12 | QUALITY TIME |

6.6K 640 29
                                    

Hal yang paling dihindari kedua oleh Rion adalah ini, gadis centil yang memang cantik namun sangat menyebalkan saat menyerbunya dengan berbagai pernyataan ataupun rengekan manja yang membuat Rion hampir saja ingin kabur kemana saja. Bahkan bila perlu ke rumah Uncle Aldan yang berada di Padang-kampung aunty Layla atau masuk pondok pesantren seperti yang di kata sang kakek-Opa Ali yang selalu memberikan beberapa rekomendasi pondok pesantren yang terkenal di sepenjuru Indonesia namun yang di ucapkan Rion hanya membuat orang-orang terdiam tapi tentu saja sang kakek keras kepala dan terus berusaha. Namun tampaknya bisa di pertimbangkan.

"Abang Rion. Baru pulang ya ? Pasti capek kan.?"

"Udah tahu nanya." Rion yang sejak tadi menenteng sepatunya lantas masuk, meletakkan diatas rak dan masuk yang tentu saja diikuti oleh Tasha.

Rion yang saat itu sedangmengucapkan salam dan mengetuk pintu menunggu orang rumah akan membukakan pintu ataupun jika tidak ada jawaban Ia akan mencari kunci cadangan yang sengaja di taruh disuatu tempat namun yang tidak diinginkannya malah muncul sosok Tasha dengan senyum lebarnya Ia membukakan pintu utama lalu menyambut Rion dengan penuh gembira yang membuat Rion menahan geramannya saja.

"Abang Rion kok pulangnya lama, kelayapan dulu ya."

"Kamu pikir aku punya waktu untuk itu.?"

"Ya kali aja makan ice cream terus duduk-duduk di taman atau ..kebioskop.?" Ucapa Tasha membuat langkah kaki Rion yang akan menaiki tangga terhenti lalu menatap Tasha yang mengerjap menatap Rion.

"Bisa diam gak si Sha."

"Apa.? Apa abang tadi panggil apa.?"

"..." Rion menaikkan alisnya

"Selama bertahun-tahun baru kali ini abang manggil nama aku, setelah sekian lama aku menanti hari ini. Coba ulangi lagi bang, biar aku rekam buat jadi penghantar tidur aku."

Tanpa memperdulikan ucapan Tasha, Rion mengambil langkah seribu tanpa menoleh kebelakang lagi bahkan saat berselisihan dengan adiknya-Vee di tangga Ia tidak perduli langsung membuka kamarnya dan menguncinya. Membuat Vee bingung melihat kelakuan sang abang namun ketika melihat Tasha yang memegang smartphonenya yang tampaknya Ia sedang live streaming itu karena sambil menaiki tangga Ia bercakap tidak jelas.

"Eh Iya ini calon adik ipar aku, hohoho. Adeknya abang Rion. Say hallo dong Vee hey Vee." Baru Tasha hendak mengarahkan kameranya namun di cegah Vee.

"Tasha, aku lagi gak berjilbab. Kamu mau memperlihatkan aurat aku.? Aku sudah susah payah loh menjaga aurat aku di luaran sana. Sekarang aku baru selesai keramas jadi aku gak pakai jilbab di rumah, jadi ya maaf ya Tasha silahkan lanjutkan.."

"..." Tasha melongo mendengar ucapan Vee-bahkan Vee sudah kembali ke dalam kamarnya meninggalkan Tasha bingung, namun tidak ambil pusing Tasha lantas menatap sekitar kamar Vee, Rion dan Gee tertutup rapat akhirnya Ia memutuskan ke bawah dan pamit pulang mungkin Ia akan menggangu mommynya saja di rumah.

Auzafams Group:

G.Rion :

Gimana udah pulang.?

VA.nessha:

Sudah kyknya.

G.Rion:

Serius coba check dulu.

VA.nessha:

Mager.

Gee :

Berisik elah.

AuraNavulina:

Siapa yang udah pulang.?

VA.nessha:

*VA.nessha meninggalkan obrolan*

Gee :

*Gee meninggalkan obrolan*

G.Rion :

*G.Rion sedang tidak ada di tempat, silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi bip*

ArzaAldebaran:

Malam ini kita makan di luar ya. Bunda gak perlu masak banyak.

AuraNavulia:

Hurray!

VA.nessha:

Hurray! (2)

Gee :

Hurray! (3)

G.Rion :

Hurray! (4)

ArzaAldebaran:

.

***

Saat ini mereka duduk di meja yang berisikan lima orang yang saling tersenyum bahagia, menikmati quality time mereka diantara kesibukan masing-masing terlebih saat sang ayah harus keluar kota dan lama pulang membuat mereka saling merindukn kebersamaan keluarga mereka. Setelah selesai makan pembuka juga makanan inti, kini mereka menikmati makanan penutup yang mulai santai saat Arza menanyai masalah sekolah anak-anaknya.

"Gimana sekolahnya Vee dan Gee.?"

"Baik ayah, aman dan tentram." Gee menyuap ice cream coklatnya.

"Ayah, kaka mau ikut akselerasi boleh gak yah.?"

"Kenapa.?"

"Ya biar cepat lulus aja ayah."

"Kamu beneran mau.? Abang kamu aja yang pintar gak mau." Arza melirik Rion yang menikmati makananya tanpa suara.

"Ayah, abang mau masuk pesantren."

"Hah APAAA.??" Arza, Aura, Vee dan Gee berkata serempak dan membulatkan mata mereka membuat ruangan private itu yang sunyi menggema.

"Kenapa.?"

"Abang, ini pasti gara-gara Tasha yang bikin abang gak nyaman ya."

"Hush." Aura menatap Vee yang kini cemberut sambil memainkan ujung jilbab maroonnya.

"Kamu pikirkan baik-baik dulu ya bang." Hanya itu yang di ucapkan Arza

"Abang cemen, gitu aja pengen kabur. Kalau gak suka yaudah bilang langsung sama dia selama ini kan bang cuman menghindar, meski kentara abang gak suka sama dia tapi ya namanya perempuan pantang menyerah. Tolak aja dulu katakan sejujurnya baru nanti dia patah hati, nangis-nangis dan benci abang."

Aura menggeleng tidak percaya "Waah, anak bunda sudah pandai pikiran gitu ya, bikin patah hati anak orang ya."

"Kamu siapa yang ajarin, lebih ngerti kamu disbanding abang kamu.?" Arza terkekeh seraya menepuk pundak Gee.

"Kan anak ayah paling pandai."

"Huuu" Vee dan Rion melempari Gee dengan tisu yang digumpal.

"Hahahaha"

Terciptalah suasana bahagia, derai tawa milik keluarga Auza yang pastinya membuat keluarga lainnya iri, namun sebelum mencapai titik ini tentu saja mereka pernah menghadapi segala macam rintangan juga perjalanan masih panjang.

Riau 04 Juni 2017

820 Kata.

Publish : 29 Juni 2017

Hay!

O R I O N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang