9

13.1K 578 6
                                    

Gia terus memperhatikan Fatur yang sedang menjelaskan tentang perlengkapan serta jadwal untuk besok. Sebenarnya Gia tidak fokus memperhatikan penjelasan Fatur. Gia lebih fokus mengagumi setiap detail wajah Fatur.

"Ada pertanyaan?" kata Fatur yang tak sengaja bersitatap dengan Gia.

Gia sedikit terkejut lalu segera menormalkan ekspresinya. Setelah tidak ada lagi pertanyaan yang diberikan oleh peserta yang ikut besok Fatur dan beberapa pengurus ekskul photography menyudahi pertemuan itu.

"Tur gue pulang bareng lo ya?" kata Dita menghampiri Fatur yang dijawab anggukan oleh Fatur.

Gia yang melihat kejadian itu hanya menghela napasnya kasar. Ditatapnya Dita dan Fatur secara bergantian, lalu dia pergi sambil menghentakkan kakinya.

***

Gia dengan semangat berjalan masuk kesekolahnya dengan menggunakan celana jeans serta kaos hitam polos yang dibalut kemeja berwarna maroon. Dilehernya sudah dekalungkan kamera yang selalu Gia pakai selama ini. Tak lupa tas ransel kecil yang dia bawa dipunggungnya. Gia yakin dia adalah peserta pertama yang hadir, dia berangkat pagi-pagi agar dia punya kesempatan untuk mengobrol dengan Fatur.

Benar saja saat Gia sampai baru terlihat Fatur dan beberapa pengurus lainnya. "Hai," sapa Gia dengan ramah.

"Loh, kenapa lo baru sampe?" tanya Reno sambil menatap Gia.

Gia tampak bingung, bukannya dia sudah berangkat lebih awal. Kenapa orang-orang menatapnya seakan Gia telat.

"Bisnya udah berangkat. Kenapa lo baru dateng?" tanya Reno lagi.

"Apa?" Gia terkejut. "Bukannya kita berangkat jam delapan ya kak? Ini kan baru jam setengah delapan?" kata Gia memastikan.

"Lo pasti gak nyimak deh kemaren. Kita itu berangkat jam setengah delapan sampe disana jam delapan." Reno menjelaskan kepada Gia.

Gia menghembuskan napasnya, ini pasti gara-gara Gia yang terlalu fokus dengan wajah Fatur sehingga tidak menyimak penjelasan Fatur. "Iya deh kak, saya salah gak nyimak arahan kemarin," kata Gia sambil menundukkan kepala.

"Jadi gimana ini?" tanya Reno kepada para pengurus ekskul yang masih berada disana.

"Bareng Fatur aja. Dia bawa mobil," kata Rafa sekretaris ekskul Photography.

Reno tampak melirik Fatur meminta persetujuan. "Boleh deh," kata Fatur.

Gia masuk kedalam mobil Fatur. Jangan tanya betapa senangnya Gia sekarang. Ini adalah hukuman paling menyenangkan ketika Gia telat.

"Pakek seatbelt nya," kata Fatur membuyarkan lamunan Gia.

"Apa?" tanya Gia yang tadi tidak fokus.

"Pakek seatbelt-" kata Fatur sambil menarik seatbelt disamping Gia membuat jarak diantara mereka menipis. Gia bahkan sampai menahan napasnya. "-nya." Fatur langsung menjauhkan badannya ketika seatbeltnya sudah terpasang dengan benar.

"Thanks," kata Gia berbisik. Dia takut Fatur mendengar suaranya yang bergetar karena gugup.

Gia mencoba menormalkan detak jantungnya. Jika saja tadi Fatur menoleh kearah Gia, dia tidak yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja mengingat bagaimana dekatnya wajah Fatur tadi.

Anggiana (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang