"Sudah cukup waktuku mengenalmu, ku ingin membawamu lebih jauh
-Bahagia Bersamamu - Adera"
Rion beranjak dari duduknya mengikuti teman-temannya yang lain untuk menuju lapangan basket indoor, sedangkan para perempuan baru saja kembali ke dalam ruang kelas setelah mengganti baju di toilet perempuan. Sissy melipat baju kemeja putihnya juga rok abu-abunya dengan rapi lalu dilihatnya baju Rion yang tergantung tanpa dilipat disandaran kursinya lantas menuju kursi Rion dan melipatkannya—kebiasaan Rion sejak dulu yang sangat dipahami Sissy.
"Sissy, ayoo." Panggil Ghea—teman sebangku Sissy yang menunggunya di depan pintu.
"Eh iya tunggu."
Tidak sengaja Sissy melihat sebuah kotak di bawah laci Rion berserta surat berwarna pink yang mengundang tanyanya, namun baru ingin mengambilnya sosok Rion datang di depan pintu sambil menatapnya yang membuat Sissy heran karena para murid laki-laki telah menuju ruang basket indoor lantas kenapa Rion kini berdiri didepan pintu.
"Hosh.. hosh ...Ayo cepat ke ruang basket indoor."
Alasannya menjemput Sissy.
"Eh iya, tungguu."
Sissy menatap Rion yang berjalan di sebelahnya lalu menatap kedepan mengulum senyum yang timbul akan perhatian kecil Rion yang membuatnya sedikit melambung tinggi, diantara kedekatan mereka tentu ada rasa yang sejak awal berulang kali di tahan, ditolak meski terus mencoba muncul dipermukaan.
Dengan sedikit berlari mereka memasuki barisan masing-masing. Pak Sebastian yang kini tengah berdiri menghadap barisan murid menatap mereka tajam yang baru masuk kedalam barisan. Namun Ia sedang berbaik hati kali ini maka Ia membiarkan saja lagipula saat ini mereka belum memulai pemanasan membuat Sissy mengusap dada lega dan menatap Rion yang tampak datar-datar saja.
***
Setiap pulang sekolah Rion dan Sissy selalu menyempatkan menyinggahi sebuah toko buku emperan yang menjual buku bekas tapi masih layak dan disini banyak buku-buku lama yang tidak bisa di temukan Rion di toko buku lainnya, Ia bisa menambah koleksi buku untuk di perpustakaannya. Bahkan Rion kini telah memiliki ruang perpustakaannya sendiri yang membuat Aura sedikit heran anaknya hanya bergaul dengan Buku dan juga Sissy. Tentu saja karena mereka teman terbaik milik Rion sejak kecil hingga kini.
"Rion buku ini bagus deh sepertinya." Sissy mengangkat sebuah buku di tangan sebelah kanannya menunjukkan pada Rion yang memilah-milah buku.
"Mana.?"
Rion mengambil buku itu dan membaca judulnya "Oh ini aku udah baca di perpustakaan SD."
Sissy menatap Rion bingung, biasanya buku yang di baca Rion selalu di rekomendasikan kepadanya dan Ia akan membacanya tentu saja "Kok aku gak tahu.?"
"Waktu itu kamu lagi sibuk persiapan buat nampil perpisahan." Jawab Rion singkat sedangkan matanya menatap kembali jajaran buku yang lain.
Alis Sissy berkerut seolah berpikir keras "Ooh yang itu waktu kamu ngilang dicariin itu.?"
"Heem."
"Bahkan saat perpisahan waktu acara hiburan kamu juga ngilang itu ke perpustakaan kan.?"
Rion menatap Sissy yang sejak tadi bernostalgia "Iya Sissy, Iyaaa."
"Waah pantas aja pintar, ngilang sedikit ke perpustakaan. Ni ya, kan kamu udah beberapa kali ditawarin ikut kelas akselerasi eh kokbgak mau. Padahal kata Bunda Aura Ayah kamu dulu ikut akselerasi terus."
"Menurutku Ayah itu gak menikmatin masa mudanya, jadi aku gak pengen seperti ayah karena aku bisa lebih dari ayah." Rion meletakkan buku yang ada di tangan kanannya setelah membaca singkat Buku itu yang dirasa kurang menarik lalu mencari yang lain.
"Sama aja kayak kamu, apa-apa buku. Mana menikmati masa muda." Gerutu Sissy yang masih di dengar Gummy.
"Ya beda lah, kalau ayah bener-bener sama buku bergaulnya. Kalau aku kan selain sama buku ya ada kamu." Rion mengucapkan dengan santai tanpa menyadari Sissy yang mangatp-mangap tidak percaya sejak tadi.
Sissy menatap punggung Rion yang memilah buku itu, Ia cukup lama mengenal Rion sejak kecil, bukan hanya Rion namun juga Jessy dan adik-adik bahkan anak sahabat ayah dan ibunya Rion juga mereka akrab. Seperti Ana, Dylan, Devano, Kaluna dan Natasha yang sudah Ia anggap adik-adiknya sejak pertama kali melihat mereka terlebih pada baby twins yang kian hari kian tumbuh dengan baik.
Tidak terlalu menanggapi ucapan Rion yang dianggap angin lalu Sissy berbalik menjauh keluar dari toko dan merunduk sedikit diantara jajaran buku-buku lainnya yang ada, sedangkan Pak Aldi duduk di kursinya tersenyum melihat Sissy dan Rion pelanggan tetapnya. Sebenarnya yang ada disini koleksi pribadinya saat masih muda, sedangkan anak dan cucunya tidak menyukai buku-buku jadul seperti ini maka Ia membuka toko ini sambil mengisi waktu senggangnya.
"Rion ini buku bagus deh."
Rion memutar mata jengah dan tanpa menghadap Sissy Ia menjawab "Apalagi Si.."
"Iya ini buku bagus buat adik-adik kamu." Sissy berjalan dengan semangat menuju Rion. "Cara Menjadi Adik Yang Baik." Lanjutnya.
"Ha.?"
"Iya ini bagus Rion, pokoknya kamu belikan buat mereka kan lusa ulang tahun mereka tuh. Kamu mah jadi abang nyebelin gak pernah beliin hadiah tapi beli buku terus."
"Kan nantinya bukunya bisa di pakai mereka juga."
"Yaudah kamu beliin aja buku ini, kan intinya 'buku' dan kamu jadikan hadiah. Toh uang yang kamu keluarkan untuk membeli 'buku' kan bukan hadiah. Tapi buku yang bisa dijadikan hadiah."
"..." Rion terdiam mendengarkan penjabaran dari Sissy yang benar-benar cerewet.
"Aduh pintarnya aku, kok aku masih kalah sih sama Rion. Padahalkan aku pintar gini." Sissy dengan santai meletakkan buku itu di atas meja kasir Pak Aldi lalu terlibat percakapan seru dengan Pak Aldi yang meninggalkan Rion menatapnya aneh lalu mengangkat bahu tidak acuh.
"Haloo Pak Aldi."
"Haloo juga Sissy."
"Beli buku nih.?"
"Enggak pak itu tuh si Rion yang beli buku."
"Ooh si langganan tetap."
"Ha iya bener tuh pak."
Tiba-tiba Rion datang membawa tiga buah buku yang cukup tebal dan di letakkan nya diatas buku yang di rekomendasikan Sissy. Sissy sudah biasa melihat yang seperti ini bahkan saat pertama kali menemukan toko buku emperan ini Rion hampir memborong buku yang disukainya. Namun Sissy melarang dan dengan bernegosiasi cukup alot Rion yang akhirnya mengalah membeli lima buku saja.
Ia saja kata Rion beda saja kata Sissy.
Rion tidak tampak seperti seorang kutu buku—sama seperti sang ayah Arza yang saat ini memiliki tiga anak masih tampan dan menawan itu, Rion tampak seperti murid biasa yang memang memiliki gen ayahnya yang tidak bisa dihindari dan tentunya fans Rion banyak tersebar bahkan murid SMA lain rela mendatangi sekolahnya dan berdiri di pinggir jalan untuk melihat Rion walau tidak di lirik sama sekali oleh Rion.
Riau 06 Juni 2017
1030 Kata.
Haloo.
Aku dilema bakalan post setiap hari tapi suatu masa aku bisa hilang tiba-tiba karena gak ada ide atau tetap senin-selasa aja post nya biar kalian kangen aku gituuu.?
Jangan ngakak dong ya denger nama Sebastian tadi [Sebatas Teman Tanpa Kepastian] eh terus sama yg judul buku itu kalau gak salah aku ingat adegan di ulang tahun nya upin&ipin tapi lupa judul bukunya.Typo? Maafkan gak check
KAMU SEDANG MEMBACA
O R I O N [END]
Teen Fiction[Sequel dari Baby Gummy] Ketika seorang Guminorion Auza Dimika tidak ingin lagi dipanggil 'Gummy' nama kecilnya yang kini telah menjelma menjadi sosok pria jangkung dengan manik mata biru ciri khas sang kakek juga ayah. Ini bukan lagi tentang si B...