Benar kata Fatur mereka masih lama berada disini. Bis yang mereka sewa terjebak kemacetan. Kak Reno bilang kemungkinan bis baru bisa datang sekitar jam setengah tujuhan.
Gia ditemani dengan Fatur memutuskan untuk duduk di tepi pantai untuk menikmati sunset. Sedangkan yang lainnya memutuskan untuk membuat api unggun dan berselfie ria di tepi pantai.
"Lo pulang dijemput atau gimana?" tanya Fatur.
"Dijemput sih kayaknya, gak mungkin juga gue naik taxi. Disekolah gak akan ada taxi yang lewat jam segini," kata Gia.
"Gue anter mau?" kata Fatur.
Gia menatap Fatur. "Beneran? Emangnya gak ngerepotin?" tanya Gia.
"Gak kok biasa aja. Lagian kalau lo nunggu disekolah nanti lo malah sendiri, mereka pada bawa motor semua disekolah," kata Fatur.
Gia menganggukan kepalanya. Tentu saja Gia tidak akan menolak, kapan lagi kan dia bisa diantar pulang dengan Fatur. Ini adalah kesempatan emas untuknya agar bisa lebih dekat dengan Fatur.
"Lo tau gak, disini sunsetnya bagus," kata Fatur.
"Oh ya, lo tau dari mana?" tanya Gia sambil menatap Fatur dari samping.
"Gue sering kesini sama temen-temen gue," kata Fatur.
Gia hanya manggut-manggut bingung ingin melanjutkan obrolannya.
"Oh ya lo lebih suka sunset apa sunrise?"
"Gue sukanya lo," kata Gia yang membuat Fatur langsung menoleh kearah Gia dengan terkejut.
Fatur menatap Gia seolah bertanya apakah yang Gia katakan itu serius.
Melihat reaksi Fatur Gia langsung menyipitkan matanya. "Lo baper ya?" tanya Gia sambil tertawa. "Gue becanda kali," kata Gia.
"Sialan," kata Fatur sambil ikut tertawa kecil.
"Andai lo bisa melihat sebuah kejujuran dibalik kebohongan ini," batin Gia.
"Gue mau kesana," kata Gia menunjuk kearah pantai.
Fatur mengangguk membiarkan Gia berlari ke pantai. Sesekali Gia berlari saat ombak datang. Fatur dibut tersenyum sendiri melihat tingkah Gia.
Fatur mengarahkan kameranya kearah Gia yang sedang beramin air di pantai. Karena posisi Fatur yang berlawanan dengan arah cahaya, gambar yang dihasilkan adalah siluet Gia berlatarkan sunset. Fatur tersenyum melihat hasil bidikannya. Setelah itu Fatur menaruh kameranya disamping kamera Gia dan menyusul Gia.
Mereka bersama beberapa anggota Photography lainnya bermain air selama menunggu bus mereka datang.
Jam sudah menunjukkan puku 06.00 PM. Gia dan yang lainnya sudah mengelilingi api unggun sekarang. Ada yang bernyanyi, ada yang bermain gitar. Ada juga yang sedang asik berpacaran.
Karena acara api unggun itu mereka baru pulang saat jam 07.30 PM. Sebelum mengantar Gia pulang Fatur memastika semua anggota sudah pulang dari sekolah terlebih dahulu.
Setelah memastikan semua anggota sudah pulang barulah Fatur mengantar Gia pulang.
"Makan dulu yuk, anggep aja sebagai pelunas janji gue buat traktir lo," kata Fatur.
Gia menganggukan kepalanya. Kebetulan sekali Gia sedang lapar sekarang.
Mobil Fatur berhenti didepan sebuah restoran. Gia dan Fatur masuk kedalam restoran itu dan mencari meja yang kosong.
Seorang pelayan menghampiri mereka dan mencatat pesanan mereka.
"Menurut lo siapa yang bakal kepilih jadi perwakilan nanti?" tanya Gia kepada Fatur.
Fatur terlihat berfikir. "Adam kemampuan motretnya bagus, Keshia juga, Dita juga bagus. Gak tau deh," kata Fatur.
Gia hanya diam tak lagi berniat membangun sebuah obrolan saat Fatur lagi-lagi menyebutkan nama Dita.
***
Gia memandang bintang dari balkon kamarnya. Sejam yang lalu Gia baru sampai kerumahnya. Gia mengambil kemera yang dia simpan ditasnya. Dia berniat melihat kembali hasil jepretan dia saat dipantai tadi.
Gia terkejut melihat isi kamrenya. Ini bukan hasil jepretan dia, pasti kameranya telah tertukar. Gia mencoba mengingat-ingat dimana dia menaruh kamernya.
"Fatur." Gumam Gia.
Tadi saat selesai bermain air dipantai Gia langsung mengambil kameranya yang bersebelahan dengan kamera milik Fatur. Kemungkinan besar jika kameranya tertukar dengan milik Fatur.
Dengan cepat Gia mengambil ponselnya dan mengetikkan pesan untuk Fatur.
To: +628xxxxxxxxx
Kamera lo ketuker sama punya gue.
***
Fatur sedang ingin mengecek foto yang akan dia kirim nanti untuk sleksi lomba nanti. Namun seperti Gia, Fatur pun ikut terkejut ketika foto yang muncul bukanlah hasil bidikannya.
Fatur merasa ponselnya yang ada disampingnya bergetar.
From: +628xxxxxxxxxx
Kamera lo ketuker sama punya gue.
Fatur langsung mengembangkan senyum jahilnya.
To: +628xxxxxxxxxx
Besok gue balikin.
Jangan buka apa-apa.Fatur langsung menyimpan ponselnya kedalam saku. Dia dengan iseng melihat semua foto yang tersimpan di kamera Gia.
Hasil foto Gia lumayan bagus hingga dia terkejut saat melihat ada beberapa fotonya didalam sana. Fatur makin penasaran dan membukanya hingga foto terakhir.
"Kenapa Gia punya banyak foto gue? Dan semuanya diambil dengan diam-diam? Apa jangan-jangan..." kata Fatur pada dirinya sendiri.
Gue sukanya lo, Kata-kata Gia saat di pantai tadi langsung memenuhi kepala Fatur.
"Gia suka gue?" tanya Fatur pada diri sendiri.
"Astaga kenapa gue jadi orang yang gak pekaan sama sekitar sih," kata Fatur sambil menggaruk belakang kepalanya.
Setelah membaca balasan dari Fatur tiba-tiba Gia menjadi penasaran. Kenapa Gia tidak boleh melihat foto-foto dikamera Fatur sedangkan belum tentu Fatur tidak melihat foto-foto di kameranya.
Gia mulai men-scroll melihat foto-foto hasil bidikan Fatur. Tak ada yang aneh, foto yang terakhir Fatur bidikpun hanya menunjukkan siluet seorang wanita berlatar sunset. Mungkin itu Dita atau salah satu anggota Photography yang lainnya. Karena tak mungkin jika Fatur mengambil fotonya.
"Foto Fatur!" kata Gia yang baru teringat bahwa foto-foto Fatur masih ada dalam kamera itu.
To: +628xxxxxxxxxx
Lo juga jangan buka-buka isi kamera gue.
Gia langsung melempar ponselnya ke kasurnya. Bagaimana jika Fatur sudah melihat isinya? Gia benar-benar cemas sekarang. Fatur bisa saja ilfil padanya saat melihat ada banyak foto dirinya dalam kamera Gia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anggiana (Complete)
Novela JuvenilBagiku ini sudah cukup. Kau tak akan pernah mengerti bagaimana rasanya dipaksa berhenti memperjuangkan sesuatu yang sangat kau inginkan. Dan kini aku tersadar aku telah kalah dari kegelapan.