19

13.7K 623 17
                                    

Gia sudah bersiap dengan dress yang dia pakai. Awalnya memang Gia menolak untuk ikut prom night. Namun karena paksaan dari Amel dan juga Darel akhirnya Gia menurut untuk ikut pergi ke prom night.

Darel menjemputnya tepat waktu. Sebelum mereka terjebak macet Gia langsung masuk kedalam mobil Darel. Mereka berangkat menuju gedung tempat dilaksanakannya prom night sekolahnya.

Sesampainya disana Gia sudah melihat Amel yang telah menunggu kedatangannya. Sedari tadi Amel terus mengirimkan pesan kepada Gia agar dia cepat sampai. Senyum Gia langsung mengembang saat tatapannya bertemu dengan tatapan Amel.

"Gak sabaran banget," kata Gia yang dijawab kekehan oleh Amel.

Disaat yang bersamaan Fatur melewati mereka bersama dengan Dita. Dita berhenti sebentar untuk menyapa Gia dan Amel, tatapan Gia hanya menunduk tak berani menatap Fatur. Gia takut saat dia menatap Fatur dia tidak akan bisa berpaling lagi.

"Gue duluan ya," kata Dita diikuti oleh Fatur disampingnya.

"Ayok kita juga masuk," kata Darel mengajak dua wanita itu untuk masuk kedalam gedung.

Suasana sudah ramai didalam gedung. Semua murid berpakaian formal malam ini, membuat kesan dewasa timbul di wajah-wajah murid SMA Garuda. Gia sedang asik mengobrol dengan Amel dan juga Lola saat Fatur diam-diam memperhatikannya. Tanpa sengaja Gia menatap kearah Fatur. Jantung Gia seakan berhenti saat tatapan mata mereka bertemu. Kedua mata itu sebenarnya menyorotkan rasa rindu, namun semunya tertutup dengan ego dan rasa takut yang mereka rasakan.

"Gi lo liatin apa sih?" tanya Darel penasaran.

Gia lansung mengalihkan pandangannya. "Bukan apa-apa," kata Gia sambil tersenyum menatap Darel.

Fatur menghembuskan napasnya saat Gia mengalihkan pandangannya. Gia tersenyum dengan manis kepada Darel dan itu menyakiti Fatur.

Fatur tahu ini menyakitkan untuk mengakui dialah yang bersalah karena membiarkan Gia pergi. Bukan salah Gia jika sekarang dia memilih pria lain untuk berada disampingnya.

Rasa sakit ini perlahan membunuh ketegaran Fatur. Dia tampak baik-baik saja namun sebenarnya dia rapuh. Dia takut mengakui perasaanya kepada Gia yang malah membuat Gia berada disamping pria lain sekarang.

Gia menghela napasnya berat, dia mencoba membuang rasa sakit yang dia rasakan sekarang. Dadanya sesak setelah bertatapan dengan Fatur tadi. Gia tak bisa terus mengharapkan Fatur, dia hanya akan melukai dirinya sendiri. Apakah ini karma? Karma atas apa yang Gia lakukan kepada Darel dulu? Tapi Gia sudah berubah. Gia tak lagi menyakiti Darel dengan kata-kata atau perlakuannya. Tapi kenapa keadaan tak juga berubah, dia masih dihantui rasa sakit karena harapannya kepada Fatur.

Dia tidak bisa menyalahkan Fatur atas semua rasa sakit ini. Dia takut mengakui perasaanya kepada Fatur yang malah membuat Fatur memilih bersama wanita lain sekarang.

Suara musik yang terdengar lembut menggoda orang-orang yang berada di sana untuk berdansa. Beberapa murid sudah berdansa mengikuti alunan musik ditengah sana. Amel juga sudah ikut bergabung berdansa bersama Haris, pria yang sedang dekat dengannya.

Darel mengulurkan tangannya mengajak Gia untuk ikut berdansa bersama yang lainnya. Namun bukan Darel namanya yang menerima penolakan dari Gia. Darel menarik tangan Gia membawanya kelantai dansa. Mau tak mau Gia ikut berdansa bersama Darel.

Tak lama dari itu lampu di gedung itu meredup. Para murid sempat bingung lalu ketika suara dentingan piano terdengar lampu mulai menyala kembali.

Fatur duduk didepan piano klasik sambil menekan tuts-tuts piano tersebut sampai mengeluarkan bunyi yang indah.

Anggiana (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang