AKU TAHU AKU sudah dalam masalah besar saat apa yang aku imajinasikan terbawa ke alam mimpi ku. Lebih intense, lebih real, dan jelas lebih realistis.
Aku ada perasaan kalau ini mungkin bukan pertama kalinya aku mendapatkan mimpi seksual antara aku dan pria itu, tapi ini adalah pertama kalinya aku terbangun dan mengingat setiap detail-nya sampai terkesan nyata. Sekarang aku menjadi lebih menginginkannya. Masalahnya sekarang hanyalah apakah aku memiliki keberanian untuk mewujudkannya secara nyata. Aku pengecut di daerah itu kalau diingat-ingat kembali.
"Kau telah sembuh sepenuhnya?" Tanya Clair sesaat ia melihat ku
"Aku ada 2 hari untuk istirahat, aku rasa sudah." Balas ku meyakinkanya
"Jangan memaksa diri, okay?" Clair tersenyum memastikan
"Kau tahu, untuk gadis dibawah umur, kau cukup keibuan," ucap ku meledaknya "menasihati dan sebagainya" lanjut menyeringai jahil
"Shut up!" Clair memukul lengan ku pelan sambil membuang muka malu
"Tapi itu tidak berarti hal buruk, Clair" ucap ku kali ini dengan nada normal "terima kasih telah mempedulikan ku" itu sungguh menyenangkan ku mengetahui kalau setidaknya aku tidak benar-benar sendirian di dunia ini, karena aku memiliki teman-teman ku bersama ku
"Itu lah gunanya teman" balasnya°°°°§§°°°°
Aku melihat pria itu hari ini sedang berjalan ke ruangan administrasi, dan kurasa aku melihat memar pipinya. Siapa yang meninju dia? Dari memarnya yang hanya di pipinya, aku pikir itu bukan karena perkelahian besar, mungkin ia menggoda wanita yang salah di sebuah bar atau club di akhir minggu kemarin. Itu bukan hal yang baru lagi.
Kau tahu, selama ini aku belum pernah benar-benar melihat dia membawa pulang seorang wanita, aku memang pernah melihat dia menggoda seorang wanita, tapi tidak pernah membawa wanita tersebut pulang. Kalau dilihat dari akal sehatnya, itu kemungkinan karena diri ku, bukan karena ia menyukai ku atau sesuatu, tidak sama sekali, tapi karena dia harus mengantar aku pulang setiap saat ia membawa ku pergi, karena itulah perjanjian kita. Aku akan ikut, selama ia mengantarkan aku pulang."Apa benar kau diundang mendatangi Manorwood?" Aku sedang menunggu teman-teman ku saat gadis yang sepertinya dari angkatan ku datang, ku rasa nama dia Brie, tapi aku tidak yakin
"Kenapa?" Tanya ku menatapnya penasaran
"Bagaimana kau bisa diundang? Siapa yang kau dekati untuk bisa diundang?" Dia terlihat seperti mean girl pada umumnya
"Aku tidak mendekati siapapun, aku diundang begitu saja" balas ku mengangkat bahu
"Apa pria itu? Pria yang selalu pergi dengan mu?" Sekarang ia terlihat tak sabar
"Apa kau menguntit ku?" Balas ku tertawa pelan
"Bagaimana bisa seorang kau diundang dan tidak diri ku?" Ia menatap ku nyinyir "Kau... Kau!"
"Aku hanya penerima undangan," balas ku santai "aku tidak tahu bagaimana cara mereka memilih siapa yang diundang siapa yang tidak" lanjut ku. Lalu aku sadar hal lain yang ia katakan "dan memangnya apa yang salah dengan ku?"
"Kau itu kau, tidak menarik, tidak memiliki fashion sense yang baik, tatanan rambut yang buruk, bentuk tubuh mu bahkan tidak menarik. Intinya kau itu plain" ucapnya tanpa peduli
"Wow, kau baru saja membuat musuh, di tahun pertama! Luar biasa!" balas ku sarkastik "senang aku bertanya" tambah ku
"Jadi, siapa yang harus aku goda untuk mendapat undangan?" Dia pasti bercanda! Hanya untuk sebuah undangan ke Manorwood, yang kurang lebih seperti kelompok berkumpul senang-senang lainnya
"Sudah ku katakan, aku tidak tahu." Ucap ku menegaskan "lagipula, apa kau bahkan tahu apa Manorwood itu?"
"The most exclusive, invite-only, hangout place" balasnya sok
"Manorwood bukan sebuah tempat," balas ku datar "now get lost"
"Apa maksud mu Manorwood bukan sebuah tempat?" Sekarang ia terlihat bingung
"Invite-only secret" aku memberikannya senyum ramah
"Bitch" lalu ia pergi menjauh. Akhirnya waktu tentang.
Aku menunggu lebih lama lagi, karena ternyata kelas mereka selesai lebih lama dari yang seharusnya. Dosen mereka sedang kejar tayang materi yang belum terbatas karena libur dan sang dosen pernah ijin jadi tidak ada kelas. Jadi disini lah aku sendiri.
Aku sedang membaca novel ku saat tiba-tiba aku melihat seseorang berdiri di depan meja ku dan saat aku mengadah aku melihat ia melambaikan tangan
"Oh... Hi," ini sebuah kejutan... dia tidak pernah menyapa ku saat di kampus kecuali aku yang menyapa duluan "ada apa?"
"Di mana teman-teman mu?" Apa dia sedang basa-basi dengan ku?
"Kelas" balas ku santai "apa yang kau lakukan di kampus?"
"Aku harus mengurus sesuatu di admin" balasnya mengangkat bahu "jadi, jam berapa kelas mu selesai hari ini?"
"Umm.. 4" ia mengagguk "kenapa? Apa kau akan mengajak ku mabuk lagi?"
"Mungkin" balanya menyeringai
"Ini Senin, dan kau akan membuat ku menjadi pemabuk" balas ku tidak tepatnya mengatakan tidak
"See ya" ucapnya menepuk kursi di depannya lalu berjalan pergi. Aneh...°°°°§§°°°°
Pria itu benar ada di sana saat kelas ku berakhir. Aku tidak menyadarinya, tapi Clair yang berjalan bersama ku saat itu menyadarinya. Ia menarik tangan ku dan menujuk ke arah pria itu yang saat ini tengah menatap ke arah kami. Aku baru sadar... pria itu dan teman-teman ku belum pernah berkenalan secara formal. Hmm...
"Kau Clair" aku sesungguhnya terkejut pria itu tahu nama Clair, aku tidak pernah menyebutkan nama teman-teman ku padanya, dan seperti yang aku katakan sebelumya, mereka belum pernah berkenalan secara formal
"Benar, dan kau adalah pria yang selalu menculik teman ku" balas Clair tersenyum ringan
"Bukan penculikan kalau ia bersedia" balas pria itu santai, membalas senyuman Clair
"Sampai besok, Taylor" ucap Clair pada ku
"Bye" balas ku sebelum meninggalkan Clair dan berjalan bersama pria itu
Seperti selalu, tidak dibutuhkan waktu lama bagi pria itu untuk sudah menyesap rokok di bibirnya. Kita benar-benar baru saja keluar dari gedung kampus beberapa detik lalu. Luar biasa benar.
"Bagaimana kau tahu nama Clair?" Tanya ku penasaran
"Kau membicarakan betapa luar biasanya teman-teman mu saat kau mabuk" balasnya datar. Sungguh?
"Jadi aku mabuk yang cerewet" simpul ku mengagguk
"Ya, sangat cerewet dan tidak bisa diam" ucapnya menggumam. Sungguh aku penasaran ada apa dengannya
"Aku ada kuis besok" ucap ku berdiri di samping mobilnya "jadi kalau kau berencana membuat ku mabuk lagi, aku tidak bisa, aku harus belajar" aku tidak masuk mobil karena aku tahu aku akan kembali keluar lagi setelah aku menolak ikut bersamanya
"Kita tidak akan mabuk, kita akan mendatangi pesta housewarming," ia bersandar di mobilnya menatap ku "akan ada orang dewasa, dan kau secara spesifik diundang untuk mendatangi pesta tersebut"
"Rumah siapa?" Tanya ku memastikan
"Winston" oh, pria yang waktu itu membawa kencan dan memasakan sesuatu yang spesial untuk kita. Okay...
"Aku harus di rumah sebelum jam 8" ucap ku bergerak memasuki mobilnya
"Yes, boss!" Balasnya sebelum mengikuti ku memasuki mobilnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape Manorwood
ChickLitApa yang terjadi saat seorang gadis bertemu dengan pria idamannya? Gadis akan jatuh cinta pada pria itu. Gadis akan berusaha mendapatkan pria itu. Gadis akan merubah dirinya untuk pria itu. Lalu apa yang akan terjadi saat gadis...