14 | RIVAL |

7K 557 22
                                    

"Biar aku yang pergi, biar aku yang tersakiti, biar aku yang berhenti, berhenti mengharapkanmu.

Aldi Maldini – Biar aku yang pergi."

Konsentrasi Rai sejak tadi buyar berulang kali mencoba focus, Ia memikirkan beberapa pernyataan yang melintas berulang kali didalam pikirannya. Bahkan sampai saat istirahat pun Ia masih tidak bisa focus dan kini Ia sudah memutuskan apa yang akan dilakukannya.

Dengan langkah pasti keluar dari kelas mencari keberadaan Evan,  Ia akhirnya yakin dan tidak akan mundur lagi. Disisa waktu istirahat Ia mempergunakan sebaik mungkin.

"Evan woy Evaaan." Rai melihat Evan tengah duduk bersama geng perempuan yang cukup terkenal disana. Bukan hanya Evan yang menoleh pada Rai namun juga perempuan yang bersama Evan juga bahkan mata mereka berbinar bahagia menatap sosok jangkung itu.

Bahkan mereka baru mempunyai kesempatan untuk melihat sosok itu secara langsung seperti ini, bahkan mereka menahan liur yang siap menetes bahkan mata itu tidak berkedip.

"Oh Rai, kenapa Rai.?" Evan kini memfokuskan dirinya pada Rai yang sudah berjalan menuju padanya.

"Hai Raihan. " Claudia berdiri duduknya dan menghampiri Raihan.

Raihan hanya menaikkan sebelah alisnya lalu mengangguk singkat dan kembali fokusnya pada Evan yang menahan tawanya melihat wajah masam Claudia "Van gue mau ngomong bentar."

"Disini aja,yuk gabung aja sama kita kita." Tampaknya Claudia belum menyerah selama ini Ia tidak pernah ditolak oleh Siswa di sekolah ini--oh tidak dia melupakan fakta Rion mengabaikannya, sejak awal mereka melangkah kan kaki di sekolah ini bahkan hingga kini Rion enggan menolehkan wajahnya pada Claudia.

Claudia adalah anak kepala sekolah dan dia ketua geng Cantik yang terkenal suka membully dan pamer kekayaan orang tua mereka. Bahkan saat pertama melihat dandanan Claudia yang melanggar peraturan itu dan tampilan menor untuk seorang anak SMA membuat Rion tidak menyukai tipe perempuan seperti itu, yang pastinya manja dan cerewet.

Evan yang paham akan wajah Rai yang mulai tidak suka dan tidak nyaman mulai angkat suara "Sorry guys Evan kece dan Raihan yang ganteng pergi dulu ya guys,  jangan kangen. "

Evan merangkul Raihan keluar dari kantin sekolah tanpa memperdulikan orang-orang yang berbicara tentangnya bahkan Ia hanya diam saja matanya menatap lurus kedepan.

Setelah berhenti di koridor lab Biologi Evan menghentikan langkahnya dan duduk di salah satu bangku yang tersedia dan menepuk kursi disebelah nya--kode untuk Raihan duduk.

"Jadi lo mau ngomong apa.?"

"Gue juga mau jadi kandidat KETOS sama seperti Gummy."

"Ha?  Rion maksud lo, kan dia gak mau di panggil itu lagi. Lo serius.? "

"Gue serius. " Nada suara Raihan tegas dan matanya menyiratkan keseriusan.

Raut wajah Evan berubah kini tampak serius tanpa guratan canda di wajahnya itu "Tapi kan lo baru pindah. Bagaimana mereka bakalan milih lo oke ini pemilihan untuk semester depan saat kita kelas XI dan lo udah lumayan kenal dengan sekolah ini dan gue tahu lo bisa memanfaatkan kegantengan lo yang levelnya dibawah Rion itu bahkan lo juga sudah punya banyak fans dihari kedua lo disini, tapi yang mau gue tanya lo yakin dan serius Rai.?"

"Lo ngeraguin kemampuan gue.?" Raihan mengangkat sebelah alisnya

"Gue gak ngeraguin kemampuan lo karena gue tau lo bisa. Tapi gue gak mau lo jadikan ini sebagai ajang main-main yang lo pikir saat lo menang dan lo lebih baik daripada siapapun itu. Gue tau lo gak mau kalah dari Rion kan.? "

Lagi Raihan terdiam mencerna perkataan Evan "Kalau lo mau memperbaiki kesalahan lo yang dulu bukan gini caranya. Gue cuma gak mau gara-gara lo Rion semakin berubah, sudah cukup dia berubah gini bikin gue juga yang lain merasa gak mengenali Rion yang sekarang. Jadi gue minta jangan lakukan apapun yang mungkin memperkeruh keadaan Rai."

Mata Raihan membulat sempurna menatap Evan "Lo.. Darimana lo tahu...?"

"Bahkan tanpa Rion ataupun Sissy cerita gue tahu. Karena gue..perduli. " Evan berdiri menepuk pundak Raihan dan berjalan meninggalkannya merenung sendiri.

"Kenapa..Seakan akan semua salah gue." Lirih Raihan.

***

"Evan. " Wajah Evan berubah menjadi ceria kembali sembari berlari menuju Rion yang tengah bersandar di depan kelas Evan juga Raiha itu menatapnya datar.

"Hallo Rion, nyari gue?  Ada apa nih. ?" Evan menaik turunkan alisnya menggoda Rion.

"Bisa lo batalin gue jadi kandidat KETOS.? "

Masalah KETOS lagi. Batin Evan

Lantas lo pikir dia mau repot-repot cari lo buat apa? Temu-kangen gitu.? Batin Evan lainnya mencibir.

"Apa lagi alasan lo Rion kali ini?." Evan mengikuti gaya Rion yang memasukkan kedua tangan kedalam saku celana. Cool.

"Gue mutusin buat masuk pesantren yang dulu ditawarkan sama Opa. "

Jedeer.

Mata Evan membulat sempurna bahkan mulutnya menganga membentuk huruf O, terpaku. Lalu secepat kilat Ia menghampiri Rion dan mengguncang bahu Rion.

"Serius lo? Aih lo gak asik banget Rion. " Rion menghempas tangan Evan dan menghela nafas.

"Ini sudah jadi keputusan gue, lagian bukan karena lo daftar kan gue jadi KETOS alasan utama nya tapi karena alasan lain. "

"Tapi Rion. "

"Sorry Evan gie ngecewakan lo dan Thanks buat semuanya." Rion berbalik menuju kelasnya

"Rion. "

Namun Rion tidak menoleh padanya lagi dan terus melanjutkan langkahnya membiarkan Evan memanggilnya hingga satu pernyataan dari orang yang tidak ingin dilihatnya memasuki gendang telinganya menghentikan langkahnya.

"Jadi, kali ini lo yang jadi pengecut.? "

Tangan Rion mengepal namun Ia menahan dirinya agar tidak menerjang orang itu. Raihan tersenyum sinis menatap tangan yang terkepal itu namun tidak puas sebelum Rion menghadiahkannya sebuah bogeman mentah. Lebih baik mereka bertengkar saling memukul bukan seperti ini saling menatap penuh benci dan menghindar. Bukan seorang laki-laki sekali.

01 Juli 2017

921 Kata

Typo? Maafkan.
Ini fresh baru aku ketik di ponsel jadi kemungkinan typo sangat besar dan untuk selanjutnya juga akan begitu jadi jikalau ada banyak typo tolong maklumi..

Semoga kalian tetap melanjutkan membaca cerita ini.

Welcome Bulan Kelahiran.🐣
Yuhuuu.

O R I O N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang