= 16 =

146 15 0
                                    

            SAAT AKU SAMPAI di rumah, aku langsung berhadapan dengan tante ku dan suaminya, di pintu, berdiri kakak ku yang untuk pertama kalinya terlihat tidak sok, sebuah ekspresi baru untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            SAAT AKU SAMPAI di rumah, aku langsung berhadapan dengan tante ku dan suaminya, di pintu, berdiri kakak ku yang untuk pertama kalinya terlihat tidak sok, sebuah ekspresi baru untuknya. Sangat aneh.
            "Jelaskan ini, young lady!" Suami tante ku mengangkat simpanan ku
            "Tidak bisakah kita masuk ke dalam terlebih dahulu?" Balas ku bergerak melewati pasangan itu
            "Tidak! Jelaskan terlebih dahulu!" Suara suaminya menggema sangat lantang
            "Itu membantu ku belajar" balas ku singkat "puas?" Tambah ku ketus
            "Ini ilegal!" Ada apa dengan tante ku? Kenapa diam saja?
            "Duh... aku juga tahu itu, sir" balas ku santai "kalau itu legal aku bisa membelinya di apotek" lanjut ku mengerlingkan mata
            "Apa kau tinggi saat ini?!" Suaminya menarik bahu ku menatap mata ku
            "Mungkin" balas ku tak mengubah kesantaian ku "kenapa kalian peduli sekarang? Kalian tidak pernah peduli sebelumnya"
            "Kau membawa benda-benda terlarang ke bawah atap kami, kami peduli tentang itu!" bisakah ia berhenti berbicara terlalu lantang? Aku hanya sedang tinggi, bukan tuli
            "Hanya itu?" Aku bersedekap dengan wajah datar "okay, kemarikan simpanan ku, aku akan simpan di tempat lain yang bukan di bawah atap kalian"
            "Dasar kau gadis kurang ajar" sialan itu sangat sakit, aku yakin itu akan berbekas
            "Thanks, autie" ucap ku sarkastik lalu merebut simpanan ku dari tangan suaminya dan membawanya pergi
            "Kau akan kemana?!" Tante ku menarik tangan ku
            "Menyimpan simpanan ku yang tidak berada dibawah atap kalian" balas ku menarik tangan ku kembali "kenapa? Kau ingin sebagian?"
            "Kamu benar-benar gadis tidak pernah dididik!" Tante ku sekali lagi bergerak untuk menampar ku, tapi sebelum tangannya melayang, aku menangkapnya
            "Jelas sekali, tidak ada yang mendidik ku sejak aku kecil, kalian terlalu sibuk membenci ku, aku harus belajar sendiri, jadi sudah jelas" balas ku tertawa "dan kekerasan tidak pernah menyelesaikan apapun, auntie, itu malah membuat mu dituntut"
            "Masuk dalam rumah!" Perintahnya menunjuk pintu depan
            "Dengan simpanan ku? Ku kira kalian—" sebelum aku selesai, tante ku sudah memotong ku
            "Masuk ke dalam rumah, Taylor! Sekarang!" Bentak tante ku lantang
            "Alright, alright, chill, aku berjalan ke sana" aku berjalan sambil mengangkat tangan ku menyerah
            Diri ku yang dulu tidak akan pernah berani melakukan itu, aku terlalu sopan dan menahan diri. Aku tidak pernah membangkang, aku selalu menjadi anak baik yang tidak pernah mencari masalah. Tapi sekarang aku lelah dengan semua itu, sudah waktunya aku membebaskan diri ku, membiarkannya liar bebas melakukan keinginannya, aku tidak ingin lagi dikekang, aku bukan lagi anak kecil. Aku sudah menjadi wanita dewasa. Sudah cukup.

‭°°°°¢¢°°°°

            Mark tidak henti-hentinya menelpon HP ku. Di sana sudah ‬terdapat 32 missed calls dan beberapa pesan singkat darinya saat aku kembali melihat HP ku. Dia ingin tahu ke mana aku pergi dan kenapa aku pergi begitu tiba-tiba. Aku tidak membalasnya, aku terlalu kesal pada tante ku dan suaminya untuk merespon siapapun, dan berakhir mematikan HP ku. Siapa yang akan menghubungi ku juga?
            Setelah selesai kembali menyimpan persediaan ku di tempat yang baru, aku memutuskan untuk mandi dan menyelesaikan hari ini, tidak ada lagi yang bisa aku lakukan juga..

‭°°°°¢¢°°°°

            Aku kembali menyalakan HP ku sekitar jam 1 pagi. Untuk sebuah alasan, aku terbangun setelah baru tidur 1 jam. HP ku kembali dibanjiri oleh notifications pesan singkat dan pesan suara. Kenapa Mark sangat panik dengan kepergian ku? Tidak seperti aku pergi tiba-tiba berarti aku akan membunuh diri ku atau sesuatu juga kan... Jadi aku memilih untuk meringankan bebannya dengan membalas kalau sesuatu terjadi di rumah dan dia tidak perlu khawatir. Aku sungguh lega ia tidak tahu dimana rumah ku untuk suatu alasan entah apa.
            Aku bangun dari kasur ku dan berjalan keluar dari kamar. Tenggorokan ku terasa sangat kering saat ini, ku rasa ini karena grass yang aku hisap tadi di club
            "Kau seharusnya menyimpan persediaan mu lebih hati-hati" sebuah suara hampir membuat ku menjatuhkan gelas yang ku pegang saat ini
            "Fuck, Landon! Jangan mengejutkan orang seperti itu!" Desis ku pada kakak ku yang saat ini berdiri di pembukaan dapur "apa yang ibu mu lakukan di kamar ku, pula?"
            "Kampus menelpon, memberi tahu kau sering membolos kelas, mom ingin tahu kenapa" balasnya datar
            "Dan kenapa ia peduli? Tidak seperti kampus akan menghubungi kembali dan benar-benar mencari tahu alasannya" ucap ku sarkastik
            "Nilai mu... dipertanyakan" dipertanyakan?
            "Maksudnya?" Aku menatapnya bingung
            Kau tahu... ini adalah pertama kalinya aku dan Landon berbicara normal tanpa memaki.
            "Secara drastis meninggi saat kau jarang masuk kelas" aku tidak tahu kampus peduli dengan hal seperti itu...
            "Aku belajar!" balas ku difensif "aku tidak masuk kelas, tapi aku belajar"
            "Tidak ada yang tahu kebenarannya" dan sekarang kita kembali ke situasi awal
            "Whatever" ucap ku meletakan gelas di tempat cuci dan kembali berjalan menuju kamar ku

            HP ku menyala-nyala saat aku kembali sampai di kamar. Sekilas aku melihat nama Mark tertulis di layar. Mungkin aku harus mengangkatnya dan mencari tahu alasan ia terus menelpon ku speerti orang gila, ia terus menelpon ku tak henti-henti!
            "Apa yang kau butuhkan, Mark?" Ucap ku tanpa halo
            "Akhirnya kau mengangkat" ucapnya terdengar lelah
            "Ya, karena kau terus menelpon ku dan itu mulai terasa menyebalkan," balas ku menahan sarkasme yang ingin memaksa keluar "jadi apa yang kau butuhkan dari ku?"
            "Kau butuh dealer baru, Monty telah tiada, Rad menyingkirkannya" hanya itu? Itu alasan dia menelpon ku tanpa henti?
            "Hanya itu? Kau menelpon ku karena aku butuh dealer baru?" Aku tidak bisa menahan diri
            "Monty ditembak di luar club beberapa jam yang lalu, Taylor. Sesorang kehilangan nyawanya" ucap Mark seolah itu akan mengubah sesuatu
            "Resiko pekerjaan" balas ku cuek
            "Monty adalah teman mu" oh hell no!
            "Tidak, Monty adalah dealer ku, dia bukan teman ku" Mark sepertinya tidak bisa membedakan antara teman dan "teman"
            "Well, dia teman ku" ucap Mark muram
            "Okay." balas ku tidak tahu harus merespon apa "ada lagi yang lain?" Tapi ia menutup teleponnya tanpa perpisahan. Fine... aku tidak butuh dia dalam hubungan baik dengan ku, aku mulai bosan dengannya juga. Sekalian saja akhiri saat ini juga.

            Jadi Monty telah mati, dan sekarang aku membutuhkan dealer baru. Sudah jelas bukan tempat apa yang aku pikirkan saat ini? Dimana lagi tempat yang lebih tepat untuk mencari dealer dengan barang kualitas tinggi dan harga yang masuk masuk akal selain dari satu-satunya dan tidak ada lagi yang lain, Manorwood?

Escape ManorwoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang