「 39 」

89 10 0
                                    

            DUA MINGGU BERSIH dari semua toksin perkotaan tidak cukup untuk membuat seorang Taylor menyadari perbedaannya, karena sesaat kita kembali, dia memberi tahu ku kalau dia sebenarnya tidak sepenuhnya bersih, dia membawa 2 pak rokok dan 3 ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            DUA MINGGU BERSIH dari semua toksin perkotaan tidak cukup untuk membuat seorang Taylor menyadari perbedaannya, karena sesaat kita kembali, dia memberi tahu ku kalau dia sebenarnya tidak sepenuhnya bersih, dia membawa 2 pak rokok dan 3 batang grass, yang dia bakar selama liburan kita, dan di sinilah aku berpikir kita menjalani liburan yang bersih. Bodohnya aku pernah berpikir demikian.

°°°°ㅎㅎ°°°°

            Kau tahu, menceritakan kisah ini dan selalu membuat kesan "aku selalu berada di mana Taylor berada" membuat diri ku seperti penguntit atau seseorang yang tidak memiliki kehidupan, di saat yang sebenernya terjadi adalah aku merupakan pria yang cukup sibuk dengan urusan ku sendiri. Aku harus mengimbangi ekspektasi ayah ku tentang diri ku dan mengurusi kepercayaan kecil yang ia limpahkan pada ku dalam bentuk cabang bisnisnya. Itu tidak mudah, terutama dengan Taylor yang selalu mengajak ku pergi bersenang-senang ke berbagai macam tempat dan aku selalu tidak pernah bisa menolaknya. Sepertinya aku tidak tahu di mana prioritas ku yang sebenarnya berada.
            Tapi aku memiliki kesibukan ku sendiri, percayalah, aku hanya tidak membicarakannya karena ini bukan tentang ku, dan tidak akan pernah menjadi tentang ku. Memang aku akan mengatakan apa yang aku rasakan, tapi aku tidak akan membuat fokusnya menjadi diri ku. Selalu pada Taylor. Always.

°°°°ㅎㅎ°°°°

            Apa lagi yang harus aku ceritakan? Oh aku tahu, fakta kalau sebenarnya Taylor tidak seluntang-lantung seperti yang kalian kira. She actually have a day job. Memang dia memiliki uang warisan dari sang orang tua, tapi ia tidak lagi menyentuh uang tersebut untuk gaya hidupnya itu, karena di sanalah penghasilannya mengambil alih, apapun yang ia dapatkan dari hasil kerjanya itu, dia pakai untuk bersenang-senang. Sama seperti saat di kampus, dia menyembunyikan kehidupan malamnya dengan baik.
            Okay, itu sudah... sekarang apa lagi?

            Kunjungan rumah sakit sudah semakin jarang terjadi. Kita masih belum pernah sekali pun berhubungan sex, yang sungguh kalau aku diberi kesempatan akan dengan senang hati aku terima, tapi ia tidak memberi ku kesempatan dan aku juga tidak akan memaksa karena itu akan menjadi pemerkosaan, yang sungguh tidak ingin aku lakukan, menghancurkan hubungan persahabatan kita hanya karena nafsu birahi, totally not worth it, tapi aku memang mendapatkannya dari tempat lain, aku bisa gila kalau sampai tidak, masih pria normal aku, terima kasih banyak.

°°°°ㅎㅎ°°°°

            "Bisa kau percaya kau akhirnya sampai pada umur 24 tahun?" Ucap ku mengangkat gelas wine ku
            "Aku tidak bisa percaya," balas Taylor meraih gelasnya, tapi alih-alih berisi wine, gelas dia berisi air "dan aku juga masih tidak percaya kau melarang ku meminum wine atau alkohol apapun untuk malam ini" lanjutnya menatap gelasnya sebal "ini ulang tahun ku"
            "Tepat sekali," balas ku "di hari ulang tahun mu yang ke-24 ini, kau harus sadar sepenuhnya, karena selama dua terakhir ini, kau selalu mabuk dan tidak menikmati hari ulang tahun mu hingga titik maksimumnya," lanjut ku menjelaskan "karena itu juga aku mengajak mu ke restoran dan bukan ke club seperti yang selalu kau ingin lakukan" ucap ku tersenyum
            "Tidak menyenangkan" gerutunya pelan
            "Just humor me, please?" Ucap ku menatapnya memohon
            "Fine, for you, Zac," ia mengangkat tangannya pasrah "untuk mu, aku akan merayakan ulang tahun ku dengan tanpa pesta ataupun alkohol"
            "Thank you" aku memberinya senyuman lega
            "Jadi apakah ini sebuah kencan?" Tanya Taylor menatap ku jahil
            "Apakah kita harus membuat ini sebagai kencan?" Balas ku ikut bertanya
            "Kenapa tidak? Lagipula kita memiliki pertemanan yang aneh juga," balasnya tertawa "aku masih tidak percaya kita bisa tetap berteman setelah semua yang telah kau lalui untuk ku"
            "That's because I still haven't fцck you yet" canda ku dengan nada serius
            "Dan kau masih tetap saja di sini" ia menggenggam tangan ku sambil tersenyum
          Di mata orang-orang awam, melihat kedekatan ku dan Taylor, mereka akan berpikir kalau kita memiliki hubungan percintaan, tidak ada yang percaya kalau kita berdua hanya sebatas teman yang tidak berharap sedikit lebih dari apa yang sudah ada. Itu bukan sebuah spekulasi yang ku buat sendiri, itu sebuah kenyataan, bukan hanya satu atau dua orang saja yang datang pada kami dan bertanya berapa lama kita telah bersama, kadang kita membenarkan mereka dengan jawaban jujur, dan kadang kita membuat candaan dan berbohong pada mereka.
            "Harus kah aku memberikan hadiah mu sekarang atau nanti?" Tanya ku memastikan. Taylor membenci kejutan. Aku pernah memberinya kejutan dan dia mendiami ku selama 2 hari karenanya. Aku tidak suka bertengkar dengan Taylor, karena tanpa dia, aku tidak memiliki sesorang untuk ku ajak bicara lagi. Sungguh Taylor membuat ku menjadi seperti seorang wanita
            "Sekarang" ia menyeringai penuh semangat
            Aku merogoh kantung jas ku, mengeluarkan kotak biru tiffany dan meletakkannya di meja, membuat orang-orang di sekitar kami menoleh dengan penuh antisipasi. Apa mereka sungguh berpikir aku akan melamar Taylor? Kotak ini bahkan tidak berisi cincin, plus, kotak ini terlalu besar untuk sebuah cincin, kecuali kalau ini berisi dua buah cincin pernikahan, dengan begitu ukuran ini masuk akal. Tapi ini bukan sebuah cincin
            "Ini adalah hadiah pertama dari ku yang benar-benar aku beli dengan hasil kerja ku" tatapan mata Taylor menjadi lebih berbinar mendengar penjelasan ku, dengan segera, ia meraih kotak tersebut dan membukanya
            "Oh... Zac... ini sangat cantik!" Ia mengeluarkan kalung pemberian ku "di mana setengah yang lainnya?"
            "Tidak akan ku pakai. Terlalu kewanitaan" balas ku mengangkat bahu, itu membuatnya tertawa
            "Lalu mengapa kau membelinya juga?" Tanyanya masih menatap kalungnya
            "Kau selalu mengatakan kau ingin sesuatu yang melambangkan pertemanan kita, tapi kau tidak ingin tattoo karena pria itu mengatakan tidak ingin menandai dirinya, membuat mu jadi tidak menginginkannya juga, jadi aku berpikir kalung satu pasang cukup dekat dengan keinginan mu itu"
            "Apa kau sungguh yakin kau adalah seorang pria, Zac?" Ia menyipitkan matanya curiga
            "I got my d¡ck and balls as a proof" balas ku yakin
            "Kau tahu, bagian itu bisa saja dibuat, kau memiliki uang untuk itu" ucapnya menaik-naikkan alisnya menggoda ku
            "Aku yakinkan kau, tidak ada sedikit pun yang sintetis di tubuh ini" ucap ku menujuk pada tubuh ku
            "Okay, non-synthetic dude, bantu aku pasang kalung ini" ucapnya memutar matanya
            "B¡tch, pakai kalung mu sendiri, bukan pacar mu" balas ku bersedekap lalu bersandar di kursi ku
            "Never the gentleman, tidak bahkan di ulang tahun ku" gerutunya sambil dengan mudah memakai kalung pemberian ku
            "Aku membukakan pintu untuk mu" balas ku membela diri ku, dan ia memberikan ku balasan jari tengahnya, dengan diskrit tentu saja, itu bukan tindakan lady-like untuk di lakukan di restoran bintang lima seperti ini.

 Terlalu kewanitaan" balas ku mengangkat bahu, itu membuatnya tertawa            "Lalu mengapa kau membelinya juga?" Tanyanya masih menatap kalungnya             "Kau selalu mengatakan kau ingin sesuatu yang melambangkan pertemanan kita, tapi kau ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Escape ManorwoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang