「 34 」

90 9 0
                                    

            SEPERTI YANG SUDAH aku katakan, Taylor ini bukan Taylor ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            SEPERTI YANG SUDAH aku katakan, Taylor ini bukan Taylor ku. Dia mungkin memang terlihat seperti Taylor, tapi dia bukan. Taylor ini pembohong, penipu, dan yang paling parah, licik, sangat licik. Dia bisa menipu siapapun dan mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia seperti hidup tanpa batas dan tanpa rasa waspada. Satu per satu, orang-orang mulai meninggalkannya, tapi tidak aku. Aku selalu berusaha untuk selalu berada bersamanya, karena aku sudah berjanji untuk selalu bersamanya. Dengan dia, dan percaya atau tidak, pria itu dan Landon. Dua yang terakhir tahu Taylor memiliki masalah, dan membuat ku berjanji untuk selalu mendampinginya.
            Pria itu memang bajingan, tapi setidaknya dia bajingan yang bertanggung jawab. Dan Landon, apa kau harus bertanya? Sudah berkali-kali ia menunjukan kalau ia peduli pada adik perempuannya ini, walaupun memang ia tidak mau mengakuinya, tapi bukankah kadang bertindak berbicara lebih nyata daripada berkata-kata?
            Kalian mungkin penasaran kapan aku sempat berbicara dengan pria itu untuk bisa berjanji hal seperti itu. Well, jawaban untuk itu adalah tepat sebelum ia pergi. Ia menghubungi ku menggunakan HP Taylor, mengirimi ku pesan untuk bertemu dan secara spesifik meminta, wait, bukan meminta, memaksa ku, untuk tidak memberitahu pertemuan kita pada siapapun dan segera menghapus pesan interaksi kita sesudah pembicaraan selesai, yang aku lakukan, karena dia mengatakan aku harus melakukannya demi Taylor, apapun demi teman terbaik ku. Aku sungguh tidak tahu bagaimana dalam waktu singkat pertemanan ku dengan Taylor bisa menjadi sangat erat seperti ini.
            Kembali ke b¡tch Taylor saat ini dan masalahnya dan mengapa aku memanggilnya pembohong, penipu, dan licik. Untuk bagian ini, aku akan berbicara sebagaimana aku memikirkannya, aku tidak akan mensensor apapun demi bersikap baik, karena ini semua terlalu jauh untuk bahkan seorang Taylor. Apa yang sebenarnya terjadi kau bertanya? Simaklah.

°°°°ㅎㅎ°°°°

            Saturday night, we are in Lacherd, one of the hottest club in town. Taylor was wearing this super revealing dress, the most revealing I've ever seen on her outside of the bedroom, because let's be honest, I've seen her in lot less, but not the people in this club. They have not seen her like this before, and really, they like what they see.
            "Taylor, aku bahkan tidak yakin kau memakai pakaian" ucap ku saat aku datang menjemputnya tadi
            "Ugh, grow up" balasnya lalu bergerak masuk dalam mobil ku
            "Itu terlalu terbuka, dan sungguh, aku kurang lebih bisa melihat segalanya" kritik ku lagi saat memasuki mobil "tanpa perlu berimajinasi"
            "Itu karena kau sudah pernah melihat ku sebelumnya, dumbass" balasnya tertawa
            "Tidak bisakah kau mengganti pakaian mu?" Aku tidak setuju dengan pakaiannya, itu sudah jelas, dan sungguh, ini bukan tentang aku bersikap posesif tidak ingin menujukan apa yang jadi milik ku, karena dia bukan milik ku, dia bukan sebuah properti yang bisa dimiliki, semua ini karena aku tidak ingin Taylor menyesali apa yang akan kemungkian terjadi karena pakaiannya ini.
            Siapa yang tahu seberapa banyak pria kotor mabuk yang siap memaksakan dirinya demi sebuah kepuasan satu sisi? Bahkan b¡tch slцty Taylor tidak pantas untuk diperlakukan seperti itu, karena setelah dilihat kembali, dia masih Taylor ku.
            "Kenapa? Kau cemburu?" Orang bilang, aku memiliki toleransi kesabaran yang tinggi. Kita lihat apakah mereka benar
            "Aku mencoba mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi" balas ku mengernyitkan dahi
            "Aku bisa menjaga diri ku sendiri," ia menatap ku lurus di mata "sekarang bisa kau bawa mobil ini pergi? Aku tidak berdandan hanya untuk duduk di depan rumah saja" lanjutnya dengan nada ketus
            "Aku masih berpikir kau sebaiknya mengganti pakaian mu" balas ku tapi tetap membawa mobil ku pergi dari halaman depannya
            Tidak dibutuhkan waktu lama untuk sampai di Lacherd, di mana mereka yang lain sudah menunggu ku dan Taylor. Seperti ku, hal pertama yang mereka sadari adalah pakaian Taylor yang sangat tidak Taylor. Sungguh, aku tidak peduli dengan mata-mata keranjang teman-teman ku, aku sudah biasa dengan mereka, lagipula mereka juga tidak berani menyentuh Taylor, aku hanya bermasalah dengan tatapan para pria asing yang lain. Tatapan mereka seperti sedang menelanjanginya, percayalah, aku ini pria, aku tahu arti tatapan itu.

            Malam itu, Taylor memilih untuk tidak mendengarkan ku, dan apa yang aku takutkan, benar terjadi malam itu. Taylor berpikir dia menginginkannya, tapi di detik-detik terakhir, ia berubah pikiran dan memilih untuk mundur, sayangnya, pria yang bersamanya tidak menerima penolakan Taylor setelah dia, yang aku kutip, "make his cоck twitch and about to explode." Hal baik aku tetap tinggal dan tidak terbawa emosi dengan meninggalkannya untuk membela diri sendiri, yang aku yakin tidak bisa ia lakukan karena pertama pria itu cukup kuat dan kedua Taylor dalam keadaan setengah mabuk. Aku, sekali lagi, harus menjadi penyelamatnya.

°°°°ㅎㅎ°°°°

            Taylor tidak pernah mau belajar.
            Karena itu terjadi lagi. Taylor menggoda seorang pria di dalam club, membawanya terlalu jauh untuk pada akhirnya memilih mundur. Sungguh kali ini aku ingin sekali tetap diam dan membiarkan dirinya dilecehkan agar ia bisa mengerti bahayanya, namun hati nurani ku lebih kuat saat menyangkut Taylor, membuat ku menyela dan membela kehormatan sahabat ceroboh ku itu.
I almost didn't make it out alive. That asshole memanggil teman-temannya untuk menyerang ku saat aku hendak membawa Taylor yang terlalu mabuk pulang. Mereka menyergap ku di luar club yang kita kunjungi, menyeret ku ke sebuah gang, dan mulai menyerang ku, tapi aku tidak menyerah begitu saja, aku melawan, melemparkan beberapa balasan. Tapi karena aku hanya satu orang pria biasa dan mereka setidaknya berlima, mereka berakhir bisa menahan tubuh ku bersamaan dengan kedua lengan ku ke dinding dan melemparkan tinjuan yang bertubi-tubi kepada ku. Dan selama itu terjadi, yang aku pikirkan hanya semoga Taylor masih cukup sadar untuk bisa melarikan diri dari pengecut tadi.
            Rasa sakitnya benar-benar menyakitkan, tapi aku menahannya, aku tidak ingin membuat penyerang ku puas. Aku bertahan cukup lama sampai akhirnya tubuh ku tidak lagi bisa menahan dan akan hilang kesadaran. Itulah saat hal tersebut terjadi. Teman-teman ku datang membantu, menarik penyerang ku menjauh dari ku dan mulai menyerang mereka. Aku terjatuh ke tanah karena tidak ada lagi yang menahan ku berdiri, hal terakhir yang aku lihat sebelum aku membiarkan diri ku ditelan kegelapan adalah Taylor yang menangis sambil meminta maaf.
            Mungkin hal seperti ini lah yang dibutuhkan seorang Taylor untuk akhirnya membuatnya belajar untuk lebih berhati-hati.

             Mungkin hal seperti ini lah yang dibutuhkan seorang Taylor untuk akhirnya membuatnya belajar untuk lebih berhati-hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Escape ManorwoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang