= 18 =

150 15 0
                                    

            BAHKAN CLAIR SEKARANG mulai menjauh, walaupun memang kadang kita masih saling berbicara dan belajar bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            BAHKAN CLAIR SEKARANG mulai menjauh, walaupun memang kadang kita masih saling berbicara dan belajar bersama. Tapi tetap saja, semua teman-teman ku mulai satu-persatu pergi meninggalkan ku. Dan itu menyedihkan, aku tidak pandai mencari teman.
            Dari tempat ku berdiri saat ini, aku bisa melihat teman-teman ku berkumpul, membicarakan sesuatu yang lucu karena mereka sedang tertawa. Aku dulu berada dalam lingkaran itu, dan sungguh, aku merindukan berada di dalam lingkaran itu. Apa mereka masih akan menerima ku kalau aku bergabung dengan mereka di sana saat ini?
            Mereka selalu mengatakan mereka membenci teman palsu, di depan baik tapi membicarakan di belakang, apa itu akan terjadi kalau saat ini aku mendatangi mereka? Mereka akan bertingkah baik dan membicarakan ku nanti, atau mungkin mereka akan langsung menolak ku dan mengusir ku pergi? Mungkinkah teman-teman ku setega itu? Biarlah... Aku akan mengambil kemungkinannya
            "Apa aku boleh bergabung?" Mendengar suara ku, semua mata langsung tertuju pada ku, membuat ku tak nyaman dalam waktu seketika
            "Kenapa? Kursi lounge penuh?" Itulah Shawna, dia tidak menahan diri saat tidak menyukainya seseorang
            "Aku hanya ingin bergabung dengan kalian" balas ku mengangkat bahu
            "Kau tidak diterima" kalimatnya membuat sakit hati. Kenapa Shawna harus sefrontal itu dalam berbicara?
            "Kenapa begitu, Shawna? Apa karena aku memiliki kehidupan yang tidak melibatkan mu di dalamnya?" Akhir-akhir ini aku mudah sekali marah entah kenapa
            "Tidak, kau tidak diterima karena kau akan membawa pengaruh buruk" kenapa Zara dan Clair tidak mengatakan apapun? Kenapa mereka menyodorkan Shawna untuk menjadi pembicaranya?
            "Dan pengaruh buruk apa yang akan aku tularkan pada kalian?" Aku tidak hanya lagi menatap pada Shawna, kali ini aku juga menatap Clair. Aku memberitahu dia banyak, apa dia masih menyimpannya atau sudah membeberkannya?
            "Keberadaan mu di sini saja sudah menjadi sebuah pengaruh buruk," ucap Shawna mencemooh "untuk reputasi kami" lanjutnya tertawa menatap ku "addict"
            "Ternyata kau juga seperti mereka, memakai topeng polos di luar, saat sebenarnya di dalam mu, kau busuk, Shawna, kau adalah hipokrit!" sembur ku di mukanya "kau mengucilkan mereka yang tidak kau sukai karena mereka tidak masuk dalam standar mu. Apa bedanya kau dengan para fakers itu, huh?" Aku menatap lurus ke matanya "you are a fucking hypocrite and a big ass faker!" Kata-kata ku jelas mengejutkan dua orang lain yang berada di meja
            "Itu sedikit terlalu kasar" ucap Clair pelan
            "Menyebut ku sebagai pecandu juga" balas ku datar
            "Tapi itu yang sebenarnya" sekarang mereka memilih untuk bicara
            "Begitu juga dengan Shawna," balas ku tak mau kalah "jangan katakan kalian tidak pernah berpikir demikian, aku tahu di satu titik kalian juga pernah menyadarinya bukan?" Aku menatap dua orang itu, aku tahu jelas kalau Clair pernah merasakannya, karena ia memberi tahu ku tentang kekesalannya itu, tapi, aku tidak akan membocorkannya.
            "Pergi saja, Taylor," ucap Clair setelah beberapa saat sunyi "pergi ke lounge dan diam lah di sana sampai kelas selanjutnya akan tiba"
            "Aku juga sudah berubah pikiran untuk duduk bersama seorang hipokrit" balas ku lalu meninggalkan mereka tanpa kata-kata lainnya
            Aku tidak butuh mereka. Aku bisa melewati masa-masa kuliah ku sendiri tanpa teman. Itu guna internet, mentor, dan perpustakaan. Aku tidak butuh teman.

°°°°¢¢°°°°

            Aku seharusnya membuat diri ku bersenang-senang karena kita berada di sebuah club, namun sayangnya aku malah memikirkan diri ku yang kesepian tanpa teman. Semua orang yang saat ini bersama ku di sini, bukan teman ku, mereka hanya orang-orang yang bersenang-senang bersama ku, mereka jelas bukan teman ku.
            "Taylor, ada apa dengan mu?" Tanya Mark mengambang
            Ya, aku kembali lagi dengan Mark. Orang-orang yang aku temui akhir-akhir ini tidak benar-benar membuat ku bisa melepaskan diri, malah membuat ku khawatir kalau aku terlalu membebaskan diri, mereka akan memanfaatkan ku. Aku jelas tidak ingin hal tersebut. Aku ingin bebas, bukan tambahan kekhawatiran. Jadi ya, sekarang aku kembali lagi ke dalam kelompok Mark.
            "Aku bertengkar dengan teman-teman ku" balas ku, tapi aku tahu Mark tidak mendengar ku, dia terlalu tinggi untuk mendengar ku
            "Here, santaikan diri mu, Taylor" Mark mengulurkan gulungan grass yang sudah tinggal 1/4 batang
            Untuk sebuah alasan, aku tiba-tiba berharap pria itu berada di sini bersama ku saat ini. Walaupun ia tidak peduli, setidaknya ia akan mendengarkan ku, atau berpura-pura mendengarkan ku dan memberikan respon tidak jelas, dia tidak akan mengabaikan ku secara terang-terangan seperti yang Mark lakukan sebelumnya. Pria itu tidak akan bertanya secara verbal, ia akan bertanya dengan bahasa tubuhnya, dan aku akan bercerita dengan sendirinya. Aku berharap pria itu di sini bersama ku.
            "Tidak seperti mu menolak kesempatan" aku masih belum menerima uluran grass-nya "ayo, kau tahu langkahnya... Taruh di mulut mu.." Ia menaruh batang itu di antara bibir ku "dan hisap"
            "Aku sedang tidak ingin, Mark" ucap ku mengembalikan batangnya ke jarinya
            "Itu pertama kalinya," ucap Mark tertawa lantang "aku selalu mengenal mu sebagai Taylor yang selalu siap bersenang-senang" ia membelai wajah ku. Sentuhannya terasa nikmat, membuat ku melupakan masalah teman-teman ku untuk sesaat. Mungkin yang aku butuhkan adalah lebih banyak sentuhannya. Jelas.
            "Hmmm... Kau sangat nikmat, Taylor" bisik Mark menaikan tangannya yang ada di paha ku menuju bokong ku. Dibutuhkan beberapa detik untuk menyadari kalau ia tidak menyentuh ku di atas dress ku, tapi dia menyentuh bokong ku langsung, yang membuat saat ini bokong ku terpampang untuk semua orang dalam club lihat.
            Aku sedang memejamkan mata ku, menikmati sentuhan lembut bibir Mark di leher dan bahu ku saat dagu ku diangkat tiba-tiba, yang membuat ku membuka mata ku dan menatap seorang yang sebelumnya aku harapkan berada di sini bersama ku.
            "Ku kira kita setuju hal seperti itu terlalu seperti hal yang dilakukan dalam sex club, Princess" dia menatap ku nanar lalu melepaskan dagu ku
            "Mark, berhenti" aku mendorong diri ku menjauh dari sentuhan Mark dan beranjak berdiri dari pangkuannya, tetapi mata ku tidak pernah berenti menatap mata pria itu
            "Benarkan dress mu" aku merasa seperti robot yang melakukan apapun yang pria itu perintahkan
            "Ada apa, Taylor?" Setelah Mark mengatakan ini, aku baru melepaskan tatapan ku dari mata pria itu untuk melihat Mark yang menatap ku penuh tanya
            "Kau terlalu membuat ku terekspos" ucap ku setelah berdeham
            Seperti menyadari ketidaknyamanan ku, Mark memutar tubuhnya untuk melihat pria itu berdiri di sana seperti sedang menunggu ku untuk pergi dengannya
            "Siapa pria ini?" Mark menatap ku sambil menunjuk pria itu
            Pria itu memberi ku tatapan seolah menantang ku untuk memberitahu siapa dirinya pada Mark
            "Aku harus pergi" ucap ku mengambil tas ku lalu melangkahi kaki Mark yang menghalangi
            "Tunggu, Taylor," Mark menahan tangan ku "kau akan pergi dengan pria itu?" Mark terlihat bingung, dan tinggi di saat yang sama
            "Sampai nanti lagi, Mark. Aku akan menghubungi mu nanti" aku menunduk untuk mengecup pipinya lalu berjalan pergi mengikuti pria itu yang sudah berjalan di depan ku.
            Kenapa aku merasa seperti aku sedang dalam sebuah masalah?

Escape ManorwoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang