39

13.1K 474 5
                                    

Gia mengantar kepulangan Fatur setelah pria itu dibolehkan pulang oleh dokter. Sesampainya dirumah Fatur langsung istirahat di dalam kamarnya. Tidak ada luka yang cukup serius di tubuh Fatur kecuali di bagian kepalanya. Dia hampir saja meregang nyawa karena luka di kepalanya itu.

Awalnya Fatur ingin kembali ke apartmentnya saja karena dia merasa dia sudah benar-benar sembuh. Namun, karena paksaan kedua orang tuanya dan tentu saja Gia pria itu menurut untuk kembali kerumahnya.

Gia menemani Fatur di kamarnya sedangkan Mamanya Fatur sedang membereskan baju dan barang-barang Fatur yang sempat dibawa ke rumah sakit. Gia selalu berada di dekat Fatur tapi belum berarti keduanya sudah saling terikat dengan hubungan. Mereka masih menggantungkan hubungannya. Fatur tidak ingin terburu-buru, dia ingin Gia yakin dulu sebelum mereka sama-sama terikat.

"Besok aku mulai masuk kantor Gi, kerjaan aku pasti numpuk banget," kata Fatur yang sudah mulai menyeimbangi Gia dengan panggilan aku-kamu.

"Kamu yakin? Nanti malah nge-drop?" tanya Gia.

Fatur menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, dia menarik tangan Gia pelan agar lebih dekat dengannya. "Yakin, asal kamu jengukin aku tiap hari ke kantor," kata Fatur saat Gia sudah duduk disampingnya.

Gia tertawa kecil menanggapi perkataan Fatur. "Itu sih maunya kamu," kata Gia.

"Oh ya. Acara anniversary kantor aku lusa diselenggarain, kamu dateng sama aku ya," tawar Fatur kepada Gia.

Gia tampak berfikir. "Kalau aku gak sibuk ya," kata Gia sambil tersenyum.

"Usahain kamu gak sibuk," balas Fatur dengan nada memaksa.

*

Seperti yang dikatakan pada Gia kemarin Fatur benar-benar mulai kembali ke kantor hari ini. Beberapa karyawan menyapanya dan menanyakan kabar Fatur. Pria itu terlihat fresh seperti tidak habis sakit atau mengalami koma.

Fatur mulai mengerjakan beberapa pekerjaannya yang sempat tertunda. Persiapan acara sudah diurus oleh Pak Kunto. Awalnya acara itu sempat ingin diundur tapi setelah Fatur sadar dia tetap menginginkan acara itu dilaksanakan pada waktu yang sudah ditentukan.

Fatur sangat semangat mengerjakan pekerjaannya sampai dia tidak menyadari jika ini sudah masuk jam makan siang. Seseorang mengetuk pintu Fatur lalu tanpa menunggu jawaban Fatur orang itu membuka pintu ruangan Fatur begitu saja.

Disana Farah tersenyum menatap Fatur. Setelah beberapa hari menghilang kini gadis itu kembali lagi. Fatur menghela napasnya kesal, dia kira itu Gia tapi yang datang malah Farah.

"Hay Kak," sapa Farah.

Fatur melihat Farah bingung, gadis itu terlihat lebih pendiam dari biasanya. Ada yang aneh dari gadis itu.

Farah berjalan mendekati Fatur dia membawa kotak bekal untuk Fatur. "Aku bawain Kakak makan siang," kata Farah sambil memberikan kotak bekal yang dia bawa pada Fatur.

"Makasih," kata Fatur singkat.

Farah tersenyum kecil. "Aku denger Kakak kecelakaan, maaf aku gak sempet jenguk Kakak aplagi nemenin Kakak."

"Gakpapa, kamu kemana aja?" tanya Fatur.

Farah tersenyum kecil. "Aku mau pindah ke jogja Kak."

"Jogja? Kenapa?" tanya Fatur bingung. Setahu Fatur gadis itu tidak memiliki saudara lagi makanya Neneknya sangat menyayangi Farah.

"Aku gak mau terus-terusan ngerepotin Kakak sama Nenek. Aku mau hidup mandiri Kak," kata Farah dengan wajah menunduk. "Karena aku Kakak jadi gak bisa kumpul sama keluarga Kakak dan lebih milih tinggal di apartemen."

Yup benar, semenjak pertuangannya dibatalkan Fatur lebih memilih tinggal di apartemen. Dia ingin menghindari Farah dan Neneknya. Tapi melihat gadis itu seperti ini entah kenapa Fatur jadi tidak tega.

"Kamu gak perlu pergi, kamu udah saya anggep adik saya sendiri," kata Fatur sambil berjalan mendekati Farah yang duduk di sofa ruangannya. "Lagian kamu mau tinggal sama siapa di jogja?" tanya Fatur.

"Aku tinggal sama temen aku Kak. Kita sama-sama ngerintis usaha toko kue disana, udah beberapa hari ini aku tinggal disana Kak. Walaupun penghasilannya gak seberapa tapi cukup untuk biaya hidup aku sehari-hari dan sedikit buat nabung," jelas Farah.

Hati Fatur terasa tercubit mendengar itu semua. "Jadi beberapa hari belakangan kamu di jogja?" tanya Fatur tak percaya.

Farah tersenyum. "Pas aku denger berita Kakak yang kecelakaan aku langsung kesini, eh taunya Kakak udah ada di kantor lagi. Tadi aku sempet kerumah ketemu Mama sama Nenek," kata Farah.

Fatur hanya mengangguk pelan, kemarin saat Gia kerumah Neneknya kebetulan sedang tidak ada disana. Sudah lama juga dia tidak bertemu neneknya, saat dia dirumah sakit pun dia tidak melihat neneknya disana. Mungkin beliau masih kecewa pada Fatur.

"Gimana kabar Nenek?" tanya Fatur.

"Dia baik Kak, dia mau ketemu Kakak," kata Farah sambil mengelus bahu Fatur. Gadis itu tahu Fatur sangat merindukan Neneknya.

Fatur menghela napasnya pelan. "Saya bakal nemuin dia nanti. Kamu bakal nginep disini atau langsung pulang ke jogja?" tanya Fatur.

"Aku langsung pulang Kak, aku gak bisa ninggalin toko lama-lama," kata Farah. Fatur tidak tahu apa yang sudah terjadi pada Farah, tapi apapun yang terjadi pada Farah pria itu bersyukur karena itu membuat gadis didepannya bisa berfikir dewasa.

Fatur tersenyum, senyum tulus yang sebelumnya tidak pernah Farah dapatkan. Farah sadar itu, sekuat apapun ikatan yang Farah buat untuk menahan pria itu dia tidak akan pernah memenangkan hatinya. Maka jalan satu-satunya dia harus melepaskan ikatan itu, agar dia tidak tersakiti lebih dalam lagi.

"Kalau kamu butuh sesuatu jangan sungkan hubungi saya. Kamu masih anggap saya Kakak kamu kan? Kamu bagian dari keluarga saya Far, jangan lupa itu," kata Fatur sambil memeluk Farah seperti dia memeluk adik kecilnya.

Farah tersenyum menjatuhkan air matanya saat Fatur memeluknya. Mungkin ini takdirnya yang tidak bisa memiliki pria itu tapi tak apa mungkin Fatur memang lebih cocok untuk menjadi kakaknya.

"Makasih," bisik Farah.

Disaat yang bersamaan Gia diam mematung setelah membuka pintu ruangan Fatur. Matanya terkunci pada sebuah pemandangan yang menghantam hatinya.

Disana dia melihat Fatur dan seseorang perempuan yang duduk memebelakangi dirinya. Ingin pergi namun kakinya terasa kaku, jika dia tetap diam maka kedua orang itu akan menyadari keberadaannya. Semakin lama bertahan di posisi ini hanya akan terus melukai hati Gia, hingga sebuah mata menatap kedatangan Gia yang bergeming di depan pintu.

***
Hay oceanas, gimana nih kabarnya?
Oh ya mau kasih tau nih, sebentar lagi ceritanya selesai hehe...
Jangan lupa vote dan komentarnya ya,
See you di detik-detik part terkahir sebelum ending.

Lot's of love,

Author.

Anggiana (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang