PROLOG

26.2K 1.5K 19
                                    

Waktu yang terus berjalan membawa sebuah harapan juga meninggalkan tiap kenangan yang tercipta. Waktu pula yang mengajarkan dan membawa hidup dalam kedewasaan yang terbentuk.

Tok.tok.tok

"Bang, bangun nak."

".."

Tanpa ada sahutan juga langkah kaki mendekat membuat Aura kembali mengetuk pintu berwarna biru itu.

Tok.tok.tok

"Abang, bangun yuk shalat subuh."

".."

Tidak kehabisan akal Aura kini tersenyum penuh arti menatap pintu kamar anak remajanya itu memikirkan sebuah trik jitu untuk membangunkan sang anak dengan sedikit berdeham untuk mengeraskan suara juga ketukannya.

Tok.tok.

"ABANG, ABANG GUMMYYYYY. ABANG GUMMY BANGUUN."

Terdengar suara kerasak kerusuk hingga sebuah bunyi kunci telah di buka dan memunculkkan sosok remaja-Gummy dengan rambut acak-acakan, shirtless dan boxer biru lusuh sambil menggaruk perut six pack miliknya di usia 16 tahunnya ini "Bunda yang cantik. Abangkan udah bilang, jangan panggil Gummy lagi, tapi Rion Bundaaaaaaaa." Rengek Gummy.

"Bunda bakalan panggil Abang Gummy terus kalau abang susah dibangunkan subuh, bahkan di depan teman-teman abang atau kalau perlu di akun social media bunda, bunda post foto kecil abang yang mengemaskan dan panggilan kecil abang itu biar fans-fans abang lihat."

Gummy mengerucut kan bibir nya "Ih bunda suka ngancem."

"Biarin, sana mandi. Jangan telat, bunda sama ayah tunggu di ruang shalat."

"Iya bunda, iyaa."

Aura membalikkan tubuhnya seraya mendumel "Kenapa anak-anak ini makin susah dibangunkan padahal dari kecil sudah dibiasakan." Aura menggeleng saat harus membangunkan si kembar yang tidurnya sulit dibangunkan.

"Bunda makin hari makin cantik deh. Muachh" Gummy ups Rion memberikan kecupan dari jauh yang tidak diperdulikan Aura.

Aura lantas memasuki kamar sang Putri kecil berusia 11 Tahun ini. Aura menghidupkan lampu kamar si Vanesha-Vee membuat Vee menutup tubuhnya dengan selimut membukus tubuhnya. Aura mematikan AC di kamar Va lalu menunggu reaksi Vee--yang tentu saja kepanasan itu.

"Bundaaaaa.." Rengek Vee.

"Bangun kak. Ayo shalat subuh. Hey.." Aura mengusap pelan puncak kepala sang anak lembut.

"Bentaran bunda."

"Gak bisa sayang, ayo shalat nanti waktunya habis. Kita shalat berjamaah ya. Ayah udah nunggu di ruang shalat tuh."

Aura mendudukkan Vee dan menuntunnya menuju kamar mandi sebelum keluar kamar dan berbelok menuju kamar sang adik Ganesha-Gee, Aura menarik nafas lalu menghebuskannya pelan dan tangannya tengah di udara hendak mengetuk kamar sang anak, namun sang anak laki-lakinya itu sudah membuka pintu kamar siap dengan pakaian koko dan sarungnya bahkan peci di tangannya hendak pakainya. Anaknya itu tersenyum menampilkan gigi-gigi putih dan rapinya.

"Assalamualaikum Bunda cantik."

"Walakumsalam anak bunda paling ganteng, ke ruang shalat gih ayah sudah tunggu disana."

"Lah gak shalat ke mesjid kayak biasa ya bunda.?"

"Gak sayang kan di luar hujan jadi ayah, abang dan dedek shalat di rumah saja hari ini ya."

"Oke Bunda. Muachh " Gee meniru kebiasaan sang Abang saat menggoda sang ibu.

"Muachh." Aura membalas ciuman jarak jauh itu dan tersenyum melihat punggung Gee yang mulai menuruni tangga.

"Ih bunda gitu, si dedek cium mau dibalas. Lah abang enggak." Gummy mendekati sang bunda.

"Sudah sana kamu ke ruang shalat, sebelum ayah potong uang jajan kamu."

"Iya bunda iyaa."

Dengan langkah sedikit cepat agar dapat mengejar sang adik lalu memiting leher sang adik yang tingginya sudah sebahunya itu lalu berjalan bersama menuju ruang shalat, membuat Aura tersenyum melihat anak-anaknya yang telah bertumbuh.

Riau, 01 Juni 2017

481 Kata.

Note: Slot Senin-Selasa.

Typo? Maafkan gak di check.

O R I O N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang