- 5 -

300 21 0
                                    

Taylor | Him

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taylor | Him

Saat pagi hari datang, aku berani bersumpah aku merasa seperti ada petir menggelegar dalam kepala ku. Seperti ada sesuatu yang sangat lantang dan terus menerus berbunyi di dalam kepala ku. Ini bukan sebuah hangover normal, karena aku sama sekali tidak merasa pusing, hanya terganggu dengan suara yang terus-menerus terdengar dalam kepala ku.
"Jam berapa kau kembali semalam?" Suara tajam terdengar dari pintu ku
"Apa peduli mu?" balas ku malas tidak repot-repot menatapnya
"Apa kau mabuk semalam?" Tanya suara itu lagi
"Bukan urusan mu" balas ku lagi "bisa kau keluar dari kamar ku? Suara mu mengganggu ku"
"Minum aspirin" ucapnya ketus lalu tak sampai sedetik kemudian, sesuatu mengenai kepala ku. Luar biasa! Sekarang aku akan mengalami sakit kepala.
Yang baru saja kalian temui adalah kakak ku. Well, aku sebenarnya tidak pernah menganggapnya sebagai kakak ku sejak memang sebenarnya dia bukan kakak ku. Dia adalah anak dari orang tua angkat ku yang kebetulan lebih tua dari ku, jadilah dia kakak ku.
Aku tahu pertanyaan kalian yang selanjutnya. Jadi di mana orang tua kandung ku kalau orang tua ku saat ini adalah orang tua angkat? Mudah, mereka sudah tidak ada lagi bersama kita semua. Jadi di sinilah aku sebagai anak yang tidak terurus dan tidak diinginkan, satu-satunya alasan mengapa aku ada di sini bersama mereka yang tidak menginginkan ku adalah karena itu permintaan terakhir orang tua ku, yang secara spesifik meminta ku untuk diasuh oleh paman ku, yang sayangnya juga sudah tidak ada bersama kita 2 tahun setelah aku berada di bawah asuhannya.
Sekarang bibi ku sudah kembali menikah, dan pria yang baru saja kalian temui adalah anak dari pria yang bibi ku nikahi. Kita saling membenci, ia berpikir aku adalah beban tambahan untuk sang ayah, yang disetujui oleh setiap anggota keluarga, walaupun sebenarnya sang ayah bisa saja membiayai 5 orang mahasiswa di saat yang bersamaan. Satu-satunya alasan mengapa aku masih dibiayai dan memiliki uang saku yang cukup adalah karena kalau mereka tidak melakukan itu, mereka akan rugi lebih besar karena dianggap mengambil jatah ku yang sudah orang tua ku sediakan untuk kelangsungan hidup ku sampai tua nanti dan harus membayar 10x lipatnya kepada ku. Jadi tidak ada pilihan lain, mereka harus melakukan wasiat orang tua ku.

°°°°§§°°°°

Aku menghabiskan hari kemarin tidak keluar dari rumah, aku bahkan tidak keluar dari kamar ku. Untuk makan siang dan malam aku meminta untuk dibawakan ke kamar, tidak akan ada yang peduli juga jika aku tidak keluar kamar sama sekali seharian. Karena itu sedikit aneh saat kemarin Landon, kakak bukan kakak ku, bertanya tentang jam berapa aku kembali, apakah aku mabuk, dan pada akhirnya memberi ku aspirin.

Kau sudah mulai belajar, Princess?

Ini pertama kalinya. Dia tidak pernah menjadi yang menyapa pertama. Aku selalu yang menjadi penginisiasi percakapan. Apa lagi saat aku melihat jam berapa pesan itu terkirim, 03:47. Apa dia bangun jam setengah 4 atau malah sebenarnya ia belum tidur sejak kemarin?

Akan. Segera

Aku tahu ia tidak akan membalas lagi setelah aku menjawab. Selalu seperti itu. Aku memulai, dia menjawab, aku menjawab, dan tidak ada lagi balasan. Selalu seperti itu. Jadi untuk apa aku membalas panjang-panjang?

Aku melanjutkan hari ku seperti yang aku katakan akan aku lakukan. Aku membaca catatan mata kuliah, hanya membaca, menghafalkan bisa dilakukan nanti saat lebih dekat pada waktu ujian, jadi masih baru dan mudah diperas saat dibutuhkan

2 jam kemudian, pesan baru masuk di HP ku

Kapan ujian mu?

Apa dia benar-benar peduli ingin tahu atau hanya sekedar bertanya jadi ia tahu kapan aku bebas?

Kalian mungkin berpikir kalau dua hal itu adalah hal yang sama, namun tidak. Sama sekali tidak, karena pernyataan kedua mengacu kepada janji dia untuk membuat ku melihat dunia yang sebenarnya, dalam kata lain, ia ingin tahu seberapa kuat aku menjunjung "batas" yang selalu aku banggakan. Dia ingin mengkorupsi diri ku, dan aku yang merasa tertantang untuk membuktikan aku bisa, membiarkannya.

Rabu depan

Balas ku sekali lagi tidak mengharapkan jawaban apapun darinya. Aku sudah terbiasa

Kau belajar malam ini. Besok, kita akan bersenang-senang.
Aku tidak akan menerima kalau kau mendapat nilai jelek.

Kadang, aku penasaran apa dia benar peduli atau hanya sekedar ingin memarahi ku. Dia selalu mengatakan satu hal lalu mengganti topiknya ke hal yang lain. Namun satu hal yang selalu sama dan ia tekankan, aku harus belajar dan tidak boleh mendapat nilai jelek. Bagaimana aku bisa belajar saat ia selalu membawa ku ke tempat-tempat itu?

Tidak bisa pergi, belum mendapatkan uang saku ku.
Uang ku habis.

Seperti yang sudah ku tebak, tidak ada respon darinya setelah ia membaca pesan ku

Bisakah kau sekali-kali membantu ku belajar dan tidak mengajak ku bersenang-senang saja?

Dibutuhkan pertimbangan yang lama sebelum akhirnya aku mengirimkan pesan tersebut kepada pria itu. Kalau memang ia adalah mahasiswa yang berada di atas rata-rata, aku yakin mengajari ku bukanlah hal yang sulit
Jawabannya sedikit mengejutkan ku

Tidak.

Untuk sesaat aku hanya bisa menatap layar HP ku. Lalu beberapa detik kemudian bubble baru muncul

Kalau aku ingin melakukan itu, aku akan mendaftar menjadi mentor.
Yang aku tidak ingin lakukan.

What an ass.

Okay. Lupakan aku pernah bertanya...

Dan aku tidak terkejut sedikit pun saat melihat pesan ku telah ia baca tanpa repot-repot ia balas.

°°°°§§°°°°

Aku bermimpi semalam.
Sudahkah aku mengatakan pria itu memiliki suara yang indah? Aku tidak bisa mengatakan suaranya sebagai suara yang merdu, tapi walaupun begitu, suaranya sangat enak untuk didengar.
Pria itu pernah sekali bernyanyi di mobil, dan aku sama sekali tidak menyangka alangkah indahnya suaranya. Aku bahkan tidak yakin apakah itu suaranya atau rekaman dari lagunya, karena aku tidak bisa membedakannya. Saat aku memberitahunya hal itu, dia senang mendengarnya. Karena lagu yang ia nyanyikan adalah lagu dari penyanyi kesukaannya, yang entah kenapa tidak pernah bisa ku ingat namanya. Sayang sekali.
Kembali ke mimpi ku, aku bermimpi dia bernyanyi di dalam sebuah band. Di sana juga ada gadis yang sering ada dalam kelompok kita menjadi gitaris, aku tidak mengingat siapa 3 orang lainnya, tapi yang jelas, di sana ada 1 orang gadis lainnya yang aku tidak ingat apa posisinya, 2 pria lain sebagai drummer dan bassist, dan pria itu sebagai vokalis utamanya. Dia bernyanyi sangat indah dalam mimpi ku. Sangat indah, sampai-sampai ia membangunkan ku dari mimpi itu dan membuat ku sadar kalau semua yang terjadi sebelumnya hanya akan terjadi di alam mimpi ku. Karena di dunia nyata, pria itu tidak akan pernah melakukan apa yang ia lakukan dalam mimpi itu. Kecuali sebuah keajaiban terjadi.

Escape ManorwoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang