13 | ONLY LOOK AT YOU |

6.2K 591 14
                                    

"Cintai aku lagi, seperti waktu itu tak bisa ku hindari hati selalu merindu.

Cintai aku lagi - Agatha Suci"

"Hayooo. Abang Rion mau pergi diam-diam lagi yaaa." Tasha muncul di balik pintu utama yang baru saja di buka oleh Rion.

"Astagfirullahhalazim." Rion mengusap dadanya seraya beristigfar.

"Kamu ngapain di situ Sha." Tanya Arza yang muncul di belakang Rion dengan baju koko dan menggunakan sarung.

"Ayaah tunggggu." Tak lama muncul Gee menuruni tangga dengan langkah cepat membuat Arza berdecak melihat putra bungsunya itu.

"Gee hati-hati, ayah sama abang belum pergi. Jangan lari-lari gitu." Gee yang di peringati sang ayah hanya tersenyum.

"Loh, Tasha kamu ngapain di sini subuh-subuh gini.?"

"Aku kan--"

"Mending kamu masuk Sha, dingin di luar. Uncle mau ke mesjid dulu sama mereka, soalnya nanti telat oke. Assalamualaikum." Arza menyeret kedua anaknya lalu berjalan cepat menuju mesjid meninggalkan Tasha yang menghela nafas dan masuk lalu menutup pintu utama dan berbaring di sofa ruang tamu memainkan smartphonenya.

Setelah pulang dari mesjid bersama ayah dan adiknya lalu melihat Tasha yang tertidur di sofa ruang tamu, Rion bergegas menuju kamarnya dan siap-siap untuk pergi sekolah. Tak lupa memberi kabar pada Sissy Ia akan menunggu di pos satpam dan berharap Sissy akan tiba dengan cepat.

"Loh Abang udah mau pergi.?" Tanya Vee yang melihat abangnya menuruni tangga tergesa namun tidak ingin menimbulkan suara.

Dengan panic Rion mengisyaratkan sang adik untuk tidak berisik dan melirik Tasha yang tanpa malunya tidur dengan iler diwajahnya "Sttttt."

Sang Bunda yang melihat itu lantas mendekati mereka yang berdiri di anak tangga bawah "Ada apa.?"

"Abang mau pergi dulu ya bunda, Assalamualaikum."

"Loh abang gak sarapan dulu.?"

"Sttt. Engga bunda." Dengan langkah pelan Rion melewati Tasha yang tertidur dan menuju secepat kilat ke garasi.

"Kak, bangunin tuh Tasha gak sekolah dia.?"

"Iya bunda."

"Banguninnya yang lembut Vee."

Vee dengan langkah malas berjalan menuju Tasha yang kini telengkup di sofa yang membuat sebuah aliran sungai, Vee bergidik geli dan berharap Ia tidak seperti Tasha yang memalukan dan pastinya semakin membuat Abang Rion ilfeel padanya.

"Weey Sha."

Satu kali Vee menepuk pipinya lembut lembut.

"Tashaa bangun kebo."

Dua kali masih tanpa tanda-tanda akan bangun.

"TASHA BANGUN, ABANG RION SUDAH PERGI SEKOLAAAAAH"

Dan tiga kali Vee menepuk pipi itu dan membuat Tasha bangun.

"Mana abang Rion, mana.?" Bangun dari tidurnya

"Udah pergi."

"Yaaah." Bahu Tasha merosot kecewa.

"Lap tuh iler, geli. Untung aku gak jahat kalau gak udah aku live streaming tadi." Vee berjalan meninggalkan Tasha yang mengelap ilernya menuju dapur membantu sang bunda.

"Selamat Pagi aunty. Aku pakai kamar mandi ya aunty ."

"Iya sayang."

"Iler tu dibersihin pakai sabun Sha." Vee berteriak pada Tasha yang melotot padanya.

"Apaa? Tasha ileran.?" Gee tiba-tiba muncul sudah siap dengan seragam sekolahnya sambil menenteng beberapa buku dan tas sandangnya lalu bergedik geli.

"Aib yang sudah aku jaga lama itu Vee, jangan disebar luaskan."

"Hahahahhaha, Ih Tasha geli. Jorok!" Gee tergelak di atas kursi meja makan.

"Sayangnya gak aku foto sama rekam tadi Gee."

"Yah sayang banget."

"Sudah-sudah." Aura melerai si kembar yang suka menjahili Tasha.

***

"Tasha pagi-pagi udah di rumah kamu tadi.?" Sissy bertanya pada Rion yang berjalan disisinya.

Rion mengangguk dengan lemas dan menghembuskan nafas berat, bagaimana pagi-pagi begini saja sudah ada cobaan untuknya. Dan rasanya harinya kian memburuk saat melihat Evan berlari menujunya sambil cengengesan membawa sebuah selebaran.

"Rion gue punya info, lo udah resmi terdaftar jadi kadidat KETOS nih lihat nomor urut 2."

Mata Sissy dan Rion membulat membaca selebaran yang dilihatkan oleh Evan, baru hendak meraihnya dan menyobeknya Evan telah menggeleng seraya tersenyum lebar dan menyembunyikan selebaran itu di balik punggungnya.

"No.No Rion."

"Gue gak pernah bilang mau Evan."

"Tetap saja gak bisa Rion. Nanti gue bakalan bantu lo buat materi terus nanti lo tunjuk aja gue asisten Lo, pokoknya gue bantu lo."

"EVAAAN." Geram Rion.

"Sissy yang cantik tolong sebagai pawang tenangkan dan jinakkan Rionnya ya. Gue pergi dulu daaah." Evan mengambil langkah seribu untuk menjauh dari Rion.

"Tenang Rion, tenang. Kita ke kelas aja yuk. Malu diliatii banyak orang gini." Semua mata yang ada di koridor menatap mereka ingin tahu bahkan sosok tinggi itupun menatap mereka penuh ingin tahu.

Evan yang berjalan dengan semangatnya lantas dicegat oleh Rai--yaa orang itu adalah Rai yang sejak tadi berjalan tidak terlalu jauh di belakang Rion juga Sissy. Rai yang juga mengenal Evan bahkan kini mereka satu kelas kembali.

"Itu apa Van.?"

"Oh ini, gue nyalonin Rion jadi Ketos. Gue bakalan jadi tim suksesnya."

"Ketos.? Emang Rion mau.?"

"Mau gak mau sih. Hahahahaha "

"Hehe." Rai ikut tertawa sumbang dan menatap punggung Rion yang di tarik Sissy menuju kelas mereka.

Riau 05 Juni 2017

772 Kata

Publish : 30 Juni 2017

Aku mau buat serias Tama-Rer,  Auva-Aluna tapi musti baca Baby Gummy dulu sekalian revisi typo. Tapi aku dengan tidak sabarnya malah nulis cerita series lagi, kali ini genre chicklit gtu. Udah ada 9 draft semoga nanti pas dipublish bakalan suka tapi itu bakalan aku siapkan sampai series ke 3 nya jadi nanti gak keteteran.
Untuk Boyfriend Material belum aku lanjutkan kyknya gak bnyk yg minat ya huhu. Jadi aku bakalan post Babang ORION ini dan CSS yg satu ya,

keep vomment ya.

Semoga ceritanya gak ngebosenin dan makin ancur ya. Huhu.  Maaf aku jadi makin kesini makin gak fokus buat sub judulnya aja bingung jadi maafkan ya. Kebanyakan yg mau dibuat jadi gini tapi kalau gak dibuat nanti idenya sia-sia gak jadi karya kan sayang juga.
Tapi aku bakalan tetap memberikan yg terbaik buat abag Rion.

Bye.

O R I O N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang