40.

8.2K 528 58
                                    

"Assalamuaiakum Rion." Raina terkekeh sendiri.

"Walaikumsalam. Sorry aku lama ya.?" Rion ingin mengantar Sissy namun Sissy menghindar dan Raihan yang mengatarnya namun Rion tetap mengikutinya makanya Ia terlambat datang.

"Gak apa kok. Kamu pesan dulu." Raina tersenyum lebar lagi dan memanggil temannya yang kini tersenyum menggoda padanya.

Setelah memesan Raina berbicara terus tentangnnya juga keluarganya namun Rion tidak mendengarkannya apalagi meresponnya. Hingga tangan Raina menyentuh tangan Rion yang ada di atas meja mengejutkannya.

"Eh iya apa.?" Tangannya reflek ditariknya.

"Kamu kenapa gak focus gitu."

"Sorry sepertinya aku ngantuk, aku ke toilet dulu ya." Raina mengangguk dan Rion berlalu menjauh menuju toilet.

Tak berselang lama Wiwin datang membawa pesanan Rion mengerutkan dahinya.

"Mana doi lo.?"

"Ke toilet." Raina terus saja tersenyum.

"Lo ngapa nyengir-nyengir gitu.?"

"Gue seneng tahu."

"Apaan.?"

"Kata bokap gue, dia akan mujuk bokapnya doi buat nerima perjodohan ini."

"Perjodohan.? Tapi kan doi, cuma sampel buat novel baru lo doang. Terlalu ekstrem kalau mau main-main sampai perjodohan seperti itu Raina." Wiwin berkacak pinggang menatap Raina yang mengangkat bahu tak acuh sambil tersenyum lebar.

"Apa.? Sampel novel baru.?" Rion tiba-tiba muncul dibalik punggung Wiwin membuat mereka berdua terkejut terlebih Raina.

"Bu..bukan gitu Rion. Kamu salah paham."

"Jadi, niat lo emang cuman jadiin gue sampel novel lo, jadi semua palsu.? Oke." Rion mengangkat tangan pertanda menyerah dan meninggalkan uang untuk pesanannya dan berlalu meninggalkan Raina yang berteriak padanya.

Ia berjalan sambil melangkah ringan, tidak sesakit yang dirasakannya tadi pagi dengan tergesa Ia mengendarai mobilnya tujuannya adalah rumah Sissy yang ada dibelakang rumah opanya. Dengan melaju penuh hati-hati Ia sampai dan memarkirkan mobilnya di tepi jalan lalu menerobos masuk setelah menggeser pagar. Ia berjalan tergesa menuju rumah Sissy dengan senyum diwajahnya dengan penuh semangat Ia mengetuk pintu rumah mungil itu.

"Assalamualaikum"

TOK TOK TOK

"Assalamualaikum"

TOK TOK TOK

"ASS-"

"Rion kamu cari siapa.?" Tanya Oma Salma yang kebetulan mendengar suara Rion.

"Cari Sissy oma, kok gak ada suara di dalam.?"

"Loh kamu gak tahu.?" Rion menatap wajah terkejut sang oma.

"Gak Tahu apa oma.?"

"Sissy kan minta pindah sama orang tuanya malam tadi, udah bilang sama oma udah oma larang gak mau dia, katanya mau nyusul kakaknya. Bahkan urusan sekolahnya udah diurus sama Andri."

"Kapan perginya Oma.?"

"Hampir satu jam yang lalu, mungkin udah berangkat dia. Itu saja ayah sama ibunya belum pulang ngantar Sissy. Mendadak banget. Tapi masa kamu gak tahu."

Rion menggeleng lemah dan berjalan pelan menuju sang oma lalu menyalaminya dan berpamitan untuk pulang saat akan memasuki mobilnya ayah Sissy yang baru pulang memanggilnya.

"Om gak tahu apa yang terjadi diantara kalian saat ditanya kenapa dia mendadak pergi dan kenapa gak pamit sama kamu secara langsung dia gak jawab malah ngasih surat ini katanya untuk kamu. Tapi om selalu berharap yang terbaik untuk kalian berdua." Ayah Sissy menepuk pundak Rion dan berlalu meninggalkan pemuda itu.

"Makasih om." Lirih Rion namun masih terdengar oleh ayah Sissy yang mengangguk tanpa berbalik.

END.

13 September 2017

Besok Epilog.

O R I O N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang