"Ku tak harus memilik mu, tapi bolehkah ku selalu di dekatmu.
Jatuh Hati- Raisa"
Mereka telah siap dengan sepeda masing-masing. Bukan Arza tidak ingin memanjakan mereka atau tidak perduli namun Ia telah menyiapkan satu mobil beserta sopir yang siap untuk mengantar dan menjemput mereka namun mereka tidak ingin. Jadi beruntunglah sekolah mereka tidak terlalu jauh dari perumahan mewah ini. Mereka akan menempuh waktu 15 menit dan masing-masing membawa baju ganti masing-masing. Bahkan si cantik kakak tidak ingin menggunakan mobil ke sekolah, Ia meniru sang abang dan tentunya mengajak adiknya itu. Membiarkan orang menilai apapun tentang mereka bahkan mereka merahasiakan nama keluarga yang mereka miliki. Mereka--Rion, Vee maupun Gee terkenal dengan prestasinya juga sifat yang ramah bahkan ketampanan dan kecantikan yang diturunkan oleh sang ayah dan bunda.
Arza membukakan pagar untuk mereka dan juga Aura berdiri di sampingnya memperhatikan segala kelengkapan mereka saat akan pergi. Bahkan berulang kali Aura menanyakan apakah ada yang tertinggal atau baju ganti mereka yang tidak di bawa membuat Arza merangkul sang istri sambil mengusap lengan atas Aura seolah menenangkannya. Tak lama dari kediaman seberang rumah mereka datang sosok dengan kemeja putih-rok abu-abunya datang sambil melambai ceria beserta sepeda pink nya menghampiri Auza Family.
"Assalamualaikum."
"Walaikumussalam." Jawab mereka bersamaan.
"Udah baik sepedanya kak.?" "Gak kesiangan lagi kak.?" Tanya twins bersamaan.
"Udah dong, engak lagi dong nanti ada yang ngomel." Sissy melirik Rion yang sejak tadi hanya diam.
"Ayah, Bunda. Pergi dulu ya. Assalamualaikum" Rion mengayuh sepedanya meninggalkan Sissy dan twins.
Gee lantas meneriaki sang abang "Abang tunggu, pergi dulu ya ayah bundaa Assalamualaikum." Dan di belakangnya Sissy dan Vee mulai mengikuti Rion dan Gee
"Walaikumussalam, Iya hati-hati."
Kini tinggallah mereka berdua, Arza membawa Aura masuk seraya mematikan mesin mobil yang sejak tadi Ia panaskan, sedangkan sopir yang ada sedang dipersilahkan untuk sarapan dan Ia akan mengantar sang nyonya kemanapun. Rumah mereka terasa sunyi saat para biang kegaduhan pergi untuk sekolah ini yang membuat Aura bosan hingga memutuskan untuk membuka boutiq setidaknya ada yang di kerjakannya, tentunya setelah urusan rumah selesai.
"Anak-anak sudah besar ya yah."
"Iya gak terasa ya bunda, rasanya kemarin ayah baru adzan buat si kembar."
Aura tersenyum haru pada sang suami, bahkan genangan air mata menumpul di pelupuk matanya. Membuat Arza gemas dan mengusap pelan pipi Aura lembut. Hingga aktivitas mereka terhentikan oleh bunyi bel. Aura bergegas membuka pintu utama.
Ting.tong
"Assalamualaikum."
"Walaikumussalam." Mata Aura membulat saat melihat siapa yang ada didepannya. "Yaampun Ree udah lama gak kesini udah tekdung aja lagi."
"Ih mbak bisa aja. Kejar target atuh" Mereka cipika cipiki khas ibu-ibu.
"Assalamualaikum aunty." Sosok cantik itu menyalami Aura yang Aura ingat 2 tahun yang lalu terakhir kali melihatnya.
"Walaikumussalam ih Tasha makin cantik. Adik kamu mana si Nando.?"
"Lagi sama ayah, Abang Gummy mana aunty."
"Abang Gummy nya sekolah sayang, kamu gak sekolah.?"
"Aku pindah sekolah aunty mungkin sama dengan twins."
"Ap—" "Siapa bun.? Tamunya suruh masuk dong."
"Eh Iya silahkan masuk. Tama mana.?" Aura mencari-cari Tama yang tidak kelihatan batang hidungnya.
"Lagi urus rumah mbak, nanti nyusul katanya."
"Rumah.? Kalian pindah rumah.?"
"Iya mbak, kita mau pindah keperumah ini. Dan Tasha akan pindah sekolah juga untung dia mau. Katanya sih gak apa-apa asal ada si kembar."
Aura mengangguk antusias mendengarkannya kabar Rere dan Tama yang akan pindah di perumahan yang sama dengan nya dan membuat bisa bertemu tiap hari membuat Aura membayangkan hari-hari sepinya kini telah memiliki teman untuk bersama.
Mereka—Rere,Tama, Nando dan Tasha tinggal di Bandung. Rere masih menjadi orang kepercayaannya tapi sejak usia Tasha 5 tahun Ia membeli toko kue itu karena Aura tidak memiliki waktu untuk mengurusnya apalagi bolak-balik kota begitu. Sedangkan Tama menangani cabang perusahaan Arza disana—tentunya Tama merengek untuk di pindahkan kesana setelah kelahiran sang putri membuatnya enggan berjauhan dan mau tak mau Arza mengurus urusan sendiri kini dan tangan kanan yang baru yang tentunya adalah orang yang telah dikenalnya lama dan dapat dipercayai untuk mengurus urusan kerjaan Arza.
***
"Kok kamu bisa dekat gitu sih sama Rion.?"
"Terus biasanya dia ngapain aja.?"
"Sifatnya emang cool, irit bicara gitu juga.?"
"Kemarin dia post ulang tahun adiknya kembar ya.?"
"Terus kamu juga ada di foto itu. Lucky!!!!"
"Lihat nih likenya aja ribuan, commentnya lihat juga waah."
Sissy menggaruk tengkuknya juga memijit pelipisnya sejenak mendengarkan kalimat-kalimat yang di lontarkan teman sekelasnya bahkan ada yang dari kelas lain datang untuk mendengar Sissy klarifikasi photo yang di post oleh Rion waktu acara ulang tahun sang adik kembar.
"Enggak kok, kita teman dari kecil aja kok. Beneran."
"Tapi kok bisa."
"Lucky bangeet."
Blablabla..
Sissy yang tidak siap akan lontaran pertanyaan ini pun kebingungan dan sedikit merutuki kebiasaan Rion yang post photo tanpa memberitahunya. Untung saja Ia tidak mengetag akun Sissy bisa di boooom sama para fans Rion nanti akunnya. Sejenak demi menghilangkan pusingnya Ia membuang arah pandang dan tak sengaja bertubrukan dengan manic biru Rion yang menatapnya datar membuat Sissy ingin mencolok matanya itu.
Kedekatan yang di mulai sejak kecil berlanjut masa kini membuat ikatan tak kasat mata. Jarak yang tak pernah hadir diantara salah satu. Bahkan menimbulkan rindu tiap harinya dan ketergantungan satu sama lain tiap waktunya. Tak banyak bicara tapi saling memahami. Itulah Ia, yang hadir bersama putaran waktu bersemi mengikuti alurnya yang disebut—kenyamanan.
Riau 30 Mei 2017.
879 Kata.
Publish : 12 Juni 2017
Gimana kalau aku post 3x dalam seminggu.? Mau gak? Mau gak.?
Slot tetap Senin-Selasa tapi yang satunya kalau mood baik , kangeeeen atau apa gitu aku bakalan post gitu.Typo? Maafkeun gak check.
Aku heran tiap post pas aku buka kok beda ya sama yang baru aku edit. Huhuhu
KAMU SEDANG MEMBACA
O R I O N [END]
Teen Fiction[Sequel dari Baby Gummy] Ketika seorang Guminorion Auza Dimika tidak ingin lagi dipanggil 'Gummy' nama kecilnya yang kini telah menjelma menjadi sosok pria jangkung dengan manik mata biru ciri khas sang kakek juga ayah. Ini bukan lagi tentang si B...