13

13.5K 530 7
                                    

"Kamu ada apa sama Gia?" tanya Neneknya Fatur.

Fatur menatap Neneknya dengan bingung. "Gia cuma teman Fatur Nek," kata Fatur.

"Gia anaknya manis, Nenek suka. Tapi tetap saja Fatur, kamu harus ingat. Kamu sudah menyetujui pertunangan itu," kata Neneknya Fatur yang membuat Fatur mengangguk pasrah.

Dulu saat Neneknya sedang sakit parah Neneknya sempat meminta Fatur untuk bertunangan dengan cucu dari sahabatnya. Fatur sempat menolak, namun keadaan neneknya semakin lama semakin parah. Ditambah karena Neneknya yang tidak mau meminum obatnya karena terus kepikiran janjinya kepada sahabatnya. Dulu saat Fatur masih kecil Neneknya pernah berjanji untuk menjodohkannya dengan cucu sahabatnya. Neneknya sudah berulang kali meminta Fatur agar menyetujui perjodohan itu namun Fatur terus menolak.

Sampai sahabatnya itu meninggal Neneknya Fatur belum juga berhasil membujuk Fatur. Sampai dia jatuh sakit memikirkan janjinya kepada sahabatnya yang sudah meninggal itu. Melihat keadaan Neneknya yang semakin parah akhirnya Fatur menyetujui perjodohan itu. Mulai hari itu keadaan Neneknya sudah semakin baikan hingga sekarang.

Fatur menatap kameranya. Dia melihat foto siluet Gia yang sedang bermain air berlatarkan sunset yang indah. Fatur tersenyum miris, bahkan Fatur tidak bisa memperjuangkan perasaannya sendiri, bagaimana dia bisa memperjuangkan Gia.

Ditempat lain Gia sedang menatap keluar jendela mobilnya. Gia masih memikirkan sikap Fatur yang tiba-tiba berubah kepadanya. Hal yang ditakutkan Gia seperti menghantuinya sekarang. Gia takut Fatur sudah melihat foto-foto dalam kamera Gia.

Saat sudah sampai di rumahnya Gia berjalan dengan lemas menuju kamarnya. Gia masuk ke kamarnya dan menguncinya dari dalam.

Gia membaringkan tubuhnya sambil berfikir bagaimana cara Gia bertanya kepada Fatur sekaligus mekinta maaf atas kejadian tadi.

Cukup lama Gia berfikir sampai suatu ide muncul kepalanya yang menurut Gia tidak begitu buruk untuk di coba.

***

Pagi-pagi sekali sebelum bersiap-siap pergi kesekolah Gia turun menuju dapur. Disana sudah terlihat Bi Rasih yang sedang menyiapkan sarapan untuk majikannya.

"Bi bantuin Gia buat nasi goreng seafood ya," kata Gia.

Bi Rasih terlihat bingung. "Tumben non Gia mau masak?"

Gia tertawa kecil. "Kan kemarin Papa bilang mau makan masakan Gia," kata Gia. Padahal tujuan utama Gia adalah untuk memberikan nasi goreng itu kepada Fatur, sebagai tanda maaf dia atas kejadian kemarin.

"Yaudah, Bibi siapin bahannya dulu ya," kata Bi Rasih yang dijawab anggukan oleh Gia.

Setelah selesai membuat masakannya Gia langsung bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Tak lupa pula dia memasukkan kotak bekal yang sudah dia isi dengan nasi goreng seafood kesukaan Fatur kedalam tas. Gia turun kebawah untuk bergabung sarapan bersama Papa dan Mamanya.

"Papa denger kamu bantuin Bibi buat nasi gorengnya ya?" tanya Papanya kepada Gia.

"Kan katanya Papa mau nyobain masakan Gia," jawab Gia sambil menarik kursi disamping Papanya.

"Pasti ada maunya deh," kata Mama Gia sambil membawa secangkir teh dari dapur.

"Ah Mama negative thinking terus ke Gia," kata Gia sambil menekuk wajahnya.

"Iya deh, anak Mama udah banyak berubahnya sekarang," kata Mama Gia sambil mengusap lembut rambut Gia.

Selesai sarapan Gia langsung berangkat menuju sekolahnya. Sebelum itu Gia sudah mengirim pesan untuk Fatur agar dia menemuinya di ruang Photography saat istirahat nanti.

Anggiana (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang