih cepat dari kau bisa mengatakan "tunggu"
"Aku tidak patut diperlakukan dingin seperti ini" ucap ku membuat pria itu berhenti dari pekerjaannya
"Aku tidak memperlakukan mu bagaimana pun" balasnya datar lalu keluar mobil. Aku mengikutinya dan dengan cepat berada di sisinya
"Yes! Yes you did!" Ucap ku kesal
Dia menatap ku tanpa ekspresi sebelum membuka mulutnya dan berkata "mungkin kau memang masih anak-anak" lalu berjalan menghindari ku
"Apa karena kau mengatakan tidak pada mu waktu itu? Apa kau tidak menyukainya saat seseorang pernah mengatakan tidak pada mu?" Aku menahan tangannya
Dia mengejutkan ku saat ia menggunakan tangannya yang bebas untuk mengangkat dagu ku "loosen up, Princess. Ini bukan waktunya konfrontasi" menggunakan tangannya yang masih dalam genggaman ku, ia menarik ku masuk ke dalam bar bersamanya

°°°°§§°°°°

Aku tidak memesan minum apapun, tapi aku berakhir dengan satu gelas gratis berkat salah satu dari anggota kelompok kami memenangkan kontes bernyanyi. Kita semua saling bercanda ria, berbincang dan segalanya, ketegangan yang tadi terasa sangat berat dalam mobil di perjalanan kemari sudah lama hilang, lalu seorang dari kita menjatuhkan botol ke meja dan memberikan gadis itu sebuah ide untuk bermain truth or dare. Dan dengan mereka, permainan tanpa dosa itu bisa menjadi sebuah permainan yang sangat berdosa. Sangat-sangat berdosa. Kita beruntung saat ini kita berada di tempat umum, atau akan ada batasan yang akan dengan senang hati mereka lupakan.
"Kau mulai pertama" botol menujuk kepada seseorang yang tidak ingat namanya, tapi aku ingat ia dikenalkan sebagai teman dari gadis itu "truth or dare?"
"Truth" pilih pria itu
Gadis itu menoleh tanpa kata kepada kami seolah berbincang memutuskan hal apa yang harus ia tanya
"Apa ku lebih memilih anal dengan Jason atau mendapatkan kepala dari Lola?" Jason adalah pria paling gagah dan macho di kampus dan Lola adalah gadis yang terjebak di masa pubertas
"Kepala dari Lola, jelas" balasnya seolah itu bukan pertanyaan lagi "aku lebih baik tersiksa sesaat daripada mati" tambahnya yakin "Okay, selanjutnya..."
"Sonya" mulut botol menujuk satu-satunya gadis lain di kelompok kami selain aku dan gadis itu "truth or dare?"
"Truth" balas Sonya
"Boring!" Ucap gadis itu lantang, dan Sonya hanya mengangkat bahu santai
"Apa kau benar tidur dengan Professor France?" Itu adalah skandal besar tahun lalu yang tidak pernah mendapatkan konformasi, bahkan aku mahasiswa tahun pertama mendengarnya sebelum aku masuk universitas ku saat ini
"Aku belum pernah tidur dengan siapapun" balas Sonya penuh keyakinan. Bukankah lebih mudah baginya untuk mengatakan "tidak" alih-alih mengatakan kalau ia masih perawan?
Sorak-sorai terdengar dari kelompok kami tentang pengakuan Sonya yang masih perawan. Itu sungguh bukan hal besar, banyak wanita yang sampai ia menikah pun masih perawan. Bukan hal besar, hanya menujukan kalau ia memiliki daya tahan yang lebih kuat dibandingkan dengan mereka yang sudah kehilangan sejak usia muda.
"Giliran mu" mulut botol sekarang menujuk pada pria itu yang tanpa perlu ditanya sudah mengatakan pilihannya
"Dare" dia yang pertama, dan orang-orang senang mendengarnya
"Kiss Taylor" dan jantung ku terasa berhenti. Bukan hanya melompat, tapi berhenti sepenuhnya "on the lips, 15 seconds" tambah gadis itu. Dia sangat licik. Aku kadang curiga apa ia sebenarnya mengetahui perasaan ku untuk pria itu, bukan hanya sekali dua kali ia meledek ku dan pria itu saat ia menangkap kita berjalan bersama, yang memang sering. Aku sudah merelakan sebagian besar harapan lebih sejak lama, pria itu tidak menyukai ku dengan cara itu. Kita hanya sebatas teman.
"Tanpa lidah" ucap pria itu pada gadis itu sebelum menatap ku menyeringai. Tidak perlu aku pernah bilang atau tidak, pria itu tahu kalau ini akan menjadi saat pertama ku.
Kalian mendengar benar... I am the girl that never been kissed.
Saat bibir lembutnya menyentuh bibir ku, aku harus mengingatkan diri ku kalau ini terjadi karena sebuah tantangan, bukan karena pria itu ingin mencium ku, tapi karena ia memilih sebuah tantangan. Aku tidak tahu bagaimana harus meresponnya, dia melakukannya sangat lembut dan perlahan. 15 detik terasa sangat lama. Aku menyukainya, tapi di saat yang sama membencinya. Aku akhirnya mencium pria yang aku sukai, tapi situasinya sangat tidak ku sukai. Aku merasa seperti gadis murahan, yang dengan mudahnya mencium seorang pria, tapi tetap saja aku menyukainya. Sangat.
"Wow!" Aku mendengar gadis itu bersorak "that was hot!" Lanjutnya mengipas-ngipaskan tangannya "dan itu lebih dari 15 detik, dude"
Pria itu tidak mengatakan apapun, ia hanya tertawa dengan senyum misterius. Dan tidak sekali pun setelah itu, pria itu menatap, atau setidaknya melirik, ke arah ku, tidak bahkan saat aku berhasil melakukan tantangan ku harus menggoda seorang pria di meja bar dan meminta nomer HPnya.

Escape ManorwoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang