| 19 |

5.9K 571 17
                                    

Rion terus memperhatikan punggung Sissy meskipun telinganya terus saja mendengarkan penjelasan guru di depan dan inilah salah satu kelebihan Rion, meskipun tidak fokus Ia masih bisa menyerap pelajaran dengan baik. Rion tahu Sissy pasti malam tadi tidak tidur dengan baik bukan insomnia tapi seperti kecemasan yang akhirnya membawa kedalam mimpi jadi selama tidurpun Ia terus memikirkan dan akan bangun berkali-kali dan Ia akan memaksakan tidur setelahnya. Rion sangat tahu Sissy.

Bahkan kantung mata Sissy tampak jelas harini tapi Rion berusaha tidak bertanya lebih lanjut baginya cukup mengerti tanpa banyak bertanya dan terus menjaga dari jauh.

Saat kepala Sissy hampir jatuh mengenai mejanya, Ghea dengan reflek menyanggahnya. Lalu memperhatikan guru yang menjelaskan kembali. Rion bergegas menuju kedepan kelas menghampiri ibu Tari yang mengajar Fisika.

"Maaf, permisi bu. "

Ibu Tari menghentikan gerakan menulisnya dan menatap Rion "Iya, ada apa Rion.? "

"Saya mau izin bawa Sissy ke UKS bu, sepertinya dia sakit. " Rion menunjuk Sissy dengan jempolnya dan Ibu Tari menatap Sissy yang lesu dan matanya terpejam--bukan pingsan namun tidur.

"Baiklah, setelah itu kamu kembali kekelas. " Rion mengangguk dan memapah Sissy keluar kelas dan ajaibnya Sissy tidak merasakan apa-apa.

Merasa jalan mereka lambat Rion langsung menggendong Sissy dengan bridal style menuju UKS. Meskipun saat ini masih jam pelajaran namun beberapa siswa-siswi ada yang bekerliaran di luar kelas baik yang sedang berolahraga, yang sengaja keluar kelas dengan alasan ke toilet ataupun alasan lainnya hingga kantin terisi beberapa siswa yang nongkrong. Menatap Rion yang menggendong Sissy penuh tanya. Bahkan ada yang berbisik-bisik namun tidak di hiraukan Rion. Tujuannya adalah UKS agar Sissy cepat bisa tidur dengan nyaman di sana.

Ya, Rion tahu Sissy tidur.

'Itu Rion gendong Sissy. Cool bgt. '

'Waah, Rion. '

'Beruntungnya Sissy. '

'Itu Kenapa ya. '

'Gak tahu, gak urus. '

'Mau donggg. '

Hingga bisik-bisik itu hilang bersama hilangnya punggung Rion di balik UKS, di sana ada seorang ibu penjaga UKS yang akhirnya menangani Sissy. Setelahnya Rion pergi meninggalkan UKS.

Sambil menuju kelasnya Rion memasukkan kedua tangannya kedalam saku. Berjalan dengan santainya Ia melihat sekitar koridor kelas hingga matanya bertubrukan dengan Rai yang juga berjalan berlawanan arah dengannya. Membuat Rion mengacuhkannya dan berpura-pura tidak melihat.

Rai yang melihat Rion lantas berjalan cepat ingin menyapa Rion namun Rion tentu saja mengabaikannya. Hingga akhirnya Rai melihat respon Rion seperti itu Ia mengurungkan niatnya. Tampaknya Rion masih enggan berhubungan dengannya. Setidaknya bukan karena alasan kebencian.

***

Arza masih Setia berbaring sambil memeluk erat Aura diatas kasur Vee,  ya mereka masih disana setelah anak-anak pergi sekolah mereka kembali tidur--karena Aura yang perlu istirahat dan Arza yang bergadang sepanjang malam wajar jika waktu mereka habiskan dengan tidur.

"Ayah. " Aura menepuk pelan wajah tampan Arza.

"Hem. " Arza malah semakin erat memeluk Aura menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Aura.

"Pindah kamar yuk. "

"Kenapa, disini aja. "

"Ayah. "

"Heem iya bunda. " Dengan malas Arza membuka matanya dan banhit dari kasur.

Saat dilihatnya Aura yang hendak turun dari kasur dengan gerakan pelan membuat Arza gemas dan bertindak mengendong sang istri menuju kamar mereka.

"Ayaah ih. "

"Kenapa sih bunda, gak ada anak-anak ini. " Arza terkekeh diakhir katanya.

"Tapi bunda malu. "

"Gak usah malu, bunda gak berat kok. "

"Ih. "

Baru akan memasuki kamar mereka, terdengar bunyi bel. Awalnya Arza pura-pura tidak mendengar namun Aura dengan mata melototnya Ia menepuk pelan bahu Arza.

"Ayah itu ada yang datang, buka dulu pintunya."

"Udah bunda paling nanti pergi lagi kalau gak di bukain pintu juga. "

"Gak boleh gitu. "

"Heem. "

Masih dengan Aura dalam gendongannya Arza membawa turun kelantai bawah dan akn membuka pintu Aura meronta ingin di turunkan dan lagi Arza mengiyakan saja. Selain efek mengantuk Ia juga lelah.

"Hallo boss dan bu boss. " Yang dilihat Arza dan Aura adalah tampang menyebalkan Tama yang kini senyum pepsodent disampingnya ada Rere yang langsung memeluk Aura.

"Mbak Au, gak apa-apa kan.? "

"Emang Mbak kenapa Re.? "

"Kan katanya keracunan semalam, mbak ih makanya masak sendiri jangan jajan di luar. "

"Kamu dari mana tahu.? "

"Vee yang bilang sama Tasha. "

"Ooh yaudah masuk yuk. "

"Kenapa di suruh masuk bunda, suruh pulang aja. "

"Wah gak boleh gitu pak boss. "

"Ayah istirahat aja di kamar ya. "

Rere melihat kantung mata tercetak jelas di wajah tampan Arza "Kenapa Mas Arza mbak.? "

"Begadang semalam. "

"Wah suami Idaman ya. " Rere bertepuk tangan riang. "Beda sama suami aku mbak, anaknya nangis tengah malah waktu sakit aja dia tidur,  aku sakit juga ditinggal tidur aja tuh. "

"Yank. " Tama yang tahu Tere sedang menyindirnya.

"Ya udah masuk yuk. Anak-anak pada sekolah ya. Jadi sepi."

"Mbak Au gak mau gitu honeymoon lagi.? " Rere menatap penuh binar pada Aura.

"Kerjaan Mas Arza banyak Re, lagian mbak gak bisa ninggalin anak-anak gitu aja kan. "

"Wah ide Bagus tu Re. Yuk bunda kita liburan berdua. Urusan kantor kan ada Tama yang urus kalau anak-anak bisa dititip ke rumah Abi Ali atau Papi. Udah besar kan bisa urus diri sendiri kok mereka."

"Yank, gara-gara saran kamu, aku kena juga kan. " Tama memandang Rere dengan memelas.

824 Kata.

TBC| 17 Juli 2017

Sebenarnya malam tadi mau post eh masalah jaringan selalu. Jadi aku post pagi tadi deh.

Maaf ya. Cerita makin ngawur. Wkwkwkw.

Mau lihat konflik gak? Kapan ya, nantilah ya. Sambil menguak misteri ya kali horror jadinya. Gak deng, menguak masa lalu sedikit yang membuat para pembaca bertanya-tanya.

Bye. Sekian.

Gak banyak ya? Tapi aku bakalan usahain post setiap haro dengan batas kata 800kata aja. Gpp lah ya.

Tinggalkan vomment.!

O R I O N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang