"Aku yang memikirkan namun tidak banyak berharap, Kau membuat waktuku tersita dengan angan-anganku.
Kekasih sejati - Monita Tahalea"
Rion yang baru saja memarkirkan sepedanya di dalam garasi dan melirik sejenak kesayangannya-mobil sport lantas bergegas menuju pintu utama dan mengucap salam. "Assalamualaikum."
"Walaikumussalam"
Rion menatap heran karena banyaknya orang yang tengah duduk di ruang keluarga dengan langkah pasti Rion mendekati dan matanya membulat sempurna ketika melihat sosok aunty dan uncle nya yang tengah tersenyum lebar melihatnya. Rion lantas menerjang Tama memberikan pelukan erat yang membuat Tama sesak nafas.
"Aduh uncle makin gak terurus aja."
"Waah apa maksudnya anak nakal."
Arza datang dan duduk di samping Tama "Abang kalau emang ngomong suka jujur gitu."
"Ia nurunin sifat Lo boss."
"Abang sama aunty Ree gak kangen?"
"Kangen, kangen, kangeen." Rion lantas mendekati Rere dan menyalaminya.
"Uhh sudah gede ya si abang. Ini perutnya keras, six pack gak.?"
"Iya dong aunty, kan rajin nge¬-gym sama ayah."
"Nanti ajak uncle juga ya."
"Loh.? Emang di Bandung uncle gak ada teman mau nge-gym.?"
"Bukan gitu..." Tama menggantungkan ucapannya "Uncle kamu ini kan sibuk jadi ya...gitu" Tama mengangkat bahu tak acuh.
" Alasan, alasan,alasan. " Dengan santai Arza menyahuti membuat Tama mendelik padanya.
Terdengar langkah kaki mendekat dengan cepat dan disusul teriakan "Abang GUMMMMMMMY..."
Hap.
Tasha lantas memeluk leher belakang Rion yang tengah minum membuatnya menyemburkan air di mulutnya pada Tama, untung saja Arza dengan mudahnya membaca situasi lantas menghindar. Maka yang menjadi sasaran semburan air Rion adalah Tama yang kini mangap-mangap dan mengerjab bingung.
"Upss Daddy." Tasha menatap ayahnya saja tanpa melepaskan pelukannya pada Rion.
"Yaampun Mas." Rere mendekat pada Tama dan membantu mengelap dengan tisu.
"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA"
Kalian tahu suara tawa itu berasal darimana.? Dari Arza dan twins sedangkan Aura sejak tadi menahan tawanya-- demi menjaga perasaan Tama yang terkena musibah Aura menahannya. Sedangkan Rion mengerjap bingung dan merasa bersalah lalu melepaskan lengan Tasha dan meminta maaf pada Tama.
"Aduh uncle maaf. Aduh maaf, aduh gimana ya." Rion menggaruk kepalanya bingung.
"Tasha, kamu ini. Abang itu lagi minum kalau peluk-peluk gitu, kamu ini terlalu agresif sebagai perempuan. Lihat ini daddy jadi kebasahankan, kamu ini nurunin sifat siapa sih nak." Tama menatap anaknya nelangsa.
Rere melotot dan membuang tisu bekas membersihkan wajah Tama dengan kasar "Anak kamu lah."
"Iya daddy, Tasha kan anak Daddy Tama dan Mommy Rere." Tasha berkata polos sambil mengedip-ngedipkan matanya.
"Tasha, seharusnya kamu itu minta maaf sama Daddy kamu. Kan ini emang gara-gara kamu sembarangan peluk orang."
Tasha menatap Rion lalu menghampiri Tama "Tasha minta maaf ya Daddy" dan kini kembali menatap Rion dengan senyumannya "Udah kan bang.?"
"Entahlah." Rion melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamarnya.
"Kamu sih Sha. Bad mood tu dia." Vee duduk di sofa yang diduduki Rion tadi dan mencomot cemilan di atas meja.
"Abang mah selalu gitu, bad mood, marah-marah, kesal gitu tapi makin ganteeeng dan sexy." Diujung kalimatnya Ia berbisik pada Vee
Vee melotokan matanya pada Tasha lalu tersenyum puas "Abangnya aku gitu loh."
"Iya abangnya kamu, calonnya aku." Tasha tersenyum-senyum tidak jelas.
Tasha satu tahun lebih muda dibanding Vee dan Gee namun Ia bisa seangkatan dengan twins dan Ia telah dengan genjar mengejar Rion sejak masih kecil. Awalnya Rion biasa saja menganggap itu hanya sementara namun akhirnya Rion risih sendiri dengan Tasha yang jika di dekatnya maka akan seperti lintah yang menempel amat erat, bahkan Vee juga Sissy tidak seperti itu seperti tidak memiliki ruang dan waktu sendiri untuk bernafas.
***
Saat adzan magrib Rion bergegas menuju mesjid meninggalkan ayahnya juga Gee yang bisa bersama-sama pergi dan tentunya izin melalui pesan singkat pada sang bunda. Rion bergegas melewati pintu rahasia yang menghantarkannya keluar dari rumah dan melewati rumah sang uncle-Aldan yang hanya berisi oleh ART dan Satpam sedangkan pemiliknya hanya saat libur saja mengisi rumah itu. Setelah menunaikan shalat Magrib juga Isya di mesjid Rion mengeluarkan ponselnya yang sejak tadi di silent dan tidak di perdulikannya sejak tadi. Ada beberapa panggilan juga chat yang menghampiri ponselnya.
VA.neshaa:
Bang si Tasha nyariin abang tuh.
Ih abang balas.
Bang makan malam di rumah kan.?
Tanpa membalas Rion melihat chat lain tanpa niat membukanya karena disana tertera nama Natasha.sha yang merupakan akun milik Tasha yang membanjirinya chat yang tidak ingin Rion baca. Bahkan panggilan yang tidak terjawab itu adalah dari Tasha. Tanpa ragu Rion membuka ruang chatnya dan Sissy mengetikkan sesuatu sebelum mengirimkannya.
G.Rion:
Jajan di warung depan kompleks yuk.
QueenSissy:
Kenapa.?
G.Rion:
Ada Tasha nih, nyebelin.
QueenSissy:
Waah, ayuk.
G.Rion:
Aku tunggu di pos satpam.
Sissy yang sangat tahu bagaimana kesalnya Rion saat Tasha selalu mengikutinya tanpa melepaskannya walaupun harus kekamar mandi. Maka dari itu Rion risih dengan hadirnya Tasha. Yang membuat Sissy harus membuat mood Rion kembali membaik akibat ulah Tasha. Tanpa membawa sepedanya Sissy keluar dari rumah besar kediaman Dimika dan berjalan melewati jalanan besar dan sepi namun aman ini menuju pos satpam dimana Rion telah menunggunya.
Riau 30 Mei 2017.
820 Kata
Publish : 14 juni 2017
Hayoo.
Tasha love love abang Gummy.
Ada Tama-Rere tuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
O R I O N [END]
Teen Fiction[Sequel dari Baby Gummy] Ketika seorang Guminorion Auza Dimika tidak ingin lagi dipanggil 'Gummy' nama kecilnya yang kini telah menjelma menjadi sosok pria jangkung dengan manik mata biru ciri khas sang kakek juga ayah. Ini bukan lagi tentang si B...