36.

4.5K 397 26
                                    

Rion masih ingat perkataan Raina satu minggu lalu yang langsung menjebaknya dalam pertanyaan Ia menyukai Raina atau tidak tentu saja Ia bingung menjawab. Jika dijawab Iya nanti salah paham, menjawab Tidak pun Ia tak ingin mengecewakan anak gadis orang. Dan untungnya pesanan Rion datang dan mampu mengalihkan pertanyaan itu. Mengenai Sissy Ia masih menjadi teman pergi dan pulang sekolah Sissy, di sekolah mereka sering berempat bersama Raihan juag Evan yang masih saja mengingatkannya tentang pemilihan ketos semester depan.

Beberapa hari ini memang mereka sering bertemu seperti yang diminta Raina, Rion tidak masalah selagi Ia memiliki waktu luang—yang biasa digunakannya untuk membaca buku kian terpotong dan juga bunda yang heran karena aku selalu meminta izin bertemu teman dan tentu saja Ia bertanya dengan Sissy dan Sissy tidak tahu—bunda kan dapat informasi dari Sissy puncaknya hari ini bunda meminta aku membawa teman yang ku katakan tadi pada bunda.

G.Rion

Aku perjalanan jemput kamu.

RainaAyunda

Iya. Hati-hati.

Ron mengetahui rumah Raina sejak hari pertama mereka janjian karena tentu saja Rion lelaki harus mengantar anak gadis orang dengan selamat sampai rumah—karena Raina kemana-mana diantar supir tidak membawa kendaraan pribadi sendiri.

Tit Tit Tit

Tak lama Raina muncul namun Ia mengetuk kaca dismaping kemudi Rion "Kenapa gak masuk.?"

"Mami sama Papi aku baru datang dari Singapore, dia mau kenalan sama kamu."

Setelah sedikit menimbang memang ada benarnya juga beberapa hari yang lalu Ia ingin meminta izin pada orangtaunya Raina namun tidak ada "Oke." Dengan sedikit ragu Rion keluar dari mobilnya.

Raina menuntun Rion memasuki rumah mewahnya dan megajak keruang tamu yang bisa Rion lihat tampak seorang pria paruh baya yang membelakanginya sambil membaca sebuah buku.

"Daddy." Panggil Raina yang masing menggandeng Rion—sedikit risih namun tidak mempan dengan Raina yang masing saja menggandengnya. Saat sosok itu berbalik kedua pria itu saling terkejut lalu secara bersamaan berkata.

"Om Tirta"

"Rion."

"Daddy kenal Rion.?" Raina bertanya pada sang ayah.

"Daddy kenal, Rion inikan salah satu anak rekan bisnis Daddy."

"Lama tidak bertemu, apa kabar om.?" Rion mendekati Om Tirta lalu menjabat tangannya setelah lepas dari gandengan Raina

"Kan kebiasaan bisnis gini ni. Santai saja. Om baik seperti kamu lihat. Duduk Rion."

Rion menduduki sofa yang berhadapan dengannya dan Raina duduk disampingnya "Terimakasih om."

"Kamu apa kabar, makin tampan saja seperti ayah kamu dulu."

"Om bisa saja. Baik om. Oh iya Om maaf baru sempat izin, setelah lama membawa anak om baru sempat izin sekarang."

"Kalau sama kamu om lega, kalau sama yang lain tadi baru saja om akan mengintimidasinya."

"Om bisa saja, tante Tania mana om.?"

"Tadi katanya mau shalat sih."

"Daddy sama Rion kalau ngomong gak ngajak-ngajak Ina ih." Raina merajuk.

"Ululu udah besar juga masih saja manja anaknya Daddy ini."

"Tampaknya Mommy ketinggalan sesuatu ini." Tante Tania muncul dari balik pembatas.

"Assalamualaikum tante." Rion berdiri dan menjabat tangan tante Tania yang cukup terkejut—pasalnya anaknya meminta izin pergi bersama pria dan ternyata ada Rion anak dari Arza dan Aura.

"Walaikumsalam, ya ampun ternyata kamu ya Rion temannya Raina yang sering dia ceritakan itu."

"Ih Mommy."

"..." Rion hanya tersenyum.

TBC | 09 September 3017

Menuju ending. Papai

O R I O N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang