10 | I'M OK |

7.9K 664 23
                                    

"Nanti jika saat itu tiba, waktu yang memaksa kita pisah. Apa kau menoleh saat jumpa, tersenyum atau terdiam.

Sudah Sudahlah—Geisha"

Kebetulan, bukan ini bukan kebetulan tapi memang sudah diaturs seperti itu. Saat kelas X-2 bersebelahan dengan X-3 untung saja mereka berbeda kelas, jika takdir mereka sekelas Sissy tentu tidak akan konsen selama pelajaran mengkhawatirkan apa saja yang mungkin terjadi di belakang sana antara Rion juga Rai. Bahkan saat ini bersebelahan kelas saja membuat Sissy tidak focus membuat Rion mendengus jengkel. Rion merangkul Sissy yang berjalan layaknya patung terlebih kulit pucatnya dan tidak berbicara sejak mereka keluar dari kelas dan menuju parkiran.

"Makan ice cream yuk, aku traktir deh." Tawar Rion

"Beneran."

"Iya pilih aja apa yang mau dimau."

"Nambah boleh.?"

"Hem iya boleh."

Sebenarnya dari sudut mata Rion Ia melihat postur tubuh Rai yang membuat Rion dengan erat merangkul Sissy dan mempercepat jalan mereka tanpa membuat Sissy curiga. Sedangkan Rai hanya menatap punggung mereka, Ia tahu ini bukan waktu yang tepat mereka pasti shock dengan kehadirannya dan percaya seiring berjalannya waktu mereka pasti akan berbaikan kembali.

Sissy yang tahu akan adanya sesi wawancara mendadak dari Rion saat mereka nanti maka berinisiatif meminta pertolongan si kembar dan mengajak mereka mampir ke tempat ice cream langganan mereka yang dekat denagn komplek perumahan itu.

QueenSissy:

Code blue. Code blue.

VA.nessha:

Kenapa kak.? Emergency.?

QueenSissy:

Lebih dari itu.

VA.nessha:

Terus.? Terus.?

QueenSissy:

Cepetan kamu sama Gee nyusul sini di kedai ice cream uncle Rean ya.

VA.nessha:

Duit jajan ditabung buat beli novel.

QueenSissy:

Abang kamu yang ntraktir
CEPAT.

VA.nessha:

OTW.

Setelah mendapat bala bantuan Sissy tersenyum puas dan menghampiri Rion yang sejak tadi menunggunya. Sissy beralasan untuk ke toilet sebelum mereka benar-benar keluar dari sekolahan mereka dan tentunya Ia memerlukan bantuan si kembar agar terhindar dari wawancara yang selalu Sissy hindari jika itu Rion yang aka bertanya bukan satu sampai lima pertanyaan saja namun lebih dan harus rinci.

"Sudah.?" Rion menatap Sissy yang baru keuar toilet dengan tersenyum.

"Ayo."

***

"Eh abang Rion." Vee yang menatap Rion seolah mereka tidak sengaja bertemu.

Rion memutar bola mata jengah saat melihat adiknya itu "Kamu ngapain disini.?"

"Mau makan ice cream tapi ak mau beli novel terbaru itu. Kan dilemma." Vee menunjukkan wajah memelasnya membuat Rion yang tentu saja bisa luluh kapan saja.

"..."

"Aku tuh kepengen banget bang, panas-panas gini seger kali ya." Vee mengusah lehernya yang berbalut jilbab sekolah lalu dengan suara memelas.

"Bilang aja mau di traktir apa susahnya si Vee."

"Nah tu abang Peka!!!!" Vee bertepuk tangan gembira.

"Kembara kamu mana Vee.?" Rion sejak tadi mencar-cari keberadaan adik bungsunya itu.

"Latihan futsal.."

"Ih malah bicara disini ayo masuk." Sissy menarik Vee lantas menuju tempat duduk favorit mereka yang kebetulan kosong tidak ramai pengunjung.

"Kalian masuk duluan aja." Rion mengeluarkan smartphonenya lalu mencari kontak sang adik.

"Jangan kabur ya abang." Vee menatap Rion dengan mata yang disipitkan.

"Iya bawel."

Setelah kontak Gee—adiknya di temukannya Ia lantas menelponnya dan berharap Gee mengangkat telponnya dengan segera. Sambil terus kakinya menendang batu-batu krikil di jalan.

'Assalamualaikum bang.'

"Walaikumussalam , kamu dimana Ge.?"

'Ini baru mau latihan bang, kenapa.?'

"Selesainya kapan.?"

'Sorean kayaknya bang, tadi udah izin sama ayah sama bunda kok.'

"Yaah lama, padahal abang mau traktir makan ice cream. Jarang jarang loh padahal."

'Serius nih bang.?'

"Iya padahal, tapi kalau kamu sibuk yaudah gak jadi."

'Wah sayang sekali adek lebih milih futsal bang dibanding tawaran abang. Assalamualaikum'

"Eh eh, Walaikumussalam."

Rion menatap ponselnya yang kini telah berakhirnya sambungan telepon mereka, dan memutuskan memasuki kedai milik uncle Rean. Susana dingin dan juga tenang karena tidak dipadati pengunjung membuat Rion menyukai ini dan menuju tempat favourite mereka. Disana bahkan Sissy dan Vee sudah memakan ice cream mereka dan ice cream Vanilla milik Rion sudah mulai mencair.

"Waah pada gak sabar aja makannya."

"Ice cream tuh enaknya buat nenangin hati dan pikiran gini, pass banget."

Rion menatap Sissy yang mengacungkan jempolnya dan tersenyum puas pada Rion. Rion mengerti saat ini harus memanjakan Sissy sebelum memawawancarinya dengan tegas, bahkan air mata Sissy yang selalu di hindarinya akan hadir lagi gara-gara satu nama—Raikan. Di tengah perbincangan muncullah sosok yang entah kehadirannya memang di tunggu atau tidak. Ia lantas duduk di sebelah Rion setelah memesan ice cream favoritnya dan tersenyum meskipun wajahnya bersimbah keringat yang membuat Vee ilfiel.

"Assalamualaikum semuanya."

"Loh katanya kamu balik sorean.?"

"Kan aku gak mau buat abang kecewa karena mengharapkan aku ada disini, kan bang makanya abang telpon aku dan setelah pertimbangan yang banyak aku cepetin deh latihannya dan disini."

"Alesan. " Cibir Vee

***

"Sissy."

Sissy membeku mungkini ini sudah waktunya Ia diwawancarai oleh Rion dengan degub jantung yang berdetak tidak terkontrol. Sissy membalikkan tubuhnya pada Rion yang menunggunya sejak tadi dengan keadaan tangan dilipat ke dada dan muka datar khas milik Rion.

Riau 02 Juni 2017

800 kata.

Publish : 27 Juni 2017

Kok makin aneh ya?
Iya gak sih?
Seharusnya semalam tapi aku gak sempat.
Kalau aku ganti jadwal jadi [BISA AJA]  post setiap hari eh gak deng maksudnya seminggu bisa 5-7x post jadi perhari 1 chapter. Soalnya cadangan aku Sudan habis jadi kalau Ada waktu luang aku bakalan nulis di smartphone gak lagi nulis di leppy geng.
Jadi ya gitu bisa kapan aku bisanya aja post kyk Baby Gummy kmrin tp aku usahain bakalan tiap hari. Aamin.

Selagi libur ini.

Tapi semoga gak makin aneh ceritanya ya.

O R I O N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang